Kisah ini bukanlah tentang perasaan yang timbul karena adanya ketertarikan pada seseorang, melainkan tentang adanya perasaan yang diawali dari kebencian, lebih tepatnya adalah balas dendam.
Semuanya dimulai dari Devano Alian Laxbara, seorang pemimpin geng motor besar sekaligus pengendali teknologi. Dia memiliki sikap dingin, tegas, dan wajah yang nyaris sempurna. Siapa sangka, seorang Vano yang tak ingin terjerumus ke dalam percintaan kini seketika berubah saat bertemu Azzura Hasnal Alexander, gadis yang dikenal ramah dan ceria, namun ternyata menyimpan banyak rahasia dalam dirinya. Ia sengaja mendekati Vano dengan alasan balas dendam melalui pembunuh bayaran. Seiring berjalannya waktu, ia malah terlanjur jatuh cinta berkali-kali sehingga ia lupa dengan rencana balas dendamnya, yang pada akhirnya ia masuk ke dalam perangkapnya sendiri.
Vano yang curiga akhirnya mengetahui bahwa Zura, yang selama ini ia prioritaskan, ternyata ingin menghancurkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LidaAlhasyim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEDATANGAN RAJORD
Di sekolah, Kini Sasya menemani Zura menuju toilet wanita, beberapa lama setelah Zura memasuki toilet , Sasya merasa ada yang sedang menguntitnya, ia pun mendengar langkah kaki yang semakin mendekat kearahnya. Namun, Sasya tidak menyadari bahwa sebuah pisau hampir saja mengenainya.
Awalnya Sasya hanya memberontak, kemudian gadis itu menendang titik lemah milik orang itu.
Sedangkan Zura yang baru saja keluar dari Wc, ia tersentak melihat Sasya yang berusaha melawan orang itu.
"Sasya! "
Zura menendang tulang belakang orang asing itu karena hampir saja menusukkan sebuah pisau kearah Sasya.
Seketika orang itu langsung kabur karena merasa ada orang lain, Zura dengan cepat menuju ke arah Sasya.
"Lo gak kenapa-napa kan?" Sasya hanya menggelengkan kepalanya .
"Kita ke UKS ya sekarang, soalnya di dahi lo ada sedikit memar. "
Zura pun membawa Sasya menuju UKS, di dalam hati, Zura sejak tadi memikirkan siapa sebenarnya orang asing tadi, ia tidak mengenalnya sama sekali.
i𝙩𝙪 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙡𝙤 𝙠𝙖𝙣 𝙂𝙝ezar.......
◦•●◉✿ 𝑣𝑎𝑛𝑜𝑟𝑎 ✿◉●•◦
"Lo harus jujur Van, sebenernya lo itu naksir sama siapa?" Rangga bertanya sambil menaik turunkan alisnya.
Vano merasa saat ini ia sedang di sidang oleh teman- temannya. Apalagi, saat ini Arlino dan bunda juga berada di sana. Saat ini mereka berada di ruang tamu.
" Oh iya, Bunda gak pernah dengar lo kalo kamu udah punya pacar!" Clary juga ikut penasaran karena pertanyaan Rangga barusan.
"Siapa bilang bang Vano gak punya Bun! "
Arlino kini memulai aksinya, dan hal itu membuat Vano menelan kuat salivanya, jika sudah membahas pasangan seperti ini, sungguh Vano lebih memilih untuk menghilang saja.
"Terus, siapa dong? "
"Namanya Zura Bun, cewek tercantik di Galaxa! "
Arlino membuat Vano membelalakkan matanya, sedangkan Bara, Ariyan, Rangga dan Akmal, mereka sontak tak percaya.
"Ini Bun, orangnya, " Arlino menunjukkan sebuah foto kearah Clary. Bundanya itu tidak asing dengan gadis yang ditunjukkan Arlino.
"Itu kan anaknya temen Bunda dulu! "
"Wah, pas banget Bunda, " Bara juga ikut menggoda Vano.
Vano yang sudah tak tahan, ia langsung menuju ke kamarnya tanpa memperdulikan teriakan teman- temannya yang menggoda nya.
Di benaknya, ia memikirkan dari mana Arlino tau jika Vano menyukai gadis itu. Padahal, ia hanya memendamnya tanpa memberi tahu kesiapa pun.
𝘼𝙬𝙖𝙨 𝙡𝙤 A𝙧𝙡𝙞𝙣𝙤...
◦•●◉✿ 𝑣𝑎𝑛𝑜𝑟𝑎 ✿◉●•◦
𝘿𝙞 sore hari, beberapa mobil mewah kini terparkir di halaman markas Albatros , seseorang keluar dari mobil dengan beberapa orang lainya yang menggunakan jaket kebesaran nya.
Para anggota Albatros sudah berbaris untuk menyambut kedatangan orang itu sejak tiga menit yang lalu.
Vano bersama Akmal, keduanya berada ditengah- tengah barisan.
"I'm glad to meet you in person Vano!" Vano menyambut kehadiran orang itu dengan sangat ramah saat seseorang itu bersalaman dengan nya. "I'm also happy to meet you, Rajord. "
"Wih, sejak kapan ketua kita lancar banget bahasa Inggris? " Rangga berbisik pelan kearah Bara dan Ariyan. Sedangkan Jay yang mendengarnya , kini terkekeh pelan.
"Lo gak tau aja bang, otaknya bang Vano itu kaya arus listrik."
Di satu sisi Akmal dan Sasya pun langsung membawa Rajord beserta para anggota lainya untuk menuju tempat peristirahatan mereka.
Mereka langsung menyediakan layaknya hotel di lantai ketiga markas. Sebelum itu, Rajord terlebih dahulu duduk di ruang utama, karena merasa sangat lelah sekali.
Vano pun memerintahkan untuk membuat kan minuman untuk partnernya itu.
"Can you speak Indonesian?" Vano bertanya hanya sekedar ingin tahu.
"Yes, saya sudah belajar beberapa bulan ini! " Vano menganggukkan kepalanya setelah mendengar yang barusan di ucapkan oleh Rajord.
"Markas anda sangat besar sekali, " Rajord berucap takjub , sambil melihat- lihat ke seluruh ruangan.
hal itu membuat Vano terkekeh.
"Tapi, gak ada bandingannya sama markas lo di prancis! "
"No, markas anda memang lebih besar bahkan, markas milik kami tidak sebesar ini! "
Rajord menjelaskan ketakjubannya , walaupun bahasa Indonesianya tidak begitu lancar.
Kemudian, Rajord pun memutuskan untuk beristirahat di kamar yang telah disediakan.
Ia semakin takjub melihat kamar tersebut.
𝘽𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣, 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙖𝙙𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙖𝙧 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙬𝙖𝙝 𝙙𝙞 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙢𝙖𝙧𝙠𝙖𝙨 𝙠𝙖𝙢𝙞 !. Batinnya.
◦•●◉✿ 𝑣𝑎𝑛𝑜𝑟𝑎 ✿◉●•◦
"Lo mau makan apa?" Vano bertanya ke pada Rajord, menu makan malam apa yang cowok itu sukai.
"Sepertinya saya akan makan apa yang ada saja, karena tidak mungkin saya harus makan dengan menu prancis!" Rajord berucap dengan begitu semangat.
"Lo pengen apa, Ratatouille atau Cassoulet? " Vano memberi saran makanan prancis yang telah di persiapkan sejak awal. Hal itu membuat Rajord semakin takjub.
"Waw, anda menyediakannya juga?"
Hidangan pun sampai di atas meja bundar. Disana Vano di temani oleh Akmal, Ariyan, Bara dan Rangga .
Sedangkan, para anggota Albatros dan anggota GMTT sedang berkumpul bersama di tempat yang telah di sediakan.
Sedangkan Sasya, gadis itu lebih memilih duduk dengan sekretaris Rajord yang juga kebetulan adalah seorang perempuan.
Setelah makan malam bersama, Vano mengajak Rajord menuju ke balkon markas. Pemandangan malam ini sangat lah indah sekali. Bahkan, Rajord tak hentinya mengambil sebuah foto.
"Gue mau cerita sesuatu," ucap Vano mulai serius, Rajord pun memilih berada disamping Vano dengan posisi duduk.
"Silahkan!"
"Akhir-akhir ini, gue sering banget diteror, gue bahkan, sempat curiga sama seseorang, lo mau kan bantuin gue?" Vano menjelaskan semua yang dialaminya sekarang.
"Tentu saja, sepertinya masalah mu sangat besar! "
Vano membenarkan perkataan Rajord, ia juga sempat memikirkan kejadian kedepannya.
Hingga tak terasa sudah larut malam, keduanya asyik berbincang dengan pengalaman dan proses pembentukan geng motor mereka hingga detik ini.
◦•●◉✿ 𝑣𝑎𝑛𝑜𝑟𝑎 ✿◉●•◦