NovelToon NovelToon
Black Rose

Black Rose

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO
Popularitas:293
Nilai: 5
Nama Author: chery red

Alexa, pewaris klan Black Dragon, hidup dalam bayang-bayang balas dendam. Ketika keluarganya dibantai, ia bersumpah untuk membalas dendam dan merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi miliknya. Dalam perjalanannya, ia bertemu Erick, seorang playboy yang perlahan mulai jatuh cinta padanya. Namun, cinta mereka terancam oleh ambisi dan dendam yang membara, Alexa harus memilih antara cinta, balas dendam, dan takdirnya sebagai pemimpin.
"Jauhi aku dan jangan pernah mengejar dan mengharapkan cintaku" Alexa Onyx Medici

"Aku telah jatuh cinta padamu sejak awal kita jumpa, jangan pernah pergi dari sisiku" Raj Erick Aditya Narayan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Awal pembalasan: Pemusnahan keluarga Mahendra 2

Bau anyir darah bercampur debu yang beterbangan memenuhi udara di sekitar Alexa, suara derap orang-orang yang berlarian menyelamatkan diri dan juga jerit ketakutan juga erangan kesakitan menghiasi malam di dalam mansion Mahendra. Alexa melangkah naik ke lantai tiga dimana baru saja Mike meluncur roket dari drone nya yang memecahkan jendela lantai tiga dan langsung menghancurkan lemari pajangan berikut membuat dinding di sebelah istri Mahendra yang tengah memeluk anaknya, bolong.

Para pengawal dengan ketat mengawal evakuasi istri dan anak Mahendra menuju jalan rahasia. Namun tentu saja Alexa tidak akan membiarkan calon korbannya lolos begitu saja. Berjalan dengan langkah mantap dan pasti ditengah kericuhan yang terjadi dengan pandangan sedingin es, Alexa menghampiri kelompok kecil itu, wajah panik dan ketakutan istri dan anak Mahendra terlihat jelas.

Para pengawal matanya menelisik keadaan sekitar yang tak karuan. Dari balik debu dan asap Alexa muncul dan tanpa aba-aba ataupun salam pembuka dia menerjang seorang pengawal.

Sret..

Dengan kecepatan penuh Alexa mengeluarkan pisau komando dari sarungnya yang terikat di pahanya. Mata pisau tajam itu menggores dalam leher seorang pengawal yang mengetahui kedatangannya dan berlari kearahnya menghadang Alexa. Darah mengucur deras dari luka di lehernya dan seketika pengawal itu jatuh sambil memegangi luka di lehernya.

Rekan pengawal yang tengah meregang nyawanya itu dengan cepat menodongkan senjata mereka ke arah Alexa yang berjalan menghampiri mereka dengan mukanya yang datar tanpa ekspresi dan sorot matanya yang sedingin es Antartika. Senyum smirk tipis menghiasi wajahnya, sangat tipis, melihat wajah pucat ketakutan istri Mahendra yang memeluk anaknya, tubuh istri Mahendra terlihat gemetar dan matanya yang menyorot kan ketakutan sekaligus rasa panik. Para pengawal melepaskan tembakan ke arah Alexa yang dengan sigap berlindung di sisi sebuah lemari pajangan.

Dor.. Dor.. Dor..

Tak satupun peluru berhasil melukai Alexa. Dengan cepat Alexa pun mengambil senapan otomatis dari balik punggungnya dan membalas tembakan mereka

Detetetetetetetetetetet...

Tanpa ragu Alexa mengarahkan senjata otomatis nya yang langsung memuntahkan peluru, memberondong beberapa pengawal yang langsung jatuh tersungkur dengan nyawa lepas dari raga mereka. Istri Mahendra menjerit keras melihat Alexa yang dengan santai menembaki dan menjatuhkan pengawalnya.

Dengan sekejap rombongan kecil itu terbagi menjadi dua, sebagian menghadang Alexa dan sisanya berusaha untuk terus mengawal evakuasi istri dan anak Mahendra. Dor.. Dor.. Para pengawal membalas tembakan Alexa dan berusaha mengalihkan perhatian Alexa dan memfokuskan perhatian Alexa pada mereka.

Amunisi senjatanya sudah habis, Alexa keluar dari perlindungannya dan dengan cepat berlari menghampiri para bodyguard yang menghalangi jalannya untuk menggapai istri dan anak Mahendra.

Buk.. Buk..buk.. Krak ...

Bunyi pukulan beradu diakhiri dengan bunyi tulang patah menambah kengerian di dalam mansion, Alexa tak gentar bertarung melawan beberapa orang bodyguard berbadan tinggi besar dan berotot. Dengan kelincahan yang dimilikinya juga kemampuan bela diri mampu membuat sekelompok bodyguard kocar-kacir dan sebagian besar terluka.

Diiringi dengan suara erangan kesakitan dari para bodyguard yang terkapar dengan luka minimal patah tulang tangan dan kaki, Alexa kembali berjalan mengejar sisa dari bodyguard yang berusaha mengevakuasi sisa keluarga Mahendra. Bau anyir darah bercampur keringat dan bau gosong juga asap yang menggantung di udara, tak menghalangi langkah Alexa.

Dengan mantap dan pasti Alexa mulai berlari kecil ketika dilihatnya kelompok kecil bodyguard yang berlari menuruni tangga menuju lantai bawah. Anggota bodyguard yang paling belakang menengok dan mendapati bahwa Alexa tengah berlari menghampiri mereka. " Kalian cepat bawa pergi Nyonya Muda dan Nona Muda, aku akan mencoba mengulur waktu dan menghambat dia." serunya sambil menunjuk ke arah Alexa yang sudah berada sekitar sepuluh meter mendekati mereka.

Langkah kaki Alexa yang menginjak pecahan kaca, berderak kencang. Dua orang bodyguard yang berada di belakang rombongan menggenggam erat pistol mereka dan dengan cepat menembakkan pistol nya ke arah Alexa.

Dor.. Dor.. Dor.. Dor...

Alexa dengan cepat bergulir ke samping dan berlindung di balik sebuah pot besar, menghindari hujan peluru yang di tembakkan oleh mereka.

Dor.. Dor..

Prang...

Sebuah guci antik besar setinggi orang dewasa pecah tertembus peluru yang di arahkan kepada Alexa. Alexa mengintip dari belakang pot tetapi baru saja dia menyembulkan kepalanya, dia telah di sambut oleh beberapa tembakan.

"Bangkhe .. Gesit juga dia, cih.." maki salah satu bodyguard sambil mengisi ulang amunisi nya.

"Lindungi aku, akan kubuat dia merasakan bagaimana rasanya timah panas tertanam ditubuhnya." ucap rekannya yang berambut cokelat dengan senyum mengejek pada Alexa. Pria berambut cokelat setelah mengecek amunisi senjatanya dia melangkah cepat dan pasti ke arah Alexa beriringan dengan rekannya, dengan senjata siap ditembakkan mereka berdua mengendap-endap mendekati tempat yang diperkirakan merupakan tempat persembunyian sekaligus perlindungan Alexa.

Namun langkah mereka terhenti ketika Alexa melemparkan sebuah belati kecil dengan cepat dan tak terduga.

Syuuuut... Cleb..

"aaaaaaaaaahh... Sialan .. Jallangg keparrat," maki pria berambut cokelat sambil memegang bahunya yang telah tertancap belati. Senjatanya terlepas dari genggamannya dan terlempar ke arah Alexa yang dengan cepat mengambil dan mengarahkan moncong pistol ke arah rekan pria itu.

Dor.. Dor.. Gedebruuuuuuuugg

Dua peluru menembus kepala dan jantung rekan pria berambut cokelat membuat sang rekan terjungkal ke belakang dengan suara keras. Tubuh rekannya hanya terkejang-kejang sebentar kemudian diam untuk selamanya. Pria berambut cokelat itu terduduk dengan wajah pucat ketakutan. Sebagaimana pun dia kuat, tetap saja ketika dihadapkan pada kematian di depan matanya dia ketakutan.

Alexa muncul dari tempat persembunyiannya sambil mengarahkan moncong pistol ke kepala bodyguard berambut cokelat itu, "Katakan padaku akan dibawa kemana istri dan anak bajjingan tua Mahendra itu ?" bisik Alexa dengan dingin dan pandangan sedingin es Antartika.

Dengan nafas terengah-engah dan detak jantungnya yang berdegup kencang, bodyguard itu menggelengkan kepalanya. "A.. Aku tidak tau akan di ba..bawa kemana perginya mereka."jawabnya tergagap. Matanya terbelalak ketakutan ketika mendengar suara senapan di kokang siap di tembakkan."Hmmmm... Kalau begitu ucapkan selamat tinggal kepada dunia " ucap Alexa dingin. "Tu.. tunggu.. A.. Aku sungguh tidak mengetahui kemana mereka akan dibawa pergi. Hanya sekilas aku dengar ji..jika Nyonya dan Nona Muda akan di bawa ke tempat persembunyian di salah satu rumah peristirahatan, hanya saja a.. Aku tak mengetahui dimana." seru bodyguard berambut cokelat itu sambil meringis menahan nyeri karena selain moncong pistol di tekan ke keningnya, Alexa juga menekan belati kecil yang menancap di bahu pria itu hingga menancap semakin dalam.

"Hhhhmmmm.. Terimakasih atas informasinya dan sampaikan permintaan maaf ku kepada junjungan mu di akhirat sana karena aku membantai habis seluruh keluarganya." desis Alexa.

Dor..

Pria itu terjungkal ke belakang dengan kening bolong. Seketika dia tewas dengan mata terbelalak. Darah bercampur cairan putih otaknya keluar dari kepalanya. Alexa menatap dingin dan kemudian melangkahi tubuh kaku itu untuk mengejar istri dan anak Mahendra yang sudah jauh didepan.

Setengah berlari Alexa mengejar target nya, tidak terlalu jauh jarak yang memisahkan Alexa dan targetnya hingga dengan mudah Alexa menyusul mereka. Tampak didepan Alexa beberapa orang bodyguard yang tersisa tengah memindai keadaan sekitarnya yang telah lumayan sepi. Tak ada lagi orang-orang berlarian berusaha menyelamatkan diri.

Tap.. Tap.. Tap.. Srek..

Suara langkah kaki Alexa bercampur dengan suara pecahan kaca jendela yang terinjak bergema di lorong itu. Istri dan anak Mahendra bertambah pucat wajahnya dan gemetar ketakutan terpaku di pojok lorong buntu ."Jangan dekati kami.. Pergi.... Ambil semua harta benda dan perhiasan yang kamu inginkan. Lepaskan kami." serunya dengan suara gemetar. Anak perempuan Mahendra menangis ketakutan melihat Alexa yang berjalan mendekati mereka dengan wajah datar dan tatapan mata sedingin es nya.

Para bodyguard yang tersisa saling lirik melempar kode, dan pada detik berikutnya mereka menyerang Alexa dengan tendangan maupun tinju yang mengarah pada bagian vital tubuh Alexa. Namun Alexa tak takut, malah dengan tersenyum smirk menghiasi wajahnya, Alexa menyambut serangan para bodyguard itu.

Buk.. Buk.. Krak.. Gubraakk

Suara tendangan beradu dan suara tulang patah yang merdu terdengar di telinga Alexa seolah menjadi musik pengiring kematian yang sangat di nantikan nya. Tubuh besar salah satu bodyguard yang mengeroyok Alexa terlempar menabrak dinding dan merosot dengan tulang punggung patah akibat tendangan kuat yang dilakukan Alexa.

Pukulan demi pukulan, tendangan demi tendangan dilakukan oleh Alexa seorang diri melawan hampir sepuluh bodyguard. Namun satu persatu mereka tumbang . Yang tersisa sekarang hanyalah kapten dari bodyguard yang dipekerjakan oleh Mahendra. Walau telah terluka dan mendapatkan beberapa memar di tubuhnya, sang kapten tak menyerah, malah seolah menantang dan menganggap remeh kemampuan bertarung Alexa.

" Hah.. Hah.. Hah.. Kuakui kamu memang hebat bisa mengalahkan para bawahanku. Namun jangan bersenang hati dulu. Akan kubuat kau membayar semua kekacauan ini berikut bunga nya." ucap sang kapten diakhiri dengan seringai jahat menghiasi wajahnya. Mata sang kapten dengan kurang ajarnya memandang penuh nafsu pada tubuh Alexa.

Namun Alexa hanya berdecak kesal, menjawab perkataan sang kapten dengan mengacungkan jari tengahnya dan menyeringai mencemoohkan bahkan sesudah mengacungkan jari tengahnya Alexa pun mengangkat jempolnya dan menjungkirbalikkan posisi nya menjadi ke bawah .

Menggeram keras sang kapten terbakar emosi nya melihat penghinaan yang ditunjukkan oleh Alexa. Dengan cepat dia menyerang Alexa dengan tendangan dan pukulan mematikan. Namun Alexa dengan lincah menghindari dan menangkis serangan-serangan sang kapten.

Syuut.. Duk.. Duk ...

Alexa membalas serangan sang kapten dengan melakukan tendangan memutar cepat yang tak disangka dan tak diduga oleh sang kapten. Tendangan Alexa mengenai wajah sang kapten hingga darah keluar dari sela-sela bibirnya. Meludahkan darah dari mulutnya, sang kapten menghapus darah yang menetes dengan jempolnya seraya memandang penuh dendam pada Alexa.

Alexa menggerakkan tangannya seperti memanggil tetapi pada saat bersamaan dia melakukan gerakan jab beruntun yang mengenai wajah sang kapten dan diakhiri dengan double hook yang langsung membuat sang kapten terhuyung-huyung kebelakang. Alexa tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan cepat Alexa menendang perut sang kapten dengan gerakan melingkar, dengan arah tendangan dari luar kedalam. Menyebabkan sang kapten terbang sejauh beberapa meter dan menabrak dinding. Sang kapten jatuh dengan telungkup. Alexa berjalan mendekatinya dan mengangkat kepala sang kapten " Bergabunglah dengan junjungan mu di neraka sana. Katakan padanya bahwa aku akan melenyapkan semua keturunan darah kotornya di muka bumi ini" kemudian memelintir leher sang kapten. Sang kapten tewas seketika.

Menepuk-nepuk kan kedua tangannya seolah membersihkan dan menjatuhkan kotoran di telapak tangannya, Alexa kemudian berjalan tanpa mengindahkan tubuh sang kapten yang terbujur kaku menghampiri istri dan anak perempuan Mahendra yang terbelalak ketakutan melihat kematian ketua bodyguard yang sangat diandalkannya. Menyeringai dingin Alexa kemudian menodongkan senjatanya dan menembakkan peluru ke tubuh anak perempuan Mahendra.

Dor..

 Anak perempuan Mahendra tewas dengan kening bolong diiringi jerit dan ratapan istri Mahendra. "Tidaaaaaaakkkkk... Maya sayang.. Tidaaaaaaakkkkk.. Jangan tinggalkan Mama sayang... Antoni.. Dimana dia.. Antoniiiii" jerit putus asa istri Mahendra menggema di lorong itu. Istri Mahendra histeris melihat kematian anak perempuan satu-satunya, dia menjerit memanggil anak sulungnya.

" Aaaiiisshhh, berisik sekali anda Nyonya, anak sulung mu telah pergi untuk berkumpul bersama ayahnya." ucap Alexa sambil menutup telinganya.

" Tidak mungkin... Tidak mungkin Antoni ku kalah dan tewas, dia yang terbaik dalam semuanya. Kamu bohong.. suamiku pun tak mungkin meninggalkan ku !" seru istri Mahendra sambil berlinang air mata.

" Nyonya.. Tak ada gunanya aku berbohong kepada mu. Anak lelakimu mati ditangan ku, juga suami pengecut mu. Sekarang anak perempuan mu yang seperti jallang pun telah tewas di tangan ku. Sekarang tiba giliranmu untuk menyusul suami dan anak-anak mu. Ucapkan selamat tinggal pada dunia ini Nyonya." ucap Alexa dengan dingin dan wajah tanpa ekspresi.

Dor.... Dor.. dor ..

Tiga peluru bersarang di tubuh istri Mahendra yang langsung merosot bergelimang darah. Keluarga inti Mahendra telah habis di tangan Alexa, sedikit rasa puas di hati Alexa terbit ketika melihat kematian istri dan anak-anak Mahendra malam ini. Juga kematian orang-orang kepercayaan Mahendra sedikit memberikan kepuasan di hatinya.

"Papa, Mama, kakak.. Lexa telah memulai membalaskan kematian kalian, sekarang baru keluarga Mahendra yang lenyap, masih banyak lagi para pengkhianat yang harus Lexa lenyapkan. Beri Lexa kekuatan untuk membalas kematian kalian." ucap Alexa lirih.

Berjalan cepat menuju ke luar rumah, Alexa membunuh sisa anggota clan Mahendra, bahkan Alexa pun sempat mampir ke ruang kerja Mahendra, membongkar dan membobol berangkas dan lemari besi milik Mahendra. Mengambil barang-barang dan dokumen berharga juga sebuah buku catatan kecil yang akan Alexa periksa nanti di penthouse nya.

Mansion Mahendra kini sepi dengan banyak banyak mayat bergelimpangan baik itu didalam maupun di luar mansion. Rupanya Mike tak bisa menahan diri untuk tidak bertarung dan membuat banyak penjaga dan anggota clan Mahendra tewas. Malam telah beranjak subuh, meninggalkan mansion Mahendra yang kini hanya tersisa mayat-mayat dan juga api yang perlahan membakar bangunan itu. Menyisakan aroma anyir darah bercampur asap dan bau mesiu di udara, Alexa dan Mike meninggalkan mansion Mahendra dengan cepat sebelum polisi berdatangan. Sementara itu dari kejauhan terdengar suara deru mobil dan raungan sirine mendekati mansion Mahendra yang terbakar.

1
Diyah Pamungkas Sari
wkwkwk matamu 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!