NovelToon NovelToon
Dipaksa Kawin Kontrak

Dipaksa Kawin Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Pelakor jahat
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Dini Nuraenii

Kaila tidak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis hanya dalam semalam. Seorang perempuan sederhana yang mendambakan kehidupan tenang, mendadak harus menghadapi kenyataan pahit ketika tanpa sengaja terlibat dalam sebuah insiden dengan Arya, seorang CEO sukses yang telah beristri. Demi menutupi skandal yang mengancam reputasi, mereka dipaksa untuk menjalin pernikahan kontrak—tanpa cinta, tanpa masa depan, hanya ikatan sementara.

Namun waktu perlahan mengubah segalanya. Di balik sikap dingin dan penuh perhitungan, Arya mulai menunjukkan perhatian yang tulus. Benih-benih perasaan tumbuh di antara keduanya, meski mereka sadar bahwa hubungan ini dibayangi oleh kenyataan pahit: Arya telah memiliki istri. Sang istri, yang tak rela posisinya digantikan, terus berusaha untuk menyingkirkan kaila.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Hidup Kaila boleh saja berubah dalam semalam. Dari gadis biasa yang tinggal di rumah sempit bersama ayahnya yang pemabuk, kini ia menjadi istri dari seorang CEO muda pemilik perusahaan raksasa. Namun, satu hal yang tidak pernah berubah yaitu Ayahnya.

Rudi.

Dan pagi itu, segalanya terbukti saat sosok lelaki berjaket jeans belel dan kaca mata hitam masuk ke lobi kantor Satya Group dengan gaya bak selebritas.

Langkah kakinya santai, namun penuh percaya diri. Sesekali ia melambaikan tangan kepada siapa pun yang lewat, meski tentu saja tak seorang pun mengenalnya.

Kaila yang baru keluar dari lift nyaris menjatuhkan map dari tangannya.

“Ayah?!” serunya, nyaris tidak percaya.

Rudi membuka kaca matanya dengan gerakan Doktermatis dan senyum lebarnya langsung mengembang. “Anak Ayah yang cantik! Ternyata benar, kamu sekarang hidup enak, ya? Ayah bangga.”

Kaila buru-buru menghampirinya, menyapukan pandang ke sekeliling, memastikan tidak ada staf yang memperhatikan terlalu lama. “Ayah ngapain ke sini? Ini kantor!”

“Silaturahmi lah,” jawab Rudi santai. “Sekalian ngelamar kerja.”

“Kerja?” dahi Kaila langsung berkerut.

“Yaiyalah. Masa ayah cuma jadi penonton hidup enak kamu dan Arya? Ayah juga ingin ikut sukses!”

Saat itu juga, Arya muncul dari arah koridor, mengenakan kemeja biru muda yang digulung sampai siku. Ia menghentikan langkah saat melihat keduanya, lalu tersenyum kecil. “Pak Rudi?”

Rudi langsung menyambut Arya seolah bertemu teman lama. “Nah! Ini dia menantu kesayangan. Ganteng, sukses, punya perusahaan besar. Ayah bangga banget!”

Kaila memijat pelipisnya.

Arya menahan senyum. “Ada keperluan apa hari ini, Pak?”

Rudi mengangkat dagunya dengan penuh gaya. “Ayah mau kerja di sini. Jangan khawatir, tidak minta jabatan tinggi. Tapi... yang keren dan terhormat, dong.”

“Pekerjaan apa yang Bapak inginkan?” tanya Arya dengan nada sungguh-sungguh.

Rudi mencondongkan tubuh ke depan, berbisik dengan nada yang tetap keras. “Security.”

Kaila nyaris tersedak. “Ayah?!”

“Kenapa?” Rudi membela diri. “Seragamnya keren. Berdiri gagah di pintu depan. Orang-orang langsung lihat. Itu jabatan strategis. Hormat orang dari awal.”

Arya akhirnya tertawa pelan. “Kalau begitu... saya akan suruh HRD menyiapkan formulir perekrutan.”

Kaila menatap Arya tak percaya. “Kamu serius?”

Arya menyahut ringan, “Yah, siapa tahu Satya Group memang butuh security... yang penuh semangat seperti Pak Rudi.”

.....

Hari itu, Kaila dan Arya sedang menikmati waktu bersama di rumah besar mereka. Suasana terasa lebih hangat daripada biasanya, meski Arya tetap mempertahankan sikap dinginnya yang khas.

Ia duduk di sofa dengan laptop di tangan, masih sibuk dengan pekerjaan, sementara Kaila duduk di kursi sebelahnya, mencoba menenangkan pikirannya.

"Arya," Kaila memulai, suaranya pelan, "terima kasih, ya, sudah memberi aku kesempatan untuk lebih dekat dengan kamu."

Arya hanya meliriknya sejenak, lalu kembali fokus pada layar laptop. "Tidak perlu berterima kasih, Kaila. Kita sudah berkomitmen pada pernikahan ini. Yang penting kita menjalani semuanya dengan baik."

Kaila menundukkan kepala, sedikit kecewa dengan respons dingin Arya, tapi ia tidak mengatakan apapun.

Terkadang, ia merasa ada jarak di antara mereka meskipun sering bersama. Namun, hal itu tidak menghentikan keinginannya untuk menjadi lebih dekat dengan Arya. Ia mencoba memahami bahwa pria itu memang tidak mudah membuka diri.

Pagi itu, Kaila merasa agak mual. Ia sudah beberapa kali merasakannya beberapa hari terakhir, tapi selalu berpikir itu hanya efek samping dari kecapekan.

Namun, mual kali ini terasa lebih parah. Ia menutupi mulutnya dengan tangan, mencoba menahan sensasi yang membuatnya tidak nyaman.

“Kenapa?” Arya bertanya dengan nada dingin, namun kali ini matanya tetap memerhatikan Kaila, walau terlihat tidak terlalu khawatir.

“Aku... aku rasa aku mual,” jawab Kaila, sambil sedikit menggigit bibirnya, berusaha menahan perasaan tidak nyaman itu.

Arya mengerutkan kening, mengamati Kaila yang tampak lebih pucat dari biasanya. “Mungkin kamu capek. Jangan terlalu dipaksakan. Aku akan panggilkan dokter untuk memeriksa.”

Beberapa menit kemudian, seorang dokter pribadi yang sering datang ke rumah mereka, Dokter Nadia, tiba.

Dokter Nadia adalah seorang dokter umum yang sudah beberapa kali menangani Keluarga Arya. Dengan sigap, ia melakukan pemeriksaan ringan terhadap Kaila, sementara Arya berdiri tidak jauh darinya, dengan ekspresi wajah yang tetap tenang.

Dokter Nadia memeriksa beberapa hal, lalu menatap Kaila dengan senyum kecil. “Kaila, sepertinya kamu hamil.”

Kaila terdiam, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “H-hamil? Maksud... maksudnya aku ?” matanya membelalak, mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan dokter.

Arya, yang biasanya tak banyak berekspresi, kini terlihat sedikit terkejut. “Kamu yakin, Dok?”

Dokter Nadia mengangguk, wajahnya serius namun penuh perhatian. “Iya, setelah pemeriksaan awal, saya rasa ini bisa jadi tanda awal kehamilan. Saya akan menyarankan tes lebih lanjut untuk memastikan, tapi saya rasa ini sudah cukup jelas.”

Kaila menunduk, bingung dan cemas. “Tapi... aku tidak merasa berbeda. Kenapa baru sekarang?”

“Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi, Kaila. Kadang tanda-tanda awal kehamilan tidak terlalu jelas,” jawab Dokter Nadia, memberikan penjelasan yang membuat Kaila semakin bingung.

Arya tetap berdiri dengan tangan terlipat di dada, wajahnya tetap tenang meskipun ada sedikit perubahan di matanya.

Ia tampaknya mencoba mengontrol perasaannya, tapi dari cara ia menatap Kaila, bisa terlihat bahwa ia terkejut, bahkan cemas.

“Apa yang akan kita lakukan?” tanya Arya, suaranya terdengar datar namun dengan sedikit ketegangan yang tak bisa disembunyikan.

Kaila menggigit bibir bawahnya, bingung. “Aku... aku tidak tahu, Arya. Aku tidak siap untuk ini.”

Arya menatapnya sejenak, kemudian beralih ke Dokter Nadia. “Jadi, apa langkah selanjutnya?”

“Sepertinya Anda berdua perlu melakukan tes lebih lanjut untuk memastikan usia kehamilannya. Saya akan mengirimkan jadwal pemeriksaan lebih lengkap,” jawab Dokter Nadia.

Setelah dokter pergi, Arya dan Kaila duduk diam di ruang tengah, merasa canggung satu sama lain.

"tunggu,Kaila sakit apa?" Nayla menghentikan langkah Dokter Nadia yang hendak pergi.

"Kaila hamil,tapi masih harus dipastikan dengan pemeriksaan lebih lanjut" jawab Dokter Nadia dengan ramah.

Nayla tak bisa berkata apa - apa, kini posisi nya di rumah itu mulai dalam bahaya,walau ia adalah istri sah dari Arya,namun kemunculan Kaila membuat nya menjadi sangat khawatir.

Bahkan sekarang Kaila telah mengandung anak dari Arya,sementara dirinya disentuh pun tak pernah oleh Arya.

"saya pamit yah bu Nayla" Dokter Nadia pergi meninggalkan Nayla yang masih tenggelam dalam pikiran nya.

"awas kamu Kaila! Tak akan ada kesempatan untuk menjadi pendamping Arya ! Kamu hanyalah alat pemuas nafsu Arya" ucap Nayla dengan amarah nya yang mulai membara.

Membawa dendam yang mungkin akan membuat Kaila semakin tak nyaman berada di rumah besar itu.

1
R 💤
jangan mau kaila,
R 💤
hadir Thor 👋🏻
R 💤: siap Thor 👋🏻
Dini Nuraeni: Thanks dah mampir dan jadi yang pertama mengomentari 🥹🫶
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!