NovelToon NovelToon
Takdir Ke Dua

Takdir Ke Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Selingkuh / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: queenindri

Duar duar duar

Huhhhhhhhhh

suara party Popper dan teriakan para teman-teman sang pemilik pesta memeriahkan malam ulang tahun itu.

malam di mana Seorang wanita cantik mengetahui fakta menyakitkan di dalam hidupnya.

"Aku bersumpah akan merebutnya darimu, cepat atau lambat!" begitulah isi pesan yang di kirim selingkuhan suaminya malam itu

"Lakukan apa maumu! tapi jangan harap bisa mengalahkan ku." Jawab Arneta tak terpengaruh sedikit pun

jika biasanya istri sah akan meraung bahkan tak segan melabrak selingkuhan dari suaminya, Delisa sangat berbeda. ia brani melawan hingga membuat rivalnya berniat untuk mencelakainya.

akankah Arneta dapat mempertahankan pernikahannya? ataukah, Arneta justru kehilangan nyawanya?

simak kisahnya hanya di Novel "Takdir Ke dua"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Firasat

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jika teringat ucapan ibunya tiga tahun yang lalu, Arneta merasa terkena karma atas perbuatannya yang tidak mengindahkan peringatan sang ibu.

"Mom, Netta rindu. maafkan Netta, Mom. saat ini apa yang Mommy katakan telah menjadi kenyataan, Netta harus apa Mom?"

Terlalu lama menangis, Arneta akhirnya kelelahan hingga jatuh tertidur.

pagi harinya, Pelayan datang untuk membersihkan kamarnya. namun sebelum masuk, sang pelayan mencoba untuk mengetuk pintu kamar utama terlebih dahulu.

Tok Tok Tok

"Nyonya, apakah anda sudah bangun?"

Tok Tok Tok

"Nyonya, saya datang untuk membersihkan kamar. "

Ketukan pintu itu menyadarkan Arneta dari tidur panjangnya. wanita itu berdesis menahan kepalanya yang terasa nyeri sebab terlalu lama menangis.

Ketika matanya terbuka, ia juga baru menyadari jika sejak semalam ia tidur di atas lantai tanpa alas.

"Masuk!" pekik Arneta sembari bangkit untuk berpindah ke atas ranjang. ia tidak jika sampai pelayan melihatnya terpuruk seperti semalam. mau bagaimana pun, ia harus menjaga marwahnya sebagai Nyonya di rumah itu.

"Baik Nyonya." Setelah mendapatkan ijin dari sang pemilik kamar, Pelayan akhirnya masuk sembari mendorong alat bersih-bersih

Arneta tidak memperdulikan itu, Wanita itu justru memilih duduk bersandar di atas kepala ranjang.

Crekkkkk

"Auhhhhh" Pekik Arneta sembari menutup wajahnya di karenakan cahaya mata hari yang tiba-tiba menerpa wajahnya

"Nyonya, anda baik-baik saja? maaf saya tidak sengaja." Pelayan tadi kembali berusaha menutup korden kamar, lalu berlari menghampiri Arneta

"Nyonya, maafkan saya." pelayan itu kembali mengulang ucapannya setelah sampai di samping Arneta

"Kepalaku pusing, bisakah ambilkan Air untukku!"

"Tentu saja Nyonya, tunggu sebentar!"

Setelah beberapa saat, Akhirnya Arneta mendapatkan apa yang ia cari hingga meminum air itu sampai tandas.

"Anda butuh yang lain Nyonya?"

"Tidak. ini sudah cukup, terimakasih." jawab Arneta menolak

Beberapa saat kemudian pintu kamar itu kembali terbuka dan munculah Vincent dari balik pintu itu dengan wajah letih.

Deg

Vincent terkejut, ia pikir Arneta sudah berangkat ke butiknya sehingga ia berfikir akan aman pulang di jam-jam seperti ini. namun nyatanya apa yang ia bayangkan tak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Arneta masih di rumah, bahkan saat ini tengah menatap ke arahnya.

Kini Vincent merasa tertangkap basah hingga tersenyum canggung. "Sa.... sayang, kau masih di rumah. A... aku pikir, ka... u sudah berangkat bekerja." Ucap Vincent dengan tergagap hingga kini perlahan mendekati sang istri

"Dari mana? Kenapa tidak mengabariku?"

DeG

Vincent yang terkejut, lantas melirik ke arah pelayan yang berdiri di samping sang istri.

"Bukankah semalam aku sudah mengabari rumah jika harus ke luar kota. benar kan bik?" Ucap Vincent sembari menatap sang pelayan yang sejak tadi hanya diam dengan wajah tertunduk

Sepertinya, pria itu ingin mencari dukungan dari pelayan yang semalam sudah ia beri kamar jika ia tidak akan pulang.

Sedangkan pelayan tadi mengangguk sembari menatap Arneta, "Be.. benar tuan. semalam saya sudah memberitahu Nyonya jika anda tidak bisa pulang, sebab harus ke luar kota."

Mendengar itu, Vincent dapat bernafas dengan lega karena berfikir bisa lolos dari cecaran sang istri.

"Kenapa tidak langsung menghubungiku? kenapa harus melalui pelayan?" Cecar Arneta lagi

Nampaknya, ia belum benar-benar puas mencegah sang suami sampai Pria itu mau mengakui dosa-dosa nya.

Vincent lantas mendekati sang istri, lalu duduk di bibir ranjang sembari meraih tangan sang istri untuk ia genggam.

Namun sebelum menjelaskan semuanya, Vincent meminta pelayan untuk keluar dari kamarnya agar bisa bicara empat mata dengan sang istri.

"kau keluarlah!"

"Baik Tuan, saya permisi."

Pelayan itu lantas dengan segera melangkah keluar dari kamar itu, tidak lupa ia mengambil Peralatannya juga untuk di bawa keluar.

Setelah memastikan pelayan itu keluar dari kamarnya, Vincent akhirnya mencoba untuk menjelaskan kepada sang istri agar tidak salah paham padanya.

"Sayang, apa kau marah?" Tanya Vincent sembari menatap Arneta, yang nampak membuang muka ke arah lain

Sedangkan Arneta hanya diam tak berniat menjawab. wanita itu takut menatap sang suami karena tidak ingin mengingat kejadian semalam saat sang suami tengah bercumbu dengan wanita lain.

Ketika Vincent meraih wajahnya pun, Arneta memilih memejamkan matanya agar tidak menangis ketika menatap wajah sang suami.

Melihat itu, Vincent semakin bingung. kenapa wajah sang istri terlihat sembab dan seolah tak ingin menatap dirinya.

"Ada apa? kenapa wajahmu sembab?"

Deg

Spontan Arneta membuka matanya karena terkejut, hingga hal itu membuat Vincent berubah semakin tak mengerti.

Sebenernya apa yang terjadi kepada sang istri sejak seharian kemarin mereka tidak bertemu.

"A... aku, aku baik-baik saja." jawab Arneta dengan gugup, lalu ia menarik tangannya dari genggaman sang suami.

Lalu, Arneta memutar otak agar bisa terlepas dari cecaran sang suami. "wajahku, kenapa dengan wajahku?" tanya Arneta sembari beringsut turun dari atas ranjang, lalu berjalan menuju ke arah meja rias

Ketika itu, Vincent hanya bisa menatap Arneta dengan penuh tanya karena ia merasa sikap Arneta berubah padanya.

Arneta pura-pura menatap dirinya di dalam cermin, lalu mencoba mengacak-acak skincare nya untuk mencari sesuatu.

"Ini dia," Gumamnya setelah menemukan masker untuk mengecilkan kantung mata yang ia temukan. " Sepertinya semalam sebelum tidur, aku lupa memakai masker mataku." Ucap Arneta berbohong

"Apa??" Sebenarnya Vincent tak langsung percaya dengan jawaban sang istri. namun karena ia sedang terburu-buru untuk segera berangkat ke kantor, ia memilih untuk percaya saja agar obrolan mereka tak semakin panjang

Selain itu, Vincent juga tidak mau Arneta kembali mencecarnya perihal kemana ia pergi semalam.

"Baiklah," Vincent bangkit dari duduknya sembari menghela nafasnya dalam-dalam, lalu ia menghampiri sang istri hingga memeluk pinggangnya dari belakang.

Sembari meletakkan dagunya di bahu sang istri, Vincent berusaha untuk merayu sang istri agar percaya padanya.

"Maaf kan aku karena semalam tidak mengabarimu secara langsung. jujur aku sedang panik saat itu hingga yang terfikir di otakku hanya untuk mengabari rumah. jangan marah, oke!"

Namun, Arneta hanya diam sembari menatap pantulan mereka berdua dari cermin.

Karena tidak mendapat jawaban, Vincent memilih membalikan tubuh sang istri agar menatap ke arahnya.

"Hei tatap aku!" Pinta Vincent ketika Arneta justru memilih menundukan wajahnya, karena tak ingin mengulur waktu, Vincent memutuskan untuk mengangkat dagu Arneta agar mau menatapnya. "Maafkan aku sayang, aku janji ini tidak akan terjadi lagi. jangan marah! apalagi sebentar lagi adalah ulang tahun pernikahan kita, bukankah kita akan merayakannya seperti biasanya."

Deg

Mendengar itu, Arneta terkejut hingga sontak menatap lekat ke arah sang suami.

Di dalam benaknya, Ia bingung. bagaimana bisa Vincent bersikap setenang itu di hadapannya setelah tega melakukan kebohongan besar di belakangnya.

ataukah memang seperti itu karakter asli dari suaminya?

1
Innara Maulida
rasakan kau cabutan uban,,,emng enak berani main api harus mau' terbakar...
Innara Maulida
kmu salah lawan,,kamu salah lawan,,wahay bulan setengah 🤣
Erchapram
Lanjut Thor, ceritanya bagus. 1 kopi untuk kamu
Erchapram
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!