NovelToon NovelToon
MUTIA

MUTIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Single Mom / Selingkuh / Anak Yatim Piatu
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Riaaan

Masa remajaku tidak seindah remaja lain. Di mana saat hormon cinta itu datang, tapi semua orang disekitarku tidak menyetujuinya. Bagaimana?

Aku hanya ingin merasakannya sekali saja! Apa itu tetap tidak boleh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riaaan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

"Ya, ga tau! Gue juga ga tau kenapa gue kepikrian, kenapa gue peduli, kenapa gue mau bantuin lo, gue juga ga ngerti."

"Lo kesian?" tanyanya lagi.

"Ya anggap aja kayak gitu. Lagian lo juga ga bakalan macem-macem kan? Tetangga di sini banyak. Kalo lo aneh-aneh gue bisa teriak atau nelpon Bulan," ucapku.

"Kalo gue aneh-aneh?"

"Ga! Gue yakin lo ga kayak gitu. Gue percaya sama lo!"

"Tapi gue yang takut lo apa-apain di sini!" tegasnya.

"Lah, emang gue ngapain? Gue ga pernah aneh-aneh!"

"Lo nyium gue! Lo juga meluk gue tadi!"

Kemudian kami hanya berdiam diri. Aku juga tidak mengerti kenapa juga aku memeluk dia tadi? Haduuuh!

"Pokoknya gue bakalan di sini buat pastiin lo masih hidup!" ucapku.

"Sampe kapan? Paling besok lo balik. gue masih punya kesempatan buat besok," ucapnya debgan senyum jahil.

"Ya udah gue nginep lagi besok!" balasku.

"Ga bisa, Mut! Lo cewek, gue cowok, kecuali kalo lo istri gue! Gue punya prinsip ga bakalan aneh-aneh sama cewek! Jadi, mending lo balik aja."

"Kalo gue jadi istri lo, gue boleh nginep di sini? Gue bisa pastiin lo masih hidup sampe kapan pun?" tanyaku.

"Ya iyalah! Suami istri bomeh tinggal serumah, tapi kalo kayak gini kan ga boleh."

"Ya udah, lamar gue sekarang!" tegasku dengan berani.

"Astaga! Kalo Alex denger lo ngomong gitu, gue bakalan ditonjokin dia!"

"Pokoknya gue nginep di sini sampe gue bisa pastiin los tetap hidup meskipun verada di posisi yang sulit kayak gini!" tegasku.

"Lo bikin posisi gue makin sulit, Mut. Gue bisa berantem sama Alex."

"Alex sama keluarganya masih di Jawab Barat!"

"Ya tetap aja, kalo Alex tau dari orang gimana?"

"Biarin! Yang penting gue ga gila gegara mikirin lo mau bunuh diri!"

"Lo suka sama gue?" Pertanyaan yang membuatku merasa mual.

Mata kami bertemu.

"Kalo lo ga suka sama gue, jangan bertingkah berlebihan. Biasa aja," ucapnya lagi.

"Ga! Pede banget lo!" ketusku.

"Lo ga harus jadi segila ini kalo lo ga suka sama gue, Mut."

"Ya gue kesian aja sama lo, Nu!"

"Bulan juga kesian, tapi dia ga segitunya."

"Ya kan cara orang beda-beda!"

"Ngaku kalo lo suka sama gue!"

"Ga! Gue cuma kesian aja!"

Tiba-tiba Wisnu menghampiriku dan menggenggam tanganku. Aku biasa saja.

"Lo deg-degan kan kalo gue kayak gini?" tanyanya.

"Ga! Gue baisa aja. Udah dibilangin gue cuma kesian." balasku.

Tiba-tiba ia memelukku. Aku masih sama baisa saja.

"Kalo gini?" tanyanya lagi.

"Biasa aja, Nu!" ketusku. "Atau jangan-jangan lo yang deg-degan!"

Wisnu langsung melepaskan pelukannya. Dia terdiam menatapku kemudian menatap ke arah lain.

Ha ha! Suka sama gue ternyata.

"Udahlah gue tidur di sini aja. Lo tidur di kamar!" ucapku.

Tanpa kata Wisnu langsung pergi ke kamar.

***

Pagi-pagi sekali, aku terbangun sebab alarm ponsel. Aku harus segera pulang sebab ibu butuh motor untuk berangkat kerja. Aku melihat Wisnu yang masih tertidur di kamar dengan sebuah bantal.

"Nu!" panggilku sambil membangunkannya untuk pamitan.

"Nu! Gue balik ya? Lo jangan aneh-aneh! Kalo ada apa-apa, nelpon gue atau Bulan," ucapku sambil menoel-noel pipinya.

Tiba-tiba ia menarik tanganku dan dipeluknya layak guling tidur. Pelukan yang tidak kuat sebab dia masih tertidur, tapi tubuh Wisnu lumayan berat.

"Nu! Astaga!" omelku berusaha kabur dari pelukan itu. Tapi wajah Wisnu terlihat amat dekat. Wajah polos dengan nata bengkak. Pasti semalam dia menangis lagi. Aku juga memerhatikan detail lain dari wajah itu. Termasuk alisnya yang tebal dan hitam. Hidungnya yang mancung. Bibirnya yang merag muda sebab tidak terpapar rokok dan minuman aneh.

  - Cup! Tiba-tiba aku menciumnya.

Entahlah. Aku juga bingung. Aku hanya ingin melakukannya, tidak ada alasan lain. Aku ikut memeluknya sambil berbaring.

"Tetap hidup ya, Nu," bisikku.

Aku jadi kepikiran sesuatu. Apa rasanya berciuman lama seperti yang Suci lakukan dengan pria di kelab malam itu? Aku menirunya. Kuciumi bibir Wisnu. Mumpung dia masih tertidur dan dia tidak akan mengingat kejadian ini.

Ternyata bibir Wisnu terasa sedikit manis dan kenyal. Tiba-tiba dia ikut menciumi bibirku. Aku mulai terpejam dan memeluknya.

Mungkin dia mengigau, begitu pikirku. Saat aku membuka mata, rupanya Wisnu sudah terbangun dan menatap wajahku.

"Nu ...." ucapku tersendat. "Gue ga maksud apa-apa! Suer! Gue cuma mau ngerasain ...."

Kembali dia menciumi bibirku. Aku yang awalnya menolak, kini terbuai dan ikut memangut bibir itu sampai-sampai kepalaku miring demi lebih leluasa menikmatinya.

"Gue tau lo suka sama gue," bisik Wisnu.

"Iya," jawabku dengan wajah kami yang sangat dekat. Aku kembali mengecup bibir itu berkali-kali.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!