Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?
Selamat menikmati kisah mereka !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seharian Dengannya
Matahari pagi mulai menampak kan cahaya.. Udara perlahan berubah menjadi hangat.
Anna semalaman tidur dengan sangat nyenyak tanpa rasa takut dan khawatir.
Ia meregangkan tubuh nya yang terasa jauh lebih baik, bahkan lebam dan goresan yang ia dapat kemarin tidak lagi terasa sakit.
Anna melihat ke sekeliling dan ia sendirian..
Ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan sikat gigi.
Saat ia tengah mencuci muka.. Ia merasa ada sesuatu yang aneh..
Goresan pada leher Anna tertutup plester dengan rapi..
Tangan Anna yang lebam karna lemparan balok semalam, tidak nyeri lagi dan tersisa bau minyak lavender di bagian lebam nya.
Padahal seingat Anna, setelah Liam pergi.. Ia langsung tertidur lelap.. Bahkan tidak sempat menggosok gigi nya karna saking lelahnya.
" Kapan aku melakukan semua ini.. " Gumam Anna penasaran.
30 menit kemudian, ia sudah siap dan hendak keluar dari kamar.
Saat membuka pintu, Anna mendapati Liam yang penuh dengan keringat setelah melakukan jogging sejak pagi pagi buta.
" Mau kemana? " Tanya Liam dengan nafas terengah engah dan meneguk minuman untuk meredakan haus.
" Aku mau kembali ke resort. Dan ikut pulang. " Jawab Anna dengan perasaan penasaran, tapi juga takut untuk menanyakan nya.
Secara.. Bagaimana pun juga, Liam adalah seorang badboy.
" Aku bisa memberi mu tumpangan, kalau kamu mau. " Kata Liam seraya pergi ke kamarnya untuk mandi.
Dan Anna pun mulai berdebar saat Liam melewati nya.. aroma nya harum sama seperti saat berada di dalam kamar Liam sebelumnya.
Anna menyukai aroma itu, begitu kuat tapi menenangkan.
Setelah beberapa saat menunggu, Liam keluar dari kamar dengan lebih segar..
Pakaian serba hitam, topi dan kacamata hitam.. Membuat nya tampak masculin.
" Ayo. " Ajak Liam yang tiba tiba salah tingkah saat melihat ternyata Anna menunggu nya.
Mereka berdua pun berjalan bersama tanpa sepatah kata, mobil Liam berada di tempat parkir yang sama dengan bus bus sekolah.
Setiba nya disana.. Terlihat para murid lain sedang sibuk menata barang bawaan di bagasi bus bersiap untuk pulang.
Dari kejauhan Lexi yang semalaman khawatir dan tidak berhasil menemukan Anna, berlari menghampiri mereka berdua.
Mengetahui kedatangan Lexi, Liam pun memilih mundur bersandar ke mobil nya beberapa meter di samping mereka.. Sambil menyalakan sebatang rokok.. Memberi ruang pada mereka berdua.
" Anastasia.. Kamu dari mana saja? Semalaman aku mencari mu. " Sahut Lexi dengan nada cukup keras.
" Aku berada di tempat Liam. "
Mendengar jawaban Anna, Lexi pun menoleh dan menatap tajam ke arah Liam.
" Ayo ikut aku pulang. " Ajak Lexi sambil menarik tangan Anna, namun dengan cepat Anna menampik nya.
" Jangan sentuh aku sesuka mu, aku sudah berkali kali bilang padamu. Masalah ku sudah cukup banyak. " Jawab Anna dingin.
" Kamu akan lebih bermasalah jika berurusan dengan nya. " Kata Lexi ketus menyindir Liam, dan hanya di balas dengan senyum tipis Liam tidak peduli.
" Aku pergi dulu. " Pamit Liam mengalah dan berjalan ke pintu mobil nya.
" Setidak nya aku merasa lebih aman bersama nya. " Jawaban tak terduga keluar dari mulut Anna.
Liam pun sejenak terhenti saat membuka pintu mobil nya.
" Aku lebih merasa aman dan tenang, karena mereka mengacuhkan Liam. Aku bisa bernafas saat bersamanya. " Lanjut Anna.
Perkataan Anna lambat laun membuat hati Liam berdebar.
" Aku akan pulang dengan nya. " Pamit Anna mengakhiri pembicaraan dan pergi masuk ke mobil jeep rubicon hitam milik Liam.
Selama perjalanan pulang melalui bukit yang berkelok dengan pemandangan indah.. Liam dan Anna jadi tampak canggung dalam keheningan.
Setelah 40 menit melalui perjalanan, tiba tiba Liam membelokkan setir nya ke jalur lain.
" Aku lapar. " Kata Liam singkat padat dan jelas.
Mereka berhenti di sebuah restoran sederhana yang menjual olahan ikan laut.
Anna pun hanya mengikuti saja.. Karna saat ini ia tidak memiliki apapun.. Uang, ponsel, pakaian dll.
Mereka masuk dan duduk saling berhadapan.
Liam tanpa pikir panjang langsung memesan sup ikan salmon dan beberapa lauk pendamping lain nya.
Dan mereka masih belum memulai pembicaraan apapun sampai makanan mereka di sajikan di atas meja.
" Aku berhutang banyak padamu. " Kata Anna sungkan.
" Makan saja, sup disini terkenal enak. " Jawab Liam menyodorkan sendok sup ke Anna.
Namun Anna terasa janggal.. Sedari tadi, Liam tidak menyentuh sup ikan itu sama sekali.. Padahal dia yang memesan dan rasanya sangat enak, seperti perkataan nya.
" kenapa kamu tidak makan sup juga? " Tanya Anna.
" Aku tidak suka ikan. " Jawab Liam to the point.
Tidak suka ikan, tapi memesan sup ikan. Begitu membingungkan, kurang lebih seperti itu pemikiran Anna saat ini.
" Habiskan makanan mu, aku mau merokok di depan. " Kata Liam seraya meninggalkan Anna untuk melanjutkan makan sendirian.
Sesuap demi sesuap.. Hingga Anna kenyang, masih banyak sup yang tersisa di mangkuk itu.
Kemudian pemilik restoran yang sudah lanjut usia.. Menghampiri Anna untuk mengisi ulang air mineral di gelas Anna.
" Kamu menyukai nya? " Tanya nenek itu meminta review Anna atas masakan nya.
" iya.. Sangat enaakk. Aku suka. " Jawab Anna ramah.
" Syukurlah. Sup ikan ku memakai banyak rempah yang berkhasiat.. Biasa nya orang orang yang sedang bermasalah dengan pencernaan, sakit perut atau kram.. Pasti jauh jauh datang kemari untuk membeli sup ikan ku.. " Kata nenek menjelaskan dengan maksud mengunggulkan resep nya.
Namun Anna menyadari sesuatu..
Ia melihat ke arah Liam yang duduk santai di luar..
Lelaki serampangan dan nakal itu.. Ternyata memiliki sisi yang hangat seperti sup ikan ini.
Saat di minimarket Liam melihat Anna membeli obat pereda nyeri karena kram pasca menstruasi..
Dia tidak suka ikan, tapi mengajak Anna ke restoran sup ikan.. Agar Anna bisa merasa lebih baik karena khasiat dari sup ikan.
Perhatian yang tidak terucap oleh kata, tapi terbukti dari tindakan nya.
Senyum tipis Anna pun merekah dengan sendirinya.
Flashback malam sebelum nya..
Liam tampak tidak bisa tidur meski ia sudah memesan kamar yang nyaman dan mahal untuk dirinya sendiri di resort..
Pukul 00.20
Ia memutuskan untuk menghampiri kamar Anna.. Perlahan ia membuka kamar dengan kunci cadangan yang dimiliki nya.
Anna tampak tertidur sangat pulas.
Liam duduk di samping ranjang Anna sambil melihat satu per satu luka atau lebam di tubuh Anna tanpa mengurangi rasa sopan.
Dengan hati hati ia menempelkan plester ke goresan luka di leher Anna, dan dengan sangat lembut mengoleskan obat ke tangan Anna yang lebam karna menolong nya.
Rasa sakit sedikit membuat Anna bergerak dalam tidur nya dan jantung Liam hampir copot karna takut ketahuan.
Ia dengan segera menyelimuti tubuh Anna dan diam diam keluar dari kamar setelah selesai merawat gadis itu.