NovelToon NovelToon
Aku Bukan Simpanan

Aku Bukan Simpanan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh
Popularitas:36.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nonecis

Tidak menginginkan menjadi duri dalam hubungan dua orang yang saling mencintai. Tetapi takdir sudah menjadi seperti itu. Kesalahan besar yang membuat Aletta harus berada diantara hubungan Thalia Kakak kandungnya dengan Devan orang yang seharusnya menjadi Kakak iparnya.
Aletta kehidupannya sudah dihancurkan, berusaha menerima takdirnya dan mengalah demi kebahagiaan sang Kakak. Tetapi ternyata semua tidak mudah.
Lalu bagaimana Aletta harus berada di posisi yang benar-benar sangat sulit ini?
Apa dia mampu bertahan?
Siapa yang menjadi korban sebenarnya!
Lalu siapa yang paling tersakiti dalam hal ini?"
Jangan lupa untuk mengikuti novel terbaru saya sampai selesai. Jangan tabung bab dan terus dukung dengan beri komentar.
Follow Ig Saya ainuncefeniss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 33 Menemukan.

Pencarian Vallen yang berlanjut sampai malam hari. Polisi kerap kali berhubungan dengan penculik tersebut yang meminta tebusan dengan jumlah miliaran.

Tetapi Polisi yang ternyata tetap saja tidak menemukan lokasi di mana di bawah Vallen dan bukan hanya Vallen yang di culik. Ada tiga anak yang menjadi korban dan meminta tebusan yang sama.

Aletta sudah stress di dalam mobil bersama dengan Devan yang tidak kunjung menemukan anak mereka. Dia sudah seperti orang gila dengan tatapan mata yang kosong

"Aletta!" Devan memberikan air botol mineral dan Aletta langsung menjauhkannya.

"Kamu tidak punya uang 3 Miliar untuk menembus Vallen?" tanya Aletta.

"Jangankan 3 Milliar seluruh uangku dan hartaku bahkan aku berikan kepada Vallen jika itu bisa menyelamatkannya," jawab Devan

"Lalu kenapa kamu tidak melakukannya dan mengikuti strategi Polisi! Bagaimana jika terjadi hal buruk kepada Vallen yang membuat para penculik itu marah dan akhirnya melampiaskan kepada Vallen?" tanya Aletta dengan menekan suaranya yang air matanya terus jatuh.

"Aku tahu apa yang kamu pikirkan? aku tahu Aletta kekhawatiran kamu yang merasa terhadap Vallen dan begitu juga dengan aku dan orang tua yang lainnya. Tetapi semua punya prosedur dan kamu juga dengar sendiri apa kata Polisi jika mereka adalah komplotan yang diincar selama ini. Kita bisa saja menuruti mereka dan anak kita dikembalikan. Lalu bagaimana jika tindakan kita justru mengorbankan anak-anak yang lain. Kalau iya kita masih bisa bersama anak kita?" tanya Devan yang mengembalikan situasi kepada Aletta.

"Tapi mau sampai kapan Devan kita akan menunggu. Kamu lihat sendiri sampai detik ini belum ada kabar dari mereka rencana apa yang mereka lakukan," ucap Aletta benar-benar frustasi.

"Vallen akan ketakutan. Dia juga mungkin belum makan, dia pasti terus mempertanyakan ku," ucap Aletta yang tangisnya kembali pecah.

Devan hanya bisa memeluk Aletta untuk menenangkan. Karena Devan juga pasti melakukan ribuan cara agar putri mereka cepat kembali.

Dratt-drattt-drattt.

Ponsel Devan yang tiba-tiba berdering membuat Devan bisa mengangkatnya.

"Iya. Pak!" sahut Devan.

"Baiklah kalau begitu," ucap Devan dan Aletta yang menunggu pembicaraan Devan selesai.

"Ada apa?" tanya Aletta.

"Polisi sudah berada di lokasi. Ayo cepat kita ke sana!" ucap Devan yang membuat Aletta menganggukkan kepala.

Devan tidak membuang-buang waktu yang langsung menarik gas mobilnya dan melajukan dengan cepat.

Akhirnya mobil Devan sampai juga lokasi yang diberikan pihak kepolisian kepada mereka dan di sana sudah terdapat beberapa mobil polisi dan juga mobil yang lain.

Aletta dan Devan dengan buru-buru keluar dari mobil tersebut dan melihat beberapa polisi tampak memborgol beberapa orang dan dimasukkan paksa ke dalam mobil tahanan.

"Mama!" Aletta mendengar suara teriakan itu yang membuatnya langsung mencari suara itu.

Vallen yang tadi dipegang salah satu polisi dan berlari menghampiri Aletta.

"Vallen!" ucap Aletta yang langsung berlari. Aletta berlutut dengan merentangkan kedua tangannya menyambut pelukan putrinya itu

"Vallen!" Aletta memeluk begitu erat.

Devan benar-benar merasa lega yang akhirnya bisa bertemu dengan Vallen dalam keadaan baik-baik saja.

Aletta melepas pelukan itu dengan memegang kedua bahu putrinya dan melihat dengan sangat teliti apakah ada yang luka.

"Kamu baik-baik saja Vallen?" tanya Aletta.

"Vallen baik-baik saja. Mah," jawabnya.

"Mama takut sekali terjadi sesuatu pada kamu. Maafkan Mama yang sudah mengingkari janji," ucap Aletta yang semakin memeluk erat.

"Vallen dia minta maaf pada Mama karena sudah membuat Mama khawatir. Vallen juga tidak hati-hati," ucap Vallen.

"Tidak sayang! Mama yang salah," ucap Aletta.

Vallen dan Aletta sudah melepas pelukan itu dan Vallen melihat ke arah Devan. Tanpa mengatakan apapun Devan memeluk Vallen.

Dia juga tidak bisa mengendalikan diri yang sangat mengkhawatirkan putrinya sejak tadi.

"Maafkan Papa yang tidak bisa menjaga kamu," batin Devan dan Vallen hanya diam saja dengan kata-kata itu.

Aletta juga tidak melarang Devan melakukan hal itu dan dia juga tahu Devan memiliki hak yang sama seperti dirinya atas Vallen.

Setelah tiga anak yang menjadi korban penculikan itu dapat diselamatkan. Devan terlihat mengucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian dan begitu juga dengan orang tua para anak yang lainnya.

Sementara Aletta berdiri di samping mobil bersama dengan Vallen yang tampaknya menunggu Devan.

"Memang selama ini aku tidak pernah bisa mengatasi Vallen. Dia tetap ada pada hal-hal yang tersulit yang terjadi padaku. Apa akan seperti ini bahwa pada kenyataannya sampai kapanpun aku memang tidak akan pernah bisa mengatasi Vallen sendirian. Vallen juga membutuhkan Devan," batin Aletta dengan wajah sedih.

Setelah berbicara dengan pihak kepolisian yang akhirnya Devan kembali menghampiri Aletta dan Vallen.

"Ayo kita kembali!" ajak Devan yang membuat Aletta menganggukkan kepala.

Devan membuka pintu mobil bagian belakang, Aletta dan Vallen duduk di belakang dan kemudian Devan menyetiri ibu dan anak itu.

Ternyata Devan dan Aletta tidak kembali ke Jakarta karena memang jarak yang cukup jauh dari lokasi penculikan yang membuat mereka tidak bisa kembali karena cuaca yang tidak baik dan bagi pula Aletta dan Valen butuh istirahat.

Vallen yang tampaknya sudah tertidur membuat Devan buru-buru keluar dari mobil dan membuka pintu mobil bagian belakang yang mengambil Vallen dari pangkuan Aletta dan langsung menggendongnya.

"Ayo masuk!" ajak Devan yang membuat Aletta mengangguk.

Mereka memesan penginapan di salah satu hotel yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Ketika sudah memasuki kamar hotel dengan sangat hati-hati Devan membaringkan istrinya di atas tempat tidur.

Aletta hanya berdiri melihat Devan bagaimana melepas sepatu Vallen dan juga menyelimuti Vallen.

Saat Devan membalikan tubuhnya yang buat Aleta langsung mengalihkan pandangannya yang ketahuan sejak tadi memperhatikan Devan.

"Kamu istirahatlah!" ucap Devan yang membuat Aletta menganggukkan kepalanya.

"Aku akan cari makan sebentar, kamu dari tadi belum makan," ucap Devan yang berlalu dari hadapan Aletta dan tiba-tiba saja Aletta menahan tangan Devan membuat Devan menoleh kearahnya.

"Makasih kamu sudah membantu Vallen," ucap Aletta.

"Vallen darah dagingku dan bagaimanapun situasinya dan apapun kondisinya, sudah menjadi tanggung jawab ku untuk melakukan apapun untuknya," ucap Devan.

Tiba-tiba saja Aletta memeluk Devan.

"Aku menyadari jika sebenarnya aku tidak bisa sendirian mengatasi Vallen. Dia juga membutuhkan kamu,"

"Aku merasa adalah ibu yang egois yang hanya mementingkan orang lain tanpa memikirkan bagaimana nasib anakku," ucap Aletta.

Devan membalas pelukan itu dengan memeluk Aletta erat yang merasakan tubuh bergetar Aletta.

"Saat Vallen berusia 2 tahun dan sebelum itu aku juga sering menyuruh kamu untuk pergi meninggalkan kami. Kamu mungkin memang tidak berada di sisi kami. Tetapi kamu terus mengawasi kami dan waktu itu Vallen mengalami sakit parah yang lagi-lagi hanya kamu yang bisa menyelamatkannya," ucap Aletta yang memang tidak bisa memungkiri sangat banyak sekali jasa Devan terhadap putrinya.

"Apa yang aku lakukan adalah kewajiban Aletta dan itu alasannya aku tidak bisa menuruti semua keinginan kamu dan membiarkan kamu mengatasi semua ini sendiri karena kamu bisa melihat, jika kamu sendiri juga tidak mampu," ucap Devan.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Aletta.

"Saatnya Aletta mengatakan yang sebenarnya kepada keluarga kamu apa yang terjadi," jawab Devan..

Aletta terdiam yang tidak memberikan respon apapun.

Bersambung...

1
mbok Darmi
pasti thalia tertawa bahagia mendengar penderitaan arleta dasar saudara egois pengen menang sendiri playing victim kenapa justru arleta yg sakit kanker rahim harusnya thalia saja biar dia sadar diri jadi wanita tidak sempurna biar tidak makin sombong dan egois
Adinda
Aletta itu bodoh harusnya yang harus tau diri itu thalia sudah punya suami malah mengharapkan laki orang
mili: Gregetan sama Thalia...gak dewasa mikirnya selalu ingin di istimewakan
total 1 replies
Nafsiah
Yaudah sii thalia ikhlasin semuanya,,, toh skrg kamu punya bayu yg harus kamu perhatiin,,,
Lanjut ka....
suka-suka saya
MURAHAN BANGET SI ALETTA BANGST SOK CNTIK NJIRR MURAH
mbok Darmi
thalia menggali kuburan nya sendiri bukannya dendam mu terbalaskan justru kamu yg ajan menderita menikah dgn bayu krn bayu juga memanfaatkan kamu saja jd jgn nyesel kedepannya, semoga arleta hamil lagi biar thalia makin cemburu
guest1053527528
Alhamdulillah akhirx mba thalia menemukan jodohx
mbok Darmi
wah bayu dan thalia sekongkol ingin balas dendam jgn takut arleta semua yg diawali dgn balas dendam yang tidak baik akan berbalik kepada mereka jgn lemah tetap waspada
Adinda
dari awal saja devan gak cinta sama kamu thalia
mbok Darmi
thalia kamu saja yg oon bin goblok krn kamu egoisi ngga mau membuka mata dan hatimu untuk sedikit mengalah dan legowo bagaimana pun vallen keponakan mu
mbok Darmi
ternyata thalia juga egois banget padahal saudara kandung dan sudah punya vallen dari awal juga devan ngga begitu mencintai thalia
Adinda
bayu kau nikahin saja thalia kalau memang kasihan jangan ganggu rumah tangga orang
mbok Darmi
bayu ngapain juga nguping kamu orang luar yg bikin masalah tambah besar, udah pergi aja ternyata kamu juga biang keroknya juga
mbok Darmi
keluarga toxic semrawut ngga ada yg waras yg thalia baru jd tunangan aja merasa istri dan arleta yg bodoh hanya diam saja udahlah salah satu mati saja hbs perkara
mili
kayak nya si Thalia ada gangguan kejiwaan,mka nya Aletta selalu ngalah
Adinda
ngatain Alletta pelakor memang kau istrinya devan,sadar diri kau thalia kau gak ada ikatan suami istri sama Devan ,jangan mau mengalah Alletta demi anak dan suamimu kau juga korban karena kakakmu kau dijebak
mbok Darmi
kalau arleta menyetujui permintaan thalia berarti memang arleta labil goblok bin oon jadi wanita berpendidikan tapi ngga bisa mikir secara logika isi otaknya hanya merasa bersalah dan minta maaf
Adinda
jangan mau Alletta pertahankan suami dan anakmu,dasar pelakor manipulatif kau thalia
Adinda
Aletta gak perlu merasa bersalah jangan mau mengalah lagi pertahankan anak dan suamimu
Adinda
kamu jangan mau mengalah lagi Aletta dari thalia kamu bukan pelakor kamu Punya ikatan sah sama devan, thalia sama bayu saja thor
Adinda
thalia thalia yang pelakor itu kau,Aletta dan devan sudah ada ikatan suami istri sedangkan kau belum jadi istri sok tersakiti padahal awal mula kejadian karena kau sendiri yang tidak bisa menjaga adikmu yang dijebak padahal Aletta tidak mau ikut, sadar diri la kau thalia.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!