CEO perusahaan literasi ternama, Hyung menjual dirinya di situs online sebagai pacar sewaan hanya karena GABUT. Tak disangka yg membelinya adalah karyawati perusahaannya sendiri. Ia terjebak satu atap berminggu-minggu lamanya. Benih-benih asmara pun muncul tanpa tahu jika ia adalah bosnya. Namun, saat benih itu tumbuh, sang karyawati, Saras malah memutuskannya secara sepihak. Ia tak terima dan terpaksa membongkar jati dirinya.
"Kau keterlaluan, Saras. Kau memperlakukanku semena-mena tanpa menimbang kembali perasaanku. Lihat saja! Kau akan datang padaku secara terpaksa ataupun patuh. Camkan itu!"
Ia pun ingin membalas terhadap apa yang pernah Saras lakukan padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gaharu Wood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTEMUAN PERTAMA
"Nona! Nona!!!"
Sontak saja Hyung kaget melihat wanita itu jatuh. Ia pun berteriak-teriak memanggil wanita itu. Tapi wanita itu tidak menjawabnya. Seseorang dari kamar pun terlihat keluar dan melihat mereka. Ia kemudian mengambil sapu untuk memukul Hyung. Tapi Hyung segera menjelaskan siapa dirinya.
"Nona, aku pacar sewaan Saras! Tolong jangan pukul aku!"
Hyung meminta kepada wanita itu. Wanita itu pun berhenti memukul Hyung. "Pacar sewaan Saras?" Wanita itu tampak bingung.
"Ya, benar. Aku ke sini atas permintaan dream web," kata Hyung lagi.
Terlihat kecemasan di raut wajah wanita itu. Ia pun segera membangunkan temannya yang tak sadarkan diri di lantai. "Saras, sadarlah." Dan ternyata wanita yang jatuh pingsan itu adalah Saras.
Apakah aku terlalu menakutkan sampai dia pingsan seperti itu?
Sungguh Hyung tak mengerti mengapa kesan pertama malah menyeramkan. Ia tak tahu mengapa bisa membuat penyewa jasanya pingsan.
Setengah jam kemudian...
"Ras, kau baik-baik saja?"
Sinar matahari yang masuk lewat ventilasi menjadi saksi atas Saras yang tersadarkan. Hyung pun duduk di kursi yang sedikit berjauhan dengan mereka. Ia merasa bersalah dan juga tidak enak hati karena telah datang pagi-pagi.
"Maafkan kedatanganku yang tidak mengabari lebih dulu." Hyung menyesal. Ia mengutarakan permintaan maafnya kepada Saras dan juga temannya.
Teman Saras menoleh ke Hyung. "Apakah kau tidak bisa datangnya lebih siang? Kau datang pagi sekali ke sini. Temanku baru saja bangun dan melihatmu. Mungkin dia mengira kau itu hantu!" Teman Saras mendengus kesal kepada Hyung.
Saras menepuk tangan temannya, seolah ingin mengatakan baik-baik saja. Hyung pun melihat Saras yang dapat memaklumi tindakannya. Wanita yang baru bangun tidur itu membuat Hyung berpikir lain tentangnya.
Wajahnya cantik walau tanpa make up. Hyung membatin.
"Tak apa. Aku baik-baik saja. Mungkin terlalu kaget karena kedatangan tamu pagi-pagi," kata Saras dengan suara yang masih lemas.
Hyung pun segera ingat dengan map yang dibawanya. "Em, Nona. Maaf, ini dokumen perjanjian yang harus ditandatangani. Pria berbadan kekar itu menunggu di bawah," kata Hyung kepada Saras dengan tak enak hati. Namun, ia terpaksa mengatakannya karena telah ditunggu.
"Pria berbadan kekar?" Saras pun menoleh ke arah temannya.
Teman Saras mengangguk. "Ya, memang begitu. Dulu juga begitu," katanya lagi.
Dulu juga begitu? Hyung terheran.
Pada akhirnya Saras menandatangani kontrak perjanjian itu. Hyung pun segera menyerahkannya kepada pihak situs. Ia akan mulai dipekerjakan hari ini. Hyung menjual dirinya sebagai pacar sewaan.
Tiga jam kemudian...
Hyung masih duduk di ruang tamu. Ia memerhatikan keadaan sekitar rumah kontrakan Saras. Hyung jadi berpikir berapa gaji yang ayahnya berikan kepada wanita itu. Hyung ingin tahu lebih lanjut. Tapi ia tidak mungkin membongkar penyamarannya saat ini. Hingga akhirnya Saras keluar dari kamar dan mengajaknya berbincang.
Dia cantik.
Hyung pun melihat Saras yang baru saja mandi. Aroma tubuh sehabis mandi itu pun tercium olehnya. Membuat Hyung merasa tenang. Saras juga kemudian duduk di seberangnya. Ia melihat-lihat data diri Hyung yang menyamar sebagai Vi.
"Usiamu dua puluh delapan tahun?" tanya Saras kepada Hyung.
"Benar, Nona." Hyung pun menjawab dengan formal.
"Panggil saja Saras. Sekarang aku temanmu. Eh, bukan! Aku ratumu. Selama enam bulan kau harus menuruti semua keinginanku." Saras terlihat tidak suka dipanggil dengan sebutan Nona.
"Tentu." Hyung pun mengangguk-angguk.
"Aku jarang merapikan rumah jika tidak seminggu sekali. Aku juga jarang mencuci pakaian jika tidak tiga hari sekali. Kau bisa menggantikan tugasku?" tanya Saras kepada Hyung.
"Tentu." Hyung tampak terheran dengan tugasnya. Namun, ia bersikap seolah bisa menerimanya.
"Bagus. Kebetulan yang punya kontrakan juga datang setahun sekali. Jadi jika ada yang bertanya siapa dirimu, katakan saja kau itu adikku. Lingkungan di sini juga tidak terlalu peduli pada tetangga. Tapi ada baiknya kau bersapa saat bertemu mereka. Karena bagaimanapun kesopanan yang utama," kata Saras lagi.
"Baik."
"Dan satu lagi. Di depan teman-temanku kita harus berlaku mesra seperti sepasang kekasih. Jangan tunjukkan jika kita hanya pura-pura. Karena tujuan utamaku adalah menyumpal mulut mereka agar tidak seenaknya lagi mendiskriminasiku yang masih sendiri. Kau mengerti?!" tanya Saras dengan tegas.
Dia ternyata banyak permintaannya. Dasar wanita, tidak mau rugi sama sekali.
Hyung tertawa kecil.
"Kau menertawaiku?!" Saras langsung ngegas kepada Hyung.
"Eh, tidak-tidak. Itu suara perutku! Ya, perutku. Aku belum makan sejak semalam. Aku lapar sekali." Hyung pun segera beralasan kepada Saras.
Saras mengerutkan dahinya. Ia merasa kesal kepada Hyung. Sedang Hyung berusaha menempatkan diri seperti tidak tahu apa-apa tentang Saras. Ia melakukan penyamarannya.
"Baik, kita ke pasar sekarang. Aku juga belum berbelanja," ajak Saras kepada Hyung.
Hyung mengangguk. Dengan senang hati ia menurutinya.
Beberapa jam kemudian...
Pewaris tunggal perusahaan literasi ternama itu memainkan perannya dengan baik. Bagaimana tidak, Hyung yang menyamar sebagai Vi melakukan pekerjaan rumah dengan nyaris sempurna. Ia menyapu, mengepel lantai, mencuci piring, pakaian, bahkan memasak. Tak lama si empu rumah pun keluar dari kamarnya. Hyung melihat Saras yang baru saja terbangun dari tidurnya.
Wajahnya lucu saat baru bangun tidur. Ia kemudian menyapa Saras. "Aku sudah masak. Kau mau makan?" Hyung berjalan mendekati Saras yang terdiam di depan pintu kamar.
"He-em."
Saras pun menjawabnya dengan ragu. Saat itu juga Hyung melihat Saras yang membalikkan badannya. Saras kembali masuk ke kamarnya.
Eh? Dia kenapa? Kenapa masuk kamar lagi?Hyung bertanya-tanya dalam hatinya.
Malam minggu pertama...
Malam ini adalah malam minggu pertama bagi Vi atau Hyung yang bekerja sebagai pacar sewaan Saras. Dan sebagai pekerja, sebisa mungkin memberikan pelayanan terbaiknya. Ia membuat Saras terhibur dengan kehadirannya. Dan terkadang melakukan hal konyol agar Saras tertawa. Tapi wanita berusia tiga puluh tiga tahun itu seperti menahan dirinya. Hyung pun kehilangan kepercayaan diri saat membuat lelucon jenaka namun Saras tidak tertawa karenanya.
Mungkin dia tipikal jinak-jinak burung merpati.
Lantas Hyung pun membantu Saras membuatkan pamflet untuk menyambut anniversary perusahaan yang ke-9. Dan tentu saja Hyung menunjukkan bakatnya dalam membuat desain grafis. Terlebih untuk perusahaannya sendiri. Saras pun tampak terpana dengan keahlian Hyung.
"Nama aslimu memang Vi?" tanya Saras sambil melihat Hyung mewarnai desain yang telah jadi di laptop.
"Bukan. Nama asliku Kimochi," jawab Hyung penuh percaya diri.
"Hah???" Saat itu juga Saras tak percaya. Ia terbelalak mendengarnya.
Hyung tertawa. Ia merasa Saras ingin mencari tahu lebih jauh tentang dirinya. Tapi Hyung bukanlah tipikal pria yang mudah tertipu. Ia kemudian balik bertanya kepada Saras.
"Bukankah cukup tahu sebatas yang ada di perjanjian saja?" tanyanya.
Saat itu juga Hyung melihat wajah Saras yang cemberut. Dan entah mengapa ia ingin sekali mencubit pipi gembul itu. Hyung gemas dengan wanita di dekatnya.
Dia sepertinya keibuan, tapi juga manja. Dia wanita yang mandiri. Hari libur saja masih digunakan untuk mengerjakan tugas kantor. Tapi bagaimana sikapnya dengan keluarga? Apakah dia sayang orang tua?
"Kau pintar membuat desain gambar. Sepertinya bukan berasal dari keluarga yang kekurangan. Apakah kau sedang menyamar di situs itu?" tanya Saras kepada Hyung. Saat itu juga pertanyaan itu membuyarkan lamunannya.
Kaget ya karena dia tamvan 😁