NovelToon NovelToon
My Adopted Sibling'S Obsession

My Adopted Sibling'S Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / Konflik etika / Cinta Paksa
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: medusa

(Warning🌶️)

Amina, gadis cantik yang adopsi oleh keluar konglomerat dari sebuah panti asuhan, dan memiliki seorang Kakak angkat bernama Stevan.

Semasa mereka kecil, Stevan selalu memberi perhatian dan kasih sayang sebagai seorang Kakak, hingga dengan berjalannya waktu mereka pun tumbuh dewasa, dan kasih sayang yang diberikan oleh Stevan membuat orang-orang sekitar merasa tak nyaman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ketakutan Amina.

...Sambil menunggu wanita itu membeli obat, tiba-tiba Amina teringat sesuatu....

"Astaga... aku lupa! Aku kan mau membeli salep," gumamnya, lalu tersadar dan bergegas pergi.

...Wanita yang tadi sudah selesai membeli obat segera kembali ke tempat semula. Namun, ia tidak lagi melihat Amina di sana....

"Ke mana gadis cantik itu?" bisiknya bertanya pada diri sendiri sambil celingukan.

"Kak," tegur Amina.

"Kya!" Wanita itu terlonjak kaget dan tanpa sadar memasang kuda-kuda.

...Amina dan para pelanggan lain terkejut melihat reaksi spontan tersebut. Menyadari tindakannya, wanita itu kembali berdiri tegak dengan anggun, memasang senyum femininnya sambil menatap Amina....

"Ehem... ini obatmu," ucap wanita itu sambil berdehem sejenak dan menyodorkan kantong kresek berisi obat kepada Amina.

"Terima kasih, Kak. Maaf sudah membuat Kakak kaget," kata Amina sambil meraih kantong kresek dan mengembalikan uang wanita itu.

"Untuk apa ini?" tanya wanita itu, menatap uang di tangan Amina.

"Ini untuk mengganti uang Kakak yang tadi terpakai membeli obat," jawab Amina.

"Tidak usah. Kalau begitu, bagaimana kalau kamu traktir aku kopi saja?" tawar wanita itu sambil mengedipkan mata menggoda.

"Baiklah, Kak," jawab Amina sambil memasukkan kembali uangnya ke dalam tas, lalu menatap wanita itu.

"Ngomong-ngomong, nama saya Amina. Kalau nama Kakak siapa?" Amina mengulurkan tangannya.

"Aku Jesi," ucapnya sambil meraih tangan Amina. Mereka pun berjabat tangan.

"Salam kenal, Kak Jesi." Amina tersenyum gembira menatap Jesi.

...Tiba-tiba, ponsel Amina kembali berdering. Amina segera melepaskan tangan Jesi, lalu mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan menjawab panggilan tersebut....

 "Amina, ini sudah jam berapa?!" pekik Amel dari seberang telepon dengan nada marah.

"Oh... iya, maaf. Aku akan segera ke sana." Amina segera mematikan panggilan, lalu menatap Jesi.

"Kakak, aku permisi dulu ya... sampai jumpa!" seru Amina sambil berlari meninggalkan Jesi, tanpa menunggu jawaban.

... Di luar apotek, seorang suruhan Stevan memperhatikan Amina yang keluar dengan langkah tergesa-gesa. Keningnya berkerut, lalu ia turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam apotek....

...Usai menanyakan sesuatu kepada beberapa orang di dalam, ia keluar dan segera menjalankan mobilnya, membuntuti Amina menuju kampus....

🌺

🌺

🌺

...(Malam harinya)...

...Tepat pukul sembilan malam, setelah selesai makan dan berbincang sejenak mengenai rencana Amina untuk tinggal di asrama bersama Tuan Hernando. Awalnya, Tuan Hernando sempat menolak karena ia tahu istrinya pasti akan sangat frustrasi jika tidak melihat Amina....

...Namun, setelah beberapa kali dibujuk oleh Amina dan Nyonya Elsa, akhirnya ia setuju. Amina meminta mereka untuk merahasiakan hal ini dari Stevan, dengan alasan khawatir Stevan tidak akan setuju. Tuan Hernando dan istrinya pun menyetujui permintaan tersebut....

"Saatnya minum obat," gumam Amina sambil meraih kantong kresek berisi obat. Setelah meminumnya, ia kembali menyimpan obat itu dengan rapi agar tidak terlihat oleh Nyonya Elsa dan para pelayan.

Brak!

...Pintu kamar Amina terbuka lebar, membuatnya tersentak kaget. Ia segera membalikkan tubuhnya menghadap pintu....

"Kakak..." lirihnya, menelan ludah dengan susah payah.

"Untuk apa kamu pergi ke apotek, Amina?" tanya Stevan dengan napas memburu kasar sambil menutup pintu kamar dan melangkah mendekati Amina.

"Aku... aku..." Amina tergagap gugup, mundur selangkah.

"Aku bertanya! Untuk apa kamu pergi ke apotek, Amina?!" bentaknya dengan nada tinggi.

"Bukan urusan Kakak!" pekik Amina, air mata ketakutan berlinang di pipinya saat menatap Stevan.

Stevan tersenyum sinis. "Bukan urusanku?" Ia maju selangkah mendekati Amina, lalu mengulurkan tangannya menyentuh dagu gadis itu. "Semua yang ada padamu adalah milikku, Amina. Jadi... aku berhak tahu apa pun yang kamu lakukan di luar sana," tekannya, memperjelas perkataannya.

"Kakak jahat..." lirih Amina, isakannya semakin menjadi.

"Aku tidak jahat, aku hanya menginginkanmu." Tatapan Stevan perlahan turun dan berhenti pada bibir ranum Amina. "Cepat lepaskan semua pakaianmu. Aku sedang ingin bermain," perintahnya dengan nada dingin.

...  Amina menggeleng cepat sambil mendekap tubuhnya yang kecil dengan kedua tangan....

"Kakak... cukup, aku tidak ingin ini terjadi lagi," pinta Amina lirih.

"Aku tidak suka mendengar bantahan darimu, Amina. Sebelum aku turun dan mengatakan yang sebenarnya kepada Papa dan Mama," ancam Stevan dengan dingin.

...Amina membeku di tempatnya, tak bergerak. Melihat itu, Stevan menyunggingkan senyum sinis, lalu berbalik dan melepaskan kemeja hitam yang dikenakannya, menunjukan pungung lebarnya....

Kemudian Stevan berbalik menatap Amina. "Kenapa masih diam? Apa kamu menunggu aku yang melepaskannya?" ucap Stevan sambil melepaskan jam tangan dari pergelangan tangannya, lalu meletakkannya di atas meja belajar Amina.

"Kak... sebaiknya Kakak habisi saja aku," lirih Amina. Ia benar-benar sudah tidak kuat lagi hingga akhirnya mengucapkan kata-kata itu.

...Stevan melangkah mendekati Amina dan menghimpit tubuh kecilnya ke dinding kamar. Ia lalu meraih rahang Amina, memaksanya mendongak menatap kedua matanya....

"Bahkan jika kamu mencoba mati, kamu tetap akan menjadi milikku, Amina," bisik Stevan sebelum melumat bibir Amina dengan kasar dan tanpa ampun.

...Amina memberontak sekuat tenaga, namun Stevan terlalu kuat. Tanpa kesulitan, Stevan mengangkat tubuh Amina yang meronta-ronta dan membawanya ke tempat tidur, membaringkannya, lalu mengukungnya....

"Aku mencintaimu, sayang," bisik Stevan lagi, menciumi Amina.

...Malam itu, Amina tidak bisa menghindari olahraga panas tersebut. Di dalam kamar kedap suara itu, teriakan dan jeritan pilunya tak mampu menembus dinding, sehingga kedua orang tua angkatnya tetap larut dalam tontonan televisi di kamar sebelah....

(Bersambung)

1
Bunggo Sikumbang
nikahin thor
asihh..💖
ini Amina udah di unboxing kak...
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: iya./Shame/
total 1 replies
Myra Myra
Amel kamu cari mati nnty kamu tahu ape akan berlaku
Myra Myra
kamu jahat Ngan Aminah Amel...nnty kamu sndry akn menyesal
Myra Myra
kamu mudah mkn hasutan...PD perempuan mcm tu ...
Yara
semangat terus ya thorr 🥰🥰🥰🥰🥰
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: makasih/Pray/
total 1 replies
Yara
gass teruss
Abz
lanjut kak
asihh..💖
lanjut kak nanggung bgt
Said Syarifah
kok blm up
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: Maaf, Thor sedang sibuk merevisi ulang karya thor yang lain./Grievance/
total 1 replies
Yara
berbalik nih kayanya yg ngejar 😊😊
Abz
lnjut
Yara
lanjuuut 🥰🥰🥰🥰
Yara
ni jodoh nya si amel kk nya ya thorr, kalau iya cuss lanjut
Yara
gk sabar dan berdebar
Yara
😍😍😍😍😍😍😘😘😘
Yara
mudah2an seru ya
Abz
lnjut
Yeni Astriani
keren Thor visualnya
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: makasih/Pray/
total 1 replies
asihh..💖
ini Amina blm di unboxing kan kak cm foreplay doank apa gimana kok keder sndiri😅😅
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: cuman foreplay, santai/Chuckle/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!