NovelToon NovelToon
MY NAME IS QUIN

MY NAME IS QUIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Pansy Miracle

Quinevere King Neutron, putri Nathan Ace Neutron bersama dengan Clementine Elouise King, kini sudah tumbuh menjadi seorang gadis dengan kepribadian yang kuat. Tak hanya menjadi putri seorang mantan mafia, tapi ia juga menjadi cucu angkat dari mafia bernama Bone. Hidup yang lebih dari cukup, tak membuatnya sombong, justru ia hidup mandiri dengan menyembunyikan asal usulnya. Quin tak pernah takut apapun karena ia sudah banyak belajar dari pengalaman kedua orang tuanya. Ia tak ingin menjadi pribadi yang lemah, apalagi lemah hanya karena cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEBUAH PANGGILAN

“Tuan Nathan Ace Neutron dan Nyonya Elouise King dipersilakan naik ke atas panggung, untuk berfoto, sekaligus memberikan beberapa kata,” kata sang Dosen yang sudah mengenal keduanya juga.

“Mereka? Bagaimana mungkin?” gumam Anya tak percaya. Wajahnya pun pias, mengingat ucapan-ucapannya pada Quin.

Para mahasiswa dan mahasiswi yang berada di dalam ruang serbaguna itu pun tak percaya bahwa ternyata Quin yang mereka kenal sebagai gadis miskin dan mengandalkan pendidikannya lewat jalur beasiswa, ternyata adalah seorang putri dari pengusaha terkenal dan memiliki keturunan bangsawan Belgia.

Bisik-bisik meramaikan ruangan tersebut. Elon yang duduk di salah satu barisan terdepan dari mahasiswa pun tak percaya. Ia ternyata bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengan Quin. Ia mengepalkan tangannya, mengingat statusnya saat ini. Namun, ia tak ingin menyerah, ia harus mendapatkan Quin kembali.

Quin memeluk kedua orang tuanya saat mereka tiba di atas panggung dan berdiri di sampingnya.

“Dad, Mom …”

“Selamat, sayang. Dad tahu kamu pasti bisa, karena kamu adalah putri kami yang luar biasa,” bisik Nathan di telinga Quin.

“Thank you, Dad.”

“Mommy bangga padamu, sayang,” kata Elouise.

“I love you, Mom,” balas Quin.

Ketiganya berdiri di atas panggung dan berfoto bersama. Nathan juga memberikan beberapa kata sebagai rasa syukur serta bangganya menjadi orang tua dari Quin.

***

“Quin!” Quin menoleh dan tampak beberapa orang mahasiswi mendekatinya.

Mata Quin memicing karena hal ini-lah yang ia benci, ketika orang-orang mulai mendekatinya dan mencari muka ketika mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya. Ia benar-benar merindukan Rea saat ini.

“Ada apa?” tanya Quin dengan wajah datar dan dingin.

“Aku tak menyangka kamu adalah putri Tuan Neutron,” kata salah satu dari mereka.

“Lalu?” tanya Quin lagi.

“Bergabunglah bersama kami! Kami akan mengadakan acara pesta kelulusan di club.”

“Aku harus bekerja,” jawab Quin, meskipun alasan yang sebenarnya adalah malas.

“Untuk apa kamu bekerja, Quin. Uangmu banyak, lebih baik kamu bersenang-senang bersama kita. Lagipula, lingkungan seperti itu tak cocok denganmu.”

Quin tersenyum tipis kemudian menatap para mahasiswi tersebut, “cocok atau tidak, itu bukan urusanmu. Aku justru tak nyaman dekat-dekat denganmu.”

Setelah itu, Quin pun meninggalkan mereka tanpa menoleh. Lebih baik ia merayakan kelulusannya bersama dengan keluarganya.

***

“Dad!” Anya yang kembali dari universitas bersama dengan suaminya dan juga putranya, mulai mengeluarkan apa yang sedari tadi bersarang di dalam pikirannya.

“Ada apa?!” George menoleh dengan tatapan memicing. Ia yakin istrinya itu akan mulai berbicara tanpa henti.

“Elon, duduklah. Mommy ingin berbicara denganmu juga,” Elon yang baru saja ingin melangkahkan kakinya ke lantai atas untuk beristirahat, menghentikan langkahnya.

Dengan berdecak, ia pun duduk di sofa. Pikirannya saat ini hanya dipenuhi oleh Quin dan Quin. Elon pun menghela nafasnya pelan.

“Apa yang mau Mom katakan? Aku lelah dan aku ingin istirahat,” ujar Elon.

“Kamu harus kembali mengejar Quin. Saat sudah mendapatkannya, ceraikan Gisella,” kata Anya dengan bersemangat.

“Kamu gila!” teriak George, “apa nanti yang akan dikatakan Andrew dan Meddy.”

“Putrinya itu hanya pembawa sial! Baru menikah dengan Elon saja sudah membuat perusahaan kita hancur seperti ini. Bagaimana minggu depan, bulan depan, tahun depan? Bisa-bisa aku luntang lantung di jalan karena tertular kesialannya,” kata Anya tanpa filter.

Elon terdiam mengingat kembali bahwa ia meninggalkan Gisella di hotel. Ia pergi ke club untuk menikmati malamnya itu dengan minum-minum. Sesudahnya ia langsung kembali ke Mansion Keluarga Bush karena hari ini adalah acara kelulusannya di universitas.

Namun, mendengar ucapan Mom Anya, membuatnya tak merasa bersalah dengan apa yang telah ia lakukan. Ia bahkan merasa kini Mom Anya kembali memintanya mengejar Quin, wanita yang ia cintai.

“Hentikan ucapanmu!” sentak George, “sepertinya lebih baik aku segera pergi ke perusahaan. Kepalaku tambah sakit mendengar keluhan dan keinginanmu yang tak ada habisnya.”

George segera berbalik kemudian keluar dari Mansion Bush. Ia memilih bekerja saja dibandingkan mendengarkan celotehan istrinya. Bagaimana pun juga, George membutuhkan Perusahaan Austen untuk membantunya keluar dari permasalahan yang ia hadapi saat ini.

“Mom, benarkah aku boleh mengejar Quin kembali?” tanya Elon dengan antusias.

“Tentu saja, Elon sayang. Mommy mendukungmu kali ini.”

“Lalu, bagaimana dengan Gisel?”

“Masalah itu, biar Mommy yang akan membereskannya,” jawab Anya.

Namun, tak berselang lama, sebuah mobil tampak memasuki Mansion Keluarga Bush. Anya yang masih berada di ruang tamu pun melangkah keluar untuk melihat siapa yang datang. Kehadiran Keluarga Austen atau bisa dikatakan besan-nya, membuatnya berdecak.

“Anya! Aku minta tanggung jawab putramu!” Meddy yang merupakan teman sosialita Anya, langsung mengatakan apa sebenarnya tujuannya datang ke Mansion Bush.

“Apa maksudmu? Bukankah putraku sudah menikahi putrimu?” tanya Anya dengan pelan. Ia masih mengingat pesan suaminya, bahwa mereka masih membutuhkan bantuan Perusahaan Austen untuk membuat Perusahaan Bush bangkit kembali.

“Putramu meninggalkan putriku sendirian di hotel. Aku sudah memeriksa hotel, ia bahkan tak kembali hingga saat ini. Apa kalian mempermainkan putriku hah?!” Meddy benar-benar tak terima dengan apa yang terjadi.

“Ah mungkin putraku hanya lupa bahwa ia sudah menikah. Itu bisa dimaklumi,” sahut Anya.

“Lupa?” Ntah mengapa Meddy ingin sekali mencubit bibir Anya yang sejak tadi terus membela putra semata wayangnya itu, meskipun dengan jelas-jelas telah membuat kesalahan.

“Iya. Masih bagus ia hanya lupa. Bagaimana kalau ia menganggap putrimu tak ada, bahkan menceraikan putrimu sekarang.”

Ucapan Anya tersebut langsung membuat Meddy semakin panas hati. Ia merasa Anya tak menghargainya sama sekali, bahkan menganggap putrinya hanya sekedar mainan.

“Baiklah, aku menunggu surat perceraian itu. Segeralah urus, aku menunggunya!” Meddy memegang pergelangan tangan Gisella kemudian melangkah keluar dari Mansion Keluarga Bush.

“Mom …,” Gisella menoleh ke arah Elon yang sama sekali tak mempedulikannya. Sedih dan juga sakit hatinya bergabung menjadi satu.

***

Rasa bahagia seharusnya dirasakan oleh Quin saat ini. Ia telah menyelesaikan kuliah sarjananya dan bisa melanjutkan kuliah master di negara pilihannya, semuanya gratis.

Namun, kebahagiaannya tak bisa penuh karena ia merasa tak bisa berbahagia di atas penderitaan orang lain.

“Fox, di mana sebenarnya dirimu? Tak bisakah kamu memberiku kabar lagi?” gumam Quin yang kini tengah duduk seorang diri di dalam kamar tidurnya di apartemen.

Drtttt

Ponsel Quin bergetar di atas nakas. Quin meraihnya untuk melihat siapa yang menghubunginya. Ia menautkan kedua alisnya ketika melihat hanya nomor tak dikenal yang tertera di sana.

Oleh karena Quin tak kunjung menjawab, panggilan tersebut akhirnya mati. Namun, lagi dan lagi ponselnya bergetar dan menunjukkan nomor yang sama. Pada akhirnya ia menjawab.

“Halo.”

Hingga lima detik, tak ada jawaban, hanya terdengar sebuah helaan nafas. Akhirnya Quin memutus panggilan tersebut.

“Kalau tidak mau bicara, jangan menelepon,” dengan kesal Quin kembali meletakkan ponselnya di atas nakas.

🌹🌹🌹

1
cowettttttt
Quin kaya orang sawan lama2 punya power tp g d pake...fox keliatan sangat ga punya power masih kecolongan dan belum berhasil sudah bertahun2 upaya bls dendam
cowettttttt
Quin ini lemah atau bagaiman masa cuma sekali mukul si Elon trs malah diam aja sisa nya...trs g jujur jg bahwa ibu ny meminta hbgn mereka bubar biar klrga Meraka rusuh..malah diam saja
Arbaati
ditunggu next nya Thor
Arbaati
wah cari mati si Elon
Rini
fox
Arbaati
grubyaaak...nggeblak gak bangun" Mak anyet wkwkwk....
millie ❣
gak masuk UGD loe mak lampir liat siapa queen wkwkwkwk
Rini
nah lo kejang nga tu
millie ❣
lama g up yg semangat thor
Rini
👍👍
Arbaati
lanjut Thor udah tak kasih vote
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc

Izin ya
Pansy: Thank you so much Kak 🙏🏻❤️
total 2 replies
Inez Putri
kurasa fox bukan org sembarang. ada rahsia di diri fox? pensran q
Rini
sombong mu Bu , ati2 Lo jantungan 😂
Arbaati
next tour
millie ❣
Gw yakin itu fox deh rajin up y thor 😊
Rini
fox kah
Rini
fox misterius juga
Rini
fox dimana
millie ❣
Ayo queen tunjukan powermu donk ama org yg uda ngebela loe 😌
Rini
bertindak buat temanmu queen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!