NovelToon NovelToon
Dipaksa Kawin Kontrak

Dipaksa Kawin Kontrak

Status: tamat
Genre:Obsesi / Pelakor jahat / CEO / Nikah Kontrak / Cintapertama / Tamat
Popularitas:17.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dini Nuraenii

Kaila tidak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis hanya dalam semalam. Seorang perempuan sederhana yang mendambakan kehidupan tenang, mendadak harus menghadapi kenyataan pahit ketika tanpa sengaja terlibat dalam sebuah insiden dengan Arya, seorang CEO sukses yang telah beristri. Demi menutupi skandal yang mengancam reputasi, mereka dipaksa untuk menjalin pernikahan kontrak—tanpa cinta, tanpa masa depan, hanya ikatan sementara.

Namun waktu perlahan mengubah segalanya. Di balik sikap dingin dan penuh perhitungan, Arya mulai menunjukkan perhatian yang tulus. Benih-benih perasaan tumbuh di antara keduanya, meski mereka sadar bahwa hubungan ini dibayangi oleh kenyataan pahit: Arya telah memiliki istri. Sang istri, yang tak rela posisinya digantikan, terus berusaha untuk menyingkirkan kaila.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Tiga hari berlalu sejak kepulangan Kaila, dan rumah Satya berubah menjadi markas besar strategi media dan hukum.

Tim humas dan legal Wira bekerja tanpa henti, menyusun narasi balasan terhadap berita negatif yang dipicu Nayla.

Kaila, mengenakan gaun hamil sederhana namun elegan yang dipilihkan Arya, menghabiskan waktu di ruang kerja, berlatih pidato yang akan ia sampaikan di depan publik.

Setiap kata harus diucapkan dengan jujur, tapi penuh dengan perhitungan.

Arya berdiri di sampingnya, selalu menjadi penguat dan tembok pertahanan emosionalnya. Ia membagi fokusnya antara menenangkan Kaila dan mengurus kerugian bisnis yang disebabkan Nayla, yang kini melumpuhkan beberapa proyek besar Satya Group.

“Jangan lihat media atau komentar mereka,” pesan Arya, saat Kaila mulai terlihat gelisah. “Jangan biarkan tatapan siapapun menghakimimu. Lihat aku. Katakan kebenaranmu seolah kamu hanya berbicara kepadaku. Katakan bahwa kamu lari karena cinta dan rasa bersalah, bukan karena pengecut atau ketidakjujuran.”

Kaila menarik napas panjang, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu. Ia memikirkan semua kesulitan yang ia lalui, semua penghinaan yang ia terima.

Pidato ini akan disiarkan langsung melalui saluran berita utama milik Satya Group, disaksikan oleh jutaan mata, termasuk semua mitra bisnis dan terutama, Nayla yang haus akan kehancurannya.

Sore itu, di ruang konferensi pers yang didesain minimalis namun megah di salah satu properti Satya, Arya dan Kaila duduk di meja utama.

Kaila terlihat pucat, tapi matanya memancarkan ketenangan yang kuat, hasil dari dukungan Arya. Wira duduk di barisan depan, matanya tajam memantau setiap reaksi dan bahasa tubuh.

Arya berbicara lebih dulu. Suaranya penuh otoritas, dingin, langsung menghantam semua spekulasi yang beredar di media sosial.

“Selamat sore. Saya Arya Satya. Saya berdiri di sini untuk mengklarifikasi situasi yang telah menyeret nama baik dan keluarga saya,”

Arya memulai, tatapannya tajam menembus kamera, penuh ketegasan seorang pemimpin. “Istri saya, Nayla, dan saya sedang dalam proses perceraian karena perbedaan prinsip yang fundamental yang tidak dapat disatukan lagi.

Dan wanita di samping saya ini, Kaila, adalah wanita yang saya cintai, ibu dari anak saya, dan calon istri sah saya.”

Ia mengambil jeda dramatis, lalu melanjutkan, “Mengenai insiden memalukan di acara kemarin, saya tegaskan bahwa Nayla bertanggung jawab penuh atas insiden memalukan itu, yang direncanakan untuk menjatuhkan Kaila. Tetapi lebih dari itu, Kaila adalah korban dari ketakutan yang ia rasakan terhadap dunia kami yang penuh kepalsuan, di mana uang dan kekuasaan lebih penting daripada kebenaran. Ia lari bukan karena ia salah, tetapi karena ia merasa bersalah telah membawa masalah ke dalam hidup saya.”

Arya menyerahkan mikrofon kepada Kaila. Kaila menatap Arya sebentar, genggaman tangannya menguat, mengambil kekuatan terakhir, lalu menatap kamera.

“Nama saya Kaila,” ia memulai, suaranya pelan tapi jelas, tanpa nada menyesal yang dipaksakan. “Saya mengakui masa lalu saya yang sederhana, dan semua kesulitan yang menyertainya. Saya adalah wanita yang berjuang sendirian. Saya juga mengakui, saya menyembunyikan masa lalu saya yang traumatis dari Arya, karena saya takut ia akan membuang saya dan anak ini, kembali kepada istrinya yang sah.”

Kaila melanjutkan, suaranya mulai meninggi sedikit, dipenuhi emosi yang tulus.

“Ketika skandal itu terjadi, saya melihat kehancuran dan rasa malu yang saya sebabkan pada nama besar keluarga Satya. Saya merasa tidak layak. Saya memutuskan lari, bukan untuk bersembunyi dari tanggung jawab anak ini, tetapi untuk melindungi nama Arya dan masa depan anak saya yang tidak bersalah.”

Ia menyentuh perutnya, air mata mulai menggenang, tapi ia menahannya dengan sekuat tenaga.

“Tapi Arya menemukan saya. Dia datang ke tempat persembunyian saya dan menunjukkan bahwa dia mencintai saya, bukan harta atau nama baiknya. Dia memilih saya di atas segalanya, bahkan di atas kerugian bisnis yang besar yang kini kami hadapi. Saya kembali hari ini, bukan sebagai wanita kontrak, melainkan sebagai wanita yang dicintai, siap berdiri tegak di samping Arya Satya, siap menjadi Nyonya Satya yang sah, dan melawan semua fitnah dengan kebenaran.”

Kamera menyorot wajah Arya, yang mengangguk penuh dukungan, matanya memancarkan kebanggaan. Kaila mengakhiri pidatonya dengan pernyataan yang kuat.

“Saya harap, semua orang bisa memahami: Cinta sejati terkadang membutuhkan pengorbanan yang besar. Dan saya dan Arya siap berkorban demi kebenaran ini, demi anak kami.”

Pidato Kaila menyentuh hati banyak orang, terutama karena ketulusan dan kerentanan yang ia tunjukkan.

Dalam beberapa jam, narasi media mulai berbalik drastis. Kaila, dari gold digger menjadi wanita sederhana yang dicintai, korban dari skandal yang diatur. Simpati publik mulai mengalir deras, bahkan meredam beberapa serangan bisnis Nayla.

Namun, Nayla tidak akan membiarkan simpati ini bertahan lama. Ia merencanakan serangan yang jauh lebih pribadi dan kejam.

Saat pidato Kaila berakhir, Nayla, yang menonton dari kediaman orang tuanya, melemparkan gelas kristal ke dinding, serpihannya berhamburan. Wajahnya merah padam karena amarah dan penghinaan.

“Dia berani! Dia memutarbalikkan narasiku! Dia terlihat seperti malaikat suci!” teriak Nayla, suaranya serak.

“Tenang, Nayla. Kita masih punya kartu as yang tidak bisa mereka sanggah dengan cinta,” kata Pak Hendrawan, ayahnya, dengan suara dingin dan perhitungan.

Nayla segera menghubungi tim legalnya, suaranya penuh dendam.

“Saya ingin kalian segera mengajukan gugatan balik,” perintah Nayla, nadanya setajam pisau.

“Gugatan balik atas tuduhan kekerasan verbal dan emosional oleh Arya, dan gugatan harta gono-gini maksimal. Dan yang paling penting, dengarkan baik-baik: Gugatan hak asuh anak.”

Tim legal Nayla terkejut. Gugatan hak asuh anak adalah langkah yang sangat ekstrem dan tidak konvensional, mengingat Nayla bukan ibu biologis.

“Kita tidak punya darah biologis, Nyonya,” kata pengacaranya hati-hati. “Ini akan sangat sulit dibuktikan di pengadilan.”

“Kita akan menggunakan hukum dan fakta,” balas Nayla dengan senyum kejam.

“Kalian akan berargumen bahwa Kaila tidak stabil secara finansial, tidak memiliki latar belakang yang layak, dan paling penting: dia berencana menyerahkan anak itu kepada Arya sejak awal.

Itu membuktikan dia tidak layak menjadi ibu, dia hanya pedagang anak.

Tunjukkan ke pengadilan bahwa Kaila tidak layak, tetapi aku, dengan stabilitas Satya Group (sebagai istri sah yang sah secara hukum), pantas menjadi wali anak itu.

Aku akan mengambil anak itu dan menghukum Kaila dan Arya dengan cara yang paling menyakitkan dan permanen.”

Langkah hukum Nayla segera dilancarkan. Berita tentang gugatan hak asuh anak yang diajukan oleh istri pertama Arya segera menyebar, menggantikan berita tentang pidato Kaila. Ini adalah serangan pribadi yang kejam, bertujuan untuk merobek satu-satunya sumber kekuatan Kaila: bayinya.

1
Indah Rosyida
asik bacanya
Oma Gavin
sekarang kamu merasa menang arya dan nayla tunggu saja seperti ucapan kakek wira kalian hanya menunggu waktu pembalasan atas perbuatan kalian semua ke kaila
Oma Gavin
ngapain takut melahirkan dan merawat anakmu kaila selama kamu sehat bisa bekerja keluar dari rumah tersebut kenapa kamu ragu jgn gadaikan harga diri mu untuk orang2 yg menganggap rendah dirimu jgn sampai kamu menyesal telah menukar anakmu dgn dalih tdk bisa memberikan yg terbaik builshit
Aquarius97 🕊️
jangan mau kaila,
Aquarius97 🕊️
hadir Thor 👋🏻
Aquarius97 🕊️: siap Thor 👋🏻
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!