Ganti judul: Bunda Rein-Menikah dengan Ayah sahabat ku
"Rein, pliss jadi bunda gue ya!!" Rengek Ami pada Rein sang sahabat.
"Gue nggak mau!" jawab Rein.
"Ayolah Rein, lo tega banget sama gue!"
"Bodo amat. Pokok nya, gue nggak mau!!" tukas Rein, lalu pergi meninggalkan Ami yang mencebik kesal.
"Pokoknya Lo harus jadi bunda gue, dan jadi istri daddy gue. Titik nggak pake koma!" ujarnya lalu menyusul Rein.
Ayo bacaa dan dukung karya iniii....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mey(◕દ◕), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"S-sial!" Davin menatap tak percaya isi map yang di berikan oleh Dave beberapa menit lalu.
Bahkan tangan nya bergetar pelan, masih syok dengan kenyataan yang ia ketahui. Bagaimana bisa, maksud nya kenapa semua ini bisa terjadi.
Davin mengusap wajah nya kasar. Bisa-bisa nya rahasia sebesar ini ia tidak mengetahui nya.
Dengan keadaan linglung, Davin segera berlalu dari ruangan nya menuju garasi. Mobil melaju dengan kencang, Davin menatap tajam jalanan yang cukup padat.
Kepalanya bahkan berdenyut sakit. Ia membutuhkan jawaban atas semua ini. Dan hanya satu orang yang bisa menjelaskan nya, wanita itu Fitriana.
Tak membutuhkan waktu lama, Davin tiba di sebuah rumah yang jauh dari pemukiman warga. Bahkan rumah itu bisa di bilang dekat dengan area hutan.
Mata nya menangkap beberapa pria berbaju hitam yang sedang berdiri di luar rumah itu. Tak lupa beberapa mobil juga terparkir dengan asal.
Davin berjalan dengan cepat, menuju rumah wanita yang selama ini ia percayai sebagai ibu nya.
Dor
Dor
Langkah Davin terhenti saat mendengar suara tembakan nyaring yang bersahutan dari dalam rumah.
"Anda tidak bisa masuk!" Ucap seorang pria yang berdiri dekat dengan pintu.
Davin mengangkat alis heran, siapa pria ini yang berani-beraninya menghentikan dirinya untuk masuk.
"Jangan bodoh, dia anak nyonya besar!" Ucap pria di sebelah nya dengan pelan, namun Davin masih bisa mendengar nya.
Pria itu menatap Davin kaget kemudian menunduk takut. "M-maafkan saya tuan, silahkan masuk." Ucap nya takut dengan menunduk tak lupa menurunkan pistol yang mengarah pada Davin. Davin segera masuk, mengabaikan permintaan maaf dari pria tadi, menurut nya itu hanya buang-buang waktu.
***
1 jam yang lalu...
Fitriana baru saja pulang entah dari mana. Wajah nya tertekuk marah saat mengetahui bahwa Davin berhasil menangkap supir yang ia perintahkan untuk membunuh Ami dan Rein.
Wanita itu berjalan dengan cepat menuju ruang kerja nya, tangan nya bergerak cepat mencari sebuah berkas yang sudah ia dapati dengan susah payah.
Ia harus segera pergi, jika tidak mungkin polisi akan menangkap nya, lebih parah lagi jika pria yang berstatus ayah dari Davin mengetahui perbuatan buruk nya.
Seingat nya berkas itu ia simpan di dalam brangkas berisi surat-surat penting. "Sial, dimana berkasnya?" Ucap nya marah.
Beberapa berkas yang berada di atas meja sudah terjatuh ke lantai, namun map itu juga tak kunjung di temukan.
Fitriana meraih ponsel nya yang berada di dalam tas, saat hendak menelfon seseorang suara tembakan terdengar.
Dengan cepat wanita itu berjalan menuju pintu. Fitriana tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya saat melihat wajah yang sudah lama tak ia lihat, berdiri tak jauh dari nya.
Namun dengan cepat wanita itu kembali menguasai dirinya.
"Ah, tamu tak di undang. Senang bertemu dengan mu, kembali?" Ucap nya santai.
"Berhentilah omong kosong, dan hentikan semua sandiwara mu sekarang juga!" Jawab seorang yang berdiri di hadapan Fitriana.
"Hahaha ternyata kau sudah tahu. Ku pikir kau sudah tiada menyusul tua bangka itu, ternyata kau masih hidup. Sayang sekali, ck!"
Davin mengerutkan keningnya, menatap wanita yang selama ini mengaku sebagai ibu nya sedang berdebat sengit dengan seorang wanita yang menutupi kepala nya dengan topi serta mengenakan masker.
"Jaga bicaramu, dia ayah mu Fitriana!"
"Hahaha apa kau bilang, ayah? Aku tak Sudi menyebut nya ayah. Asal kau tahu, tua Bangka itu sudah tiada di tangan ku, tepat saat kau menghilang!"
"Ini ada apa kak?" Tanya Alex yang baru saja tiba. Alex yang sedang berada di kantor mendapatkan pesan dari nomor baru, isi pesan tersebut menyuruh nya untuk kembali ke rumah sang ibu, karena ada sesuatu yang harus ia ketahui.
Davin menoleh mendapati wajah sang adik. Rasanya ia sudah lama tak bertemu dengan bocah ini.
Lihat lah bahkan bocah ini sudah menyamai tinggi nya.
"Maka dari itu, aku kembali untuk membalaskan dendam ayah dan mengambil apa yang sudah menjadi milikku!" Kedua pria itu lantas menoleh dan menatap dua wanita yang sedang berdebat sengit itu.
Davin dan Alex baru menyadari bahwa beberapa pria berbaju hitam yang saling menodongkan senjata.
"Kak?"
Dor
"Sial!" Davin segera mengeluarkan pistol nya lalu menembak tangan wanita yang berhasil melukai adik nya.
Ya, betul sekali. Alex tertembak dengan tiba-tiba dan pelaku nya ada wanita yang sedang berteriak marah saat ini karena Davin menembak tepat di tangan kanan nya.
"Berani nya kau melukai anak ku!"
Bugh
Wanita yang menutupi tubuh nya dengan jubah itu langsung menendang Fitriana hingga tersungkur.
Plak
"Ini balasan karena kau sudah berani-beraninya mengakui dirimu ibu untuk anak-anak ku!"
Perkelahian tak bisa di elak kan lagi. Anak buah dari masing-masing wanita itu langsung bertarung dengan hebat. Pukulan, tendangan mereka layangkan satu sama lain.
Alex yang tertembak tepat pada dada nya langsung jatuh di atas dingin nya lantai. Darah segar keluar membuat kemeja putih yang pria itu kenakan sudah berubah warna.
Davin dengan panik segera mengangkat tubuh Alex dan hendak membawa nya menuju rumah sakit, tapi gerakan nya terhenti saat pria yang sudah lama tak ia temui datang dan langsung mengambil alih tubuh Alex darinya.
"Biar papah yang bawa adik kamu ke rumah sakit, kamu bantu mamah kamu!"
Davin tanpa melawan segera mengangguk dan berbalik melihat rumah yang sudah seperti kapal pecah. Netra nya menangkap dua wanita yang mempunyai paras serupa sedang bertarung.
"Mamah!" Gumam nya bingung.
***
Perkelahian sudah berhenti sekitar beberapa menit yang lalu. Anak buah Fitriana mungkin pingsan karena terkena obat bius yang sengaja di gunakan oleh lawan nya.
Namun tidak dengan dua pemimpin mereka. Kedua nya masih terlibat perkelahian, meskipun tubuh keduanya sudah terluka di beberapa bagian.
Davin juga terluka di bagian pipi dan leher yang tak sengaja terkena goresan pisau dari lawan. Davin tentunya membantu wanita yang di sebut sang papah ibu nya.
"Sayang...?" Davin dan dua wanita itu langsung menatap ke arah pintu, saat mendengar suara dingin nan berat yang menyapa pendengaran mereka.
Seorang pria paruh baya yang masih terlihat gagah masuk lalu berjalan dan memeluk posesif pinggang salah satu dari kedua wanita itu.
"Hentikan semua nya Ana! Semua rahasia mu sudah terbongkar!" Ujar pria itu santai.
Fitriana yang sudah terluka akibat tembakan dan pukulan yang ia terima dari lawan nya membuat nya cukup terlihat menyedihkan. "Dasar penghianat!" Teriak nya marah, saat mengetahui pria yang selama ini ia kira sudah mencintai nya ternyata menghampiri sang kakak. Sialnya ia kecolongan, bagaimana bisa kedua nya masih terlihat baik-baik saja, padahal ia sendiri yang memastikan kedua nya berpisah.
"Siapa yang kau sebut penghianat? Aku hanya kembali kepada istri ku yang sebenarnya!" Tegas pria itu. Davin menatap Aldrich sang papah yang terlihat tegas bahkan tangan nya memeluk posesif pinggang wanita yang ia yakini ibu kandung nya.
"Aku tahu selama ini kau berpura-pura menjadi istri dan ibu untuk anak-anak ku demi membalaskan dendam mu dan merebut harta kekayaan ku, tapi sayang nya istri ku cukup pintar untuk mengetahui niat busuk mu." Lanjut nya.
"Satu hal yang ku sesali, bagaimana dulu aku bisa tertipu dengan manusia seperti mu. Untung saja aku menikahi wanita yang cerdas, jadi aku tidak salah langkah, dengan memperlakukan mu layak nya seorang istri pada umum nya. Oh satu lagi, kau pasti mencari ini bukan?" Pria itu mengangkat tangan kanannya yang terdapat sebuah map berwarna gold.
Fitriana menatap map itu, lalu menatap Aldrich yang berdiri di hadapan nya. "Sial, kembalikan map itu!"
Fitriana yang ingin menyerang Aldrich langsung terhenti saat sebuah peluru meleset melewati nya. "Peluru ini bisa saja menembus kepala mu, jika kau melewati batas mu dengan menyentuh suami ku!" Itu bukan hanya kata-kata biasa tapi sebuah peringatan.
Davin melangkah mendekati mereka. Pria itu akhirnya mengetahui semua nya dengan jelas. Wanita yang selama ini mengaku sebagai ibu nya ternyata adalah adik kembar dari ibu yang asli. Sungguh aktingnya sangat bagus sekali, sampai-sampai ia tidak mengetahui jika itu bukan ibu kandung nya.
"Ternyata kau bukan ibu ku. Pantas saja sikap mu buruk sekali sebagai seorang ibu!" Komentar Davin pedas.
"Kau bahkan mencelakai Putri ku serta calon istri ku!" Lanjut Davin sembari mendekati wanita yang selama ini membohongi nya.
"Kau juga yang sudah mencuci otak adik ku dengan mengatakan kebohongan-kebohongan yang kau karang sendiri." Tak ada yang bersuara, Davin memejamkan mata saat emosi hampir menguasai dirinya. Davin akhirnya mengetahui mengapa sang adik sangat jarang menemui nya, semua karena Fitriana yang selalu mengarang kebohongan untuk membuat Alex jauh dari nya. Dan tak lupa juga, Fitriana selalu memaksa Alex untuk mengambil alih perusahaan yang di pimpin Davin.
Untung saja ia masih mengingat ajaran sang ibu kandung dulu. Dia tidak boleh memukul wanita, meskipun Davin sangat ingin menghajar wanita yang selama ini mengaku-ngaku sebagai ibunya.
"Biar mamah yang urus dia! Kalian duluan aja ke rumah sakit buat liat kondisi Alex!" Wanita yang sedari tadi diam angkat suara. Ia melepaskan masker nya lalu menatap Davin. Putra pertama nya.
Davin menatap wanita yang juga menatap nya dengan senyuman simpul namun menenangkan hatinya. Pria anak satu itu mengangguk, tak lupa membalas senyuman sang ibu.
"Tangkap dia, dan bawa ke tempat biasa!" Perintah wanita yang tak lain adalah Fitriani.
Beberapa anak buah nya langsung bergerak cepat dan menangkap Fitriana yang sudah memberontak ingin di lepaskan.
"Lepaskan aku dasar brengsek!" Teriak nya marah.
Anak buah Fitriana sudah di bawa oleh orang-orang Fitriani menuju suatu tempat.
Davin menatap Aldrich lalu Fitriani bergantian. "Kenapa, son?" Tanya nya.
"Bisa di jelaskan? Maksud dari semua ini?" Ucap nya.
"Setelah adik kamu sadar, mamah akan jelasin semua nya." Ucap nya.
TBC...
alay bgt
Menurut Davin tetlalu lelet utk nikahin Rein,Kenapa juga harus nunggu wisuda dulu,Bisa aja kan nikah dulu,Resepsinya baru nunggu Rein wisuda..yg penting udah di halalin Biar Fitriana gak bisa recokin lagi hubungan kalian..