NovelToon NovelToon
Dinikahi Om Dari Sang Penghianat

Dinikahi Om Dari Sang Penghianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Selingkuh / Beda Usia / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Seorang gadis muda bernama Alya dikhianati oleh kekasihnya, Raka, dan sahabat dekatnya, Mira, yang menjalin hubungan di belakangnya. Dunia Alya runtuh. Namun, tanpa diduga, dia justru dinikahi oleh Davin, om dari Raka , seorang pria dewasa, mapan, dan berwibawa. Hidup Alya berubah drastis. Dia bukan hanya menjadi istri sah seorang pengusaha kaya, tapi juga tante dari Mira dan mantan pacarnya. Dari situ, kisah balas dendam elegan dan kisah cinta tak terduga pun dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 kelahiran

Proses persalinan berlangsung selama lebih dari tujuh jam. Tangis, jeritan, dan doa bercampur menjadi satu dalam ruang itu. Alya berkeringat deras, rambutnya basah, tubuhnya nyaris tak kuat lagi.

Namun begitu dokter berkata, “Ayo Bu Alya, ini puncaknya. Satu dorongan lagi... bayi sudah sangat dekat...!”—semua energi terakhir dalam tubuhnya terkumpul.

Satu... dua...

“Uaaaaa...!”

Tangisan nyaring menggema di ruang bersalin, disambut dengan tawa haru Davin yang langsung mencium kening istrinya.

“Itu… suara anak kita, Alya. Kamu berhasil,” katanya pelan, matanya berkaca-kaca.

“Apa… perempuan?” gumam Alya lemah.

Dokter tersenyum sambil mengangkat bayi mungil yang masih berlumur vernix, “Selamat, anak perempuan. Sehat, kuat, dan cantik seperti ibunya.”

Bayi mungil itu dibaringkan di dada Alya. Tangisnya pelan, wajahnya merah muda, matanya masih tertutup rapat.

Alya menangis sambil memeluk anaknya untuk pertama kali. “Kamu... rumahku sekarang.”

Pagi harinya, ruangan VIP rumah sakit dipenuhi aroma bunga dan suasana hangat. Tante Melati menangis saat menggendong sang bayi untuk pertama kali. “Cucuku yang manis... kamu lahir dari ibu terkuat di dunia.”

Davin duduk di tepi ranjang, mengusap lembut rambut Alya yang masih lelah. “Kamu luar biasa, Alya. Luar biasa.”

Alya tersenyum lemah. “Namanya... Aluna Davira Ardian . Cantik seperti azura di langit setelah badai.”

Davin mengangguk, matanya berlinang. “ Aluna Davira Ardian Nama yang indah, untuk permata hati kita.”

Berita kelahiran Nayla menyebar cepat. Banyak yang mengirim ucapan selamat, termasuk beberapa yang tak terduga—rekan-rekan lama Alya, bahkan mantan sahabat dan kekasih yang dulu mengkhianatinya.

Namun bagi Alya, semua itu tak lagi penting.

Yang ada hanya keluarga kecilnya sekarang. Davin, dirinya, dan bayi mungil bernama Aluna mereka adalah dunia baru yang penuh cinta dan harapan.

Malam itu, di rumah sakit, Alya menatap jendela sambil menggendong Aluna.

“Hidupku dulu dipenuhi luka. Tapi Tuhan ternyata tak lupa... Ia memberi hadiah terindah setelah badai.”

Davin berdiri di sampingnya, memeluk mereka berdua. “Dan kamu, Alya, adalah hadiah terindah yang pernah aku terima.”

Tiga minggu sudah berlalu sejak kelahiran Aluna Davira Ardian, buah cinta yang mengubah segalanya dalam hidup Alya. Waktu terasa berjalan lambat sekaligus cepat, seperti dunia berputar di sekeliling bayi mungil yang kini menjadi pusat semesta.

Hari-hari Alya dipenuhi dengan suara tangisan bayi, aroma ASI, popok yang harus diganti, dan malam-malam tanpa tidur. Namun semua itu terasa... indah.

Meski begitu, jadi ibu baru bukan hal mudah.

“Sayang, Aluna nangis lagi,” suara Davin yang pelan terdengar dari sisi ranjang.

Alya membuka mata dengan lelah. Ini sudah pukul dua pagi. Belum dua jam sejak Aluna terakhir menyusu. Ia meraba sekitar, mengumpulkan tenaga, dan bangkit pelan.

Davin langsung menyodorkan bantal menyusui. “Aku bantu ya,” katanya sambil menggendong Aluna ke pangkuan ibunya.

Alya menyusui sambil setengah mengantuk, tapi pandangannya tak lepas dari wajah mungil itu. “Kenapa kamu nggak pernah capek ya, Nak?” gumamnya.

Davin duduk di sebelah, memeluk bahu Alya. “Aku bangga banget sama kamu. Lelah begini, tapi kamu tetap semangat.”

Alya hanya mengangguk pelan. Ada rasa haru, lelah, dan bahagia yang bercampur jadi satu. Ia merasa seperti perempuan baru—lebih kuat, lebih sensitif, dan lebih dalam mencintai.

Pagi hari, rumah terasa hangat oleh kehadiran Tante Melati yang masih tinggal sementara menemani mereka.

“Kamu harus istirahat juga, Ly,” kata Tante Melati sambil menyuapi Alya bubur kacang hijau.

Alya tersenyum. “Kalau Aluna tidur lama, aku baru bisa tidur. Tapi... rasanya kayak kangen lihat wajahnya.”

Tante Melati tertawa. “Itu namanya naluri ibu. Wajar kok. Tapi kamu juga perlu jaga kesehatan. Ibu bahagia itu kunci bayi bahagia.”

Davin kini bekerja dari rumah sebagian besar waktu. Setiap pagi, ia menggendong Aluna ke ruang kerja dan menidurkannya di ranjang kecil di sebelah mejanya. Jika ada meeting, ia akan menyalakan mode silent dan meletakkan Aluna di stroller.

Pagi hari, giliran Davin yang mengganti popok atau mengajak Aluna berjemur di teras. Kadang mereka bertiga duduk di taman belakang, menikmati waktu senja.

“Mas Davin...” ucap Alya di satu sore, saat melihat suaminya mendongeng sambil mengayun Aluna.

“Hm?” Davin menoleh, tersenyum.

“Aku takut nggak cukup baik jadi ibu,” gumam Alya.

Davin bangkit, duduk di sampingnya dan menggenggam tangannya. “Sayang, kamu hebat. Lihat Aluna... dia nyaman banget di peluk kamu. Kamu lah rumah terbaik untuk dia.”

Alya terdiam. Matanya berkaca-kaca. Perasaan tidak cukup, tidak siap, kadang menyelinap di balik bahagia menjadi ibu. Tapi pelukan Davin, dan napas hangat Aluna, menjadi jawaban.

Minggu ini, Alya mulai mencoba belajar “me time”. Ia membaca buku parenting, menonton video edukasi ASI, hingga mulai menulis di blog pribadinya lagi—tentang pengalaman menjadi ibu muda yang dulu pernah ditinggalkan, namun kini dikuatkan.

Respon pembaca luar biasa. Banyak ibu muda yang merasa terhubung. Banyak yang menyemangati dan menyampaikan bahwa mereka merasa didengarkan lewat tulisan Alya.

Tante Melati tersenyum bangga. “Lihat, kamu bukan cuma jadi ibu untuk Aluna, tapi juga jadi penguat untuk banyak perempuan lain.”

Suatu siang, saat Aluna l tertidur dan Davin sedang meeting, Alya mendapat pesan WhatsApp dari nomor tak dikenal.

“Apa kabar, Alya? Aku dengar kamu sudah punya anak? Selamat, ya... semoga bahagia.”

Alya terdiam. Itu nomor Rey. Mantan kekasih yang dulu mengkhianatinya dengan sahabatnya sendiri.

Tangannya gemetar sesaat. Tapi bukan karena marah. Hanya karena... ia merasa sudah terlalu jauh meninggalkan masa lalu itu.

Alya membalas pendek:

“Terima kasih. Aku sangat bahagia sekarang. Semoga kamu juga.”

Lalu ia menghapus pesan itu dan memeluk Aluna yang sedang tidur nyenyak. Tak ada lagi ruang untuk masa lalu. Hanya masa depan, untuk anaknya dan keluarganya sekarang.

Di malam hari, Alya dan Davin duduk di balkon, Aluna tidur nyenyak di kamar setelah mandi sore dan menyusu dengan kenyang.

“Terima kasih udah temani aku jadi ibu,” kata Alya.

“Dan kamu, sudah menjadikan aku ayah paling bahagia,” jawab Davin sambil mencium keningnya.

Bintang-bintang di langit bersinar lembut. Hati Alya penuh syukur. Menjadi ibu bukan perjalanan yang mudah. Tapi dengan cinta, segalanya bisa dilalui.

Karena kini, ia bukan hanya perempuan yang bangkit dari pengkhianatan.

Ia adalah ibu. Istri. Dan rumah bagi

jiwa-jiwa yang ia cintai.

*

*

*

Saat Alya duduk di ruang tengah sambil membaca artikel tentang psikologi perkembangan anak,

Sedangkan Aluna berada di kamar bersama Tante Melati, tapi tiba tiba

Alya mengerutkan kening. Ketika suara bel rumah berbunyi. Jarang ada tamu sepagi ini pikir Alya, tapi ia tepat bangun dari duduknya dan menuju pintu.

Begitu pintu dibuka, sosok tinggi semampai dengan riasan mencolok dan parfum menyengat berdiri di sana. Wanita itu mengenakan dress ketat merah marun dengan high heels tinggi.

Pagi. Aku Rahel,” katanya dengan senyum manis yang tidak sampai ke mata. “Aku teman kantor Davin. Dia ada?”

Alya mengamati perempuan itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. “Pagi juga. Sayang sekali, suamiku sedang di kantor. Ada yang bisa kubantu?” Nadanya tenang tapi tegas.

Rahel menyibakkan rambut ke belakang. “Oh... sayang ya. Padahal aku ada urusan penting dan... sangat pribadi,” katanya sambil menekankan kata pribadi.

Alya tersenyum. Senyum seorang wanita yang tahu medan dan tak mudah digertak.

“Kamu mau bicara soal pekerjaan atau perasaan?” tanyanya langsung.

Rahel tampak kaget. “Maksudmu?”

Alya melipat tangan di dada. “Karena kalau soal pekerjaan, kamu bisa langsung email atau ke kantor. Tapi kalau soal perasaan—mending kamu simpan sendiri. Karena sayangnya, kamu telat bertahun-tahun.”

Rahel mengerjap, matanya mulai memanas. “Aku cuma ingin memastikan Davin bahagia. Karena kupikir, mungkin dia terjebak dalam pernikahan cepat. Kasihan, masih banyak wanita yang bisa buat dia lebih hidup.”

Alya tertawa pelan. “Lebih hidup? Sayang... justru sejak kami menikah, hidup Davin makin bermakna. Coba kamu tanya dia siapa yang dia peluk setiap pagi, siapa yang ia tunggui malam-malam saat putrinya demam. Dan siapa yang jadi alasan dia pulang cepat dari kantor.”

Rahel mulai kesal. “Aku cuma... menyayangkan saja. Kamu terlalu muda, terlalu polos untuk laki-laki dewasa seperti Davin.”

Alya menatap tajam, dengan senyum tetap di wajah. “Terlalu muda, ya? Mungkin. Tapi aku cukup dewasa untuk tidak menggoda suami orang. Dan cukup bijak untuk tidak datang pagi-pagi ke rumah wanita lain, hanya demi mencari perhatian laki-laki yang jelas-jelas bukan miliknya.” perkataan tajam Alya membuat Rahel mati kutu lalu pergi begitu saja tanpa pamit.

bersambung

1
Nay
👍👍👍
Cindy
lanjut kak
Diyah Pamungkas Sari
saking serunya bca smpe merinding deg deg an pula loh
Diyah Pamungkas Sari
suka karakter alya!! 👍👍👍❤️❤️❤️
Cindy
lanjut kak
Noey Aprilia
Kpn sih mreka kna krma???
kn ksel kl trs ngusik alya sm davin....
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Noey Aprilia
Woooowwww....
raka bnrn tlus atwcma modus????
kya'nya dia pduli sm alya,tkut d skiti ktanya....
Noey Aprilia
Hai kk....
aku udh mmpir lg...tp gmes pgn getok kplanya tu orng,gila bgt smp ftnah plus neror sgla sm alya....pdhl kn mreka yg udh jht....
Cindy
lanjut kak
Astrid Fera
kak inda knpa gk bkin gnre krjaan lgi kak,,pdhl lo yg bikn kak inda seru lo,,crtax
inda Permatasari: sudah ada tapi belum di publish saja,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!