NovelToon NovelToon
Cinta Lelaki Sempurna

Cinta Lelaki Sempurna

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Percintaan Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Shina Yuzuki

Hidup dalam lingkaran kemiskinan, membuat Rea ingin bekerja setelah lulus SMA, semua itu dia lakukan demi keluarga.

Namun takdir berkata lain, Ayahnya sudah memutuskan masa depan Rea, sebagai istri dari seorang lelaki bernama Ryan.

Dia tidak bisa menolak dan menerima keinginan sang ayah.

Hanya saja, Rea tidak pasrah, dia bukan wanita lemah, selama belasan tahun berjuang dalam kesengsaraan, melatih mental yang kuat menahan setiap penghinaan para tetangga.

Sehingga dia akan berusaha membuat Ryan menyesal karena sudah menikah dengannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shina Yuzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu

Rea bingung sekaligus takjub, tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya, jika sekarang dia berada di sebuah rumah mewah yang jauh lebih luas dari balai desa Pakusanga.

Dibandingkan dengan rumah Brahman, kata orang-orang desa rumah itu mewah bak istana, tapi sekarang tak lebih dari kandang ayam.

Termasuk para pelayan rumah yang sangat cantik, seperti para model di acara pentas busana, mereka semua berbaris rapi untuk menyambut kedatangan Rea.

Ibu karti tersenyum ramah, dia bukan sosok sederhana, jabatannya sangat mengagumkan, seorang kepala pelayan yang bertugas mengatur semua pekerjaan dari setiap pelayan. Ibarat tentara, beliau adalah komandannya.

Rea cukup paham hanya dengan mengetahui nama itu, ibu karti memang berasal dari Jawa, entah bagaimana ceritanya, tapi sekarang dia memiliki wewenang mengurus kebutuhan orang-orang rumah.

"Ryan dimana Bu Hana dan pak Rahmat." Bertanya Rea karena dia melihat sekeliling tidak tampak mereka berdua.

"Kau terlalu kaku, istriku, tidak perlulah memanggil dengan nama, cukup ayah dan ibu saja cukup." Ryan tersenyum senang menggoda Rea yang masih belum membiasakan diri sebagai satu keluarga.

Wajah Rea menjadi merah, bukan karena malu, tapi cuaca di Jakarta memang panas untuk berlama-lama di luar.

"Apa itu lucu ?, aku masih belum terbiasa untuk memanggil mereka ayah dan ibu." Ketua Rea.

"Kalau begitu terbiasa lah, Istriku, karena ayah dan ibu jelas tidak ingin melihat menantunya gugup."

"Benarkah ?." Gumam Rea.

Dia tidak pernah tahu seperti apa sosok ayah dan ibu mertua, meskipun sering dia lihat mereka mampir ke rumahnya di desa Pakusanga, saling mengobrol dan bermain catur bersama bapak Samroji.

Tapi apa yang Rea bayangkan, bahwa mereka adalah orang kaya, memiliki segala hal di sekitarnya terlalu luar biasa, bahkan melampaui ekspektasi Rea saat membayangkan mereka tidak lebih kaya dari Brahman.

Meski begitu, segala macam adegan sinetron di televisi sudah terbayang, dia selalu beranggapan bahwa ibu mertua tidak pernah menyukai menantu.

Terlebih lagi, Rea hanya gadis dari desa yang udik dan juga kampungan, fantasinya cukup liar, karena setiap kali dia melihat acara drama keluarga dari tv tetangga. Para ibu mertua hobi menyiksa menantu mereka, menganggapnya tidak berguna, atau pun memberi masalah begitu kejam.

Seperti yang bisa dia bayangkan, mana kala ibu Hana mungkin menyuruh dia membersihkan setiap bagian rumah, sungguh tidak berperikemanusiaan. Ditambah lagi, suara soundtrack lagu 'Ku menangis' mulai berputar di kepala Rea.

"Ayah dan ibu sedang ada urusan, mereka tentu sibuk karena banyak hal terjadi, setelah pernikahan kita dan mereka harus mengurus Silvi karena dia akan lulus SMP."

"Silvi siapa ?." Rea bertanya tentang nama itu.

"Dia adikku." Jawab Ryan.

Ryan pun membawa Rea untuk berkeliling rumah, ini cukup besar, tidak, bahkan sangat besar dengan semua ruangan yang ada di dalamnya.

Ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang penyimpanan, ruang penyimpanan kedua, ruang penyimpanan ketiga, ruang olah raga, ruang kerja, ruang bersantai, ruang kosong, ruang tidak berguna, kamar tidur ayah ibu, kamar tidur Silvi, kamar tidur pelayan, kamar mandi bawah, kamar mandi tengah, kamar mandi atas, kamar mandi pelayan, kamar mandi yang di dalamnya ada kamarnya, studio musik, dapur, kolam renang, dan masih banyak lagi.

"Apa kau tidak punya peta untuk rumah ini." Terlihat bingung saat Rea harus menghafal semua tempat yang ditunjuk Ryan.

"Aku rasa ini cukup mudah di ingat, yang jelas, kau harusnya tahu kemana kamar tidur kita berdua." Jawab Ryan tersenyum senang.

"Kam... ar tidur kita berdua." Lemas Rea mengucapkan kembali perkataan Ryan.

Ryan merasa aneh untuk ekspresi Rea..."Kenapa istriku ?."

"Jadi disini kita tidur berdua." Rea bingung dan juga malu.

"Tentu saja, karena kita sudah berkeluarga." Santai saja Ryan menjawab.

"Dengan ruangan sebanyak ini, apa kita tidak bisa tidur terpisah saja."

"Tidak boleh." Tegas jawaban Ryan.

"Harusnya aku tahu itu." Rea merasa pasrah.

"Karena jika kau tidur terpisah, aku tidak bisa menjagamu." Tapi itu yang terpikir di kepala Ryan.

Memasuki satu ruangan yang menjadi tempat tidur untuk mereka berdua, satu sosok wanita cantik terlihat begitu anggun, bahkan ketika dia sedang mengganti seprei.

"Qiya, apa kau sudah selesai ?." Bertanya Ryan kepala satu pelayan cantik itu.

"Tuan Ryan, sudah, semua sudah di bersihkan." Gugup Qiya menjawab sopan.

"Terimakasih Qiya, kau boleh kembali."

Senyuman Ryan membuat siapa pun tersipu, termasuk kepada setiap wanita yang pada dasarnya mereka adalah seorang pelayan.

Rea memperhatikan, dia sendiri mengakui seberapa cantik pelayan bernama Qiya itu, tubuh tinggi dan langsing, 170 cm, rambut hitam pekat, lurus, hidung mancung serta bibir sensasional.

Jika ada orang menganggap dia adalah seorang artis yang berpura-pura memerankan karakter pelayan, itu tidaklah salah. Terlebih lagi, Qiya memiliki aset pribadi begitu mewah dan menggoda, jika dibandingkan milik Rea tentunya.

*******

Di sisi lain....

Saat Ryan dan Rea membenahi barang-barang di dalam kamar mereka, percakapan kecil terjadi dua para pelayan di ruang dapur.

Mereka adalah Ersi dan juga Susi.

"Sungguh, ini tidak menyenangkan." Ersi pun mulai bicara setelah meneguk segelas air.

"Kenapa kau Ersi ?." Jelas Susi menganggapnya sedikit aneh.

Tanpa ada angin atau hujan, ramalan cuaca mengatakan hari ini cerah sepanjang hari.

"Apa kau perhatikan gelagat istri tuan Ryan ?." Ucap Ersi menunjukkan keluhan.

"Memang kenapa ?." Balas Susi.

"Dia tidak sopan santun, sebagai seorang istri dia berani berbicara keras kepada tuan Ryan, itu tidak tahu diri namanya." Ersi menunjukan ketidaksukaan kepada Rea dalam pertemuan pertama.

"Jangan bicara buruk seperti itu, bagaimana jika ada yang mendengar kau dalam masalah." Susi memberi peringatan.

"Tapi kau pun setuju kan Susi ?... Tuan Ryan sangat tampan, kaya raya, sopan, tidak sombong, rajin menabung, murah senyum, tidak pernah marah, baik hati. Sungguh lelaki idaman, sedangkan wanita itu, dia jelas tidak pantas menjadi istrinya tuan Ryan." Ersi semakin mengeluh.

"Kau mungkin benar, tapi kau pun harus berkaca, kau juga tidak pantas."

"Hei aku tidak kalah cantik, aku juga punya tubuh yang bagus untuk membuat tuan Ryan nyaman, tanpa perlu menjadi istrinya pun aku tidak masalah." Ersi jelas memiliki pandangan lain kepada Ryan.

"Jangan berpikiran yang macam-macam." Susi kembali memperingatkan nya.

"Kau tidak perlu berpura-pura, karena semua pelayan di sini pun mengakui bahwa tuan Ryan memang tampan, kecuali kau memiliki ganguan mental." Ersi menyindir Susi.

Sesaat kemudian, langkah kaki seorang wanita muda yang cantik nan anggun berjalan menuju dapur, dia sudah mendengar semua ocehan dari Susi atau pun Ersi.

Tanpa perlu memberi tanggapan, karena Qiya lenih menjaga diri agar tidak mendapatkan masalah dalam pekerjaan.

Namun tanpa Qiya sadari, jika Ersi memperhatikannya begitu cermat.

"Qiya, apa kau selesai membersihkan kamar tuan ryan ?." Bertanya Ersi dengan tersenyum penuh makna.

"Aku sudah selesai." Singkat jawaban Qiya.

"Bagaimana ?." Ersi menunjukkan ekspresi penuh makna.

"Bagaimana apanya ?." Qiya mengulangi pertanyaan itu.

"Apa kau melihat tuan Ryan bermesraan dengan wanita itu."

"Tidak." Jawaban Qiya dengan wajah datar.

"Oh, oh, oh, apa kau sudah membayangkan, diatas tempat tidur yang sudah kau bersihkan, tuan Ryan mendekap istrinya dan mulai melakukan hal ini dan itu." Sebuah suara genit Ersi jelas menggoda Qiya.

Tapi Qiya tetap mempertahankan harga diri...."Kenapa kau membicarakan hal itu ?."

"Hanya penasaran saja, apa kau tidak cemburu ?."

"Aku hanya pelayan disini, seperti kau dan juga Susi, jadi banyak bicara, kau punya pekerjaan maka selesaikan." Qiya tentu tidak senang atas sikapnya.

"Baiklah, tapi aku tahu sesuatu, jika semua pelayan disini jatuh cinta kepada tuan Ryan, kau mungkin menjadi wanita yang paling patah hati." Ucap Ersi.

Detak jantung Qiya berdebar tidak nyaman, bukan karena asam lambung naik, tapi kenyataan bahwa apa yang dikatakan oleh Ersi adalah benar.

Sebab, Qiya adalah wanita yang menyukai Ryan, jauh sebelum dia menjadi sukses seperti sekarang.

1
partini
semakin mencurigakan hubungan majikan sama pelayan
Re
ya benar sekali, kita sedang membahas martabak
partini
lelaki waras ?
apa banyak misteri di antara mereka ber dua bukan cuma majikan ma pelayan ,,aihhh
partini
aku masih dan belum faham alurnya
ig.sayventoon: sebenarnya sederhana, cuma gadis desa menikah dengan orang kaya. gitu kak....
total 1 replies
partini
aihhhh pembantu body aduhai hot meleleh bosnya malah kalah jauh 🤦🤦🤦 perbaiki come on you can do it aihhhh lucu bos vs majikan tapi Banyak sih di dunia real majikan kikuk kikuk ma bosnya
Re
lanjut terus Thor, jangan sampai berhenti ya... karya mu paling di tunggu...
Re
Emang lucu n out the box, paling di tunggu nih karya author satu ini, cuma sayang aja karya-karya yang lain jadi terbengkalai....

mohon untuk up terus Thor...
ig.sayventoon
karya terbaik yang pernah aku tulis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!