NovelToon NovelToon
PLAGUEHART

PLAGUEHART

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Zombie / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Penyelamat
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Widya Pramesti

Di kota Plaguehart, Profesor Arya Pratama melakukan eksperimen berbahaya untuk menghidupkan kembali istrinya, Lara, menggunakan sampel darah putrinya, Widya. Namun, eksperimen itu gagal, mengubah Lara menjadi zombie haus darah. Wabah tersebut menyebar cepat, mengubah penduduk menjadi makhluk mengerikan.

Widya, bersama adiknya dan beberapa teman, berjuang melawan zombie dan mencari kebenaran di balik wabah. Dengan bantuan Efri, seorang dosen bioteknologi, mereka menyelidiki lebih dalam, menemukan kebenaran mengerikan tentang ayah dan ibunya. Widya harus menghadapi kenyataan pahit dan mengambil keputusan yang menentukan nasib kota dan hidupnya.

Mampukah Widya menyelamatkan kota dengan bantuan Dosen Efri? Atau justru dia pada akhirnya ikut terinfeksi oleh wabah virus?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kalung Milik Widya

Sementara itu, di perjalanan yang tampak sepi. Truk militer tim Red Dawn Battalion, berhenti di depan kecil yang tampak sepi, sunyi di sisi jalan. Sersan Arif, memerintahkan pasukannya, Gio dan Wilona untuk turun, menyiapkan senjata serta ikut bersama.

"Gio, Wilona. Kalian berdua ikut aku," ujar Arif, berbicara lewat Earpiece yang ada di telinganya. "Kita harus memastikan, apa masih ada warga yang masih selamat di dalam sana."

Gio dan Wilona berkata serentak. "Siap, Sir!" seru mereka, menjawab cepat menggunakan Earpiece.

Mereka bertiga melangkah masuk ke rumah kecil itu. Arif memimpin jalan, mengangkat senjatanya. Suasana di dalamnya terasa sunyi dan mencekam, hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar.

Sesampainya di dalam. Mata Arif mengawasi dengan tajam, hanya mendapati dua kamar kosong yang pintunya terbuka lebar. Namun, terdengar suara aneh dari pintu kecil yang berada di dapur. "Dengar itu?" bisik Wilona, bertanya kepada Arif dan Gio.

Mereka berdua mengangguk. "Iya. Sepertinya suara itu dari arah sana," tunjuk Arif, dengan cepat mereka bergerak menuju pintu kecil di dapur.

Sersan Arif mengangguk, berdiri di depan pintu kecil yang sedikit terbuka, memberi tanda agar Gio membuka pintu itu dengan lebar. Gio dengan hati-hati mendorong pintu perlahan terbuka lebar. Ketika pintu terbuka, mereka disambut suara berderit dari pintu dan sebuah ruangan sempit serta anak tangga yang menuju ke bawah tanah.

"Ternyata ada ruang bawah tanah di rumah ini," kata Arif menatap anak tangga yang dipenuhi debu dan suasana yang semakin mencekam. Tanpa pikir panjang, Sersan Arif memberi isyarat untuk tetap waspada. Wilona dan Gio segera bersiap dengan senjatanya, menurunkan pegangan senapan.

Mereka menuruni tangga menuju ruang bawah tanah, sementara Arif masih memimpin jalan mereka dengan suasana yang semakin gelap. Sesampainya di ruang bawah tanah, mereka hanya disinari oleh cahaya senter pada senjata masing-masing.

Sejenak, mata Arif menyapu ruangan tersebut dan hanya melihat beberapa tumpukan barang rusak dan serpihan kaca di lantai. Namun, dirinya menyoroti cahaya senter ke lantai ruang tersebut. Dan seketika, bola matanya terbelalak lebar, melihat dua pria yang sudah terbujur kaku dengan keadaan mengenaskan.

Di dekat dua pria itu ada sosok zombie wanita separuh baya yang telah ikut mati di sisi mereka. "Astaga. Ternyata di sini ada mayat," ucap Arif, terkejut menatap mayat tersebut. Namun tiba-tiba, dari sudut ruangan, suara geraman keras menakutkan menggema ruang itu dan muncul sosok zombie wanita dewasa melompat ke arah mereka.

Dengan reflek, Wilona mengarahkan senjatanya, menarik pelatuk senjatanya dan melepaskan tembakan. "BAM!" Kepala zombie itu pecah, jatuh terjerembab ke lantai tanpa bergerak lagi.

Arif dan Gio terdiam sejenak, mata mereka berdua saling bertemu. "Kenapa bisa ada zombie disini? Dan dua pria ini siapa?" tanya Gio, merasa tidak ada yang beres dari rumah ini.

"Entahlah. Aku juga bingung, tapi kenapa mereka bisa mati dalam keadaan seperti ini?" ucap Arif yang juga bertanya, menatap dua pria yang di salah satu dari mereka tertancap pisau dan serpihan kaca pada kepala serta lehernya.

Sementara Wilona, menghembuskan napasnya. "Mungkin, sebelumnya ada manusia yang masuk ke rumah ini. Dan bisa jadi, manusia itu berubah jadi zombie dan itu adalah wanita yang baru di bunuh," ujar Wilona menatap ke aras zombie wanita dewasa yang baru dia tembak.

Arif mengangkat bahunya. "Mungkin. Semoga saja itu benar," katanya, melangkah perlahan mencari sesuatu di lantai sebagai petunjuk dari pertanyaan dan keraguan mereka bertega. Matanya menangkap sebuah kalung yang tidak asing baginya tergeletak di lantai kotor.

Arif membungkuk, meraih kalung itu dengan hati-hati. "Kalung ini... milik Widya," bisiknya, mengamati lambang pada kalung itu yang memang terlihat jelas milik Widya.

Gio dan Wilona melangkah mendekat, mereka juga mengamati, mengenali kalung tersebut. "Iya. Ini milik Widya," kata Wilona. "Berarti di sudah ada di sini duluan, sebelum kita tiba."

"Jika Widya telah masuk duluan ke tempat ini. Lalu, dimana dia?" tanya Gio, dengan cemas. "Dan kenapa masih ada satu zombie tersisa? Kenapa, dia juga membunuh dua pria asing ini?"

Arif tidak menjawab, merenung sejenak. Dia berpikir, jika rumah ini awalnya tidak beres dan setelah mengetahui ada zombie serta mayat di ruang bawah tanah rumah ini, Arif berpikir. Jika sebelumnya, Widya telah melewati bahaya yang berhasil di lewati.

"Sir!" seru Gio, memanggil Arif, menyadarkan lamunannya.

Arif sontak terkejut, menoleh ke arah Gio dan Wilona. "Sebaiknya, kita kembali ke truk. Dan, kita harus mencari Widya," kata Arif, menyarankan untuk segera keluar dari rumah ini.

Gio dan Wilona mengangguk. "Siap, Sir!" seru mereka berdua, mengangkat senjata, mengikuti Arif keluar dari rumah tersebut dan kembali ke truk.

Arif memasukkan kalung itu ke dalam saku celananya, memimpin jalan menuju truk dan melanjutkan pencarian mereka. "Kita harus bisa menemukan Widya. Kemungkinan sekarang dia dalam bahaya dan membutuhkan bantuan kita."

Sesampainya di truk, Arif memberikan perintah kepada timnya untuk segera melanjutkan perjalanan. Bryan yang sudah menunggu di dalam truk, melihat Arif yang tampak cemas. "Sir, ada apa? Kenapa wajahmu terlihat cemas?" tanya Bryan dengan nada curiga dan tampak penasaran.

Dengan wajah wajah cemas, Arif berkata. "Kami menemukan kalung milik Widya, di dalam rumah itu," jawabnya, mengeluarkan kalung dari saku celananya.

Terkejut, Bryan menatap kalung itu. "Jadi, Widya sudah masuk duluan ke rumah ini?" tanyanya lagi, dengan cepat Arif mengangguk.

"Ya. itu sebabnya kita harus melanjutkan perjalanan dan mencari keberadaan Widya," kata Arif dengan tegas. "Aku yakin, kita akan bertemu dengannya."

Bryan mengangguk mengerti. Dia menghidupkan mesin truk dan menekan pedal gas. Truk itu melaju kencang, menyusuri jalan sedikit hancur. Sementara itu, hari mulai gelap. Cahaya matahari mulai terbenam, berganti menjadi malam yang gelap.

Sementara itu, di kampus, di laboratorium. Sekelompok mahasiswa serta Dosen Efri dan Dosen Roger beristirahat di dalam sana. Beberapa dari mereka, mulai kelaparan dan belum ada makanan yang mengganjal perut mereka dalam dua hari ini.

Chaca, mahasiswa yang selalu bikin rusuh, terduduk lemas memegangi perutnya di dekat rak yang ada di ruang laboratorium. "Aduh. Perutku sakit..." bisiknya, dengan suara bergetar dan wajah mulai pucat pasi.

Alvin yang duduk di samping Chaca, menatapnya dengan khawatir. "Chaca, kamu lapar?" tanyanya, dengan cepat Chaca mengangguk lemas. Alvin mencoba berdiri, melangkah pelan dalam keadaan kaki yang masih terasa sakit dan keram.

Sementara Aldo, melihat Alvin bangkit dari duduknya, mencoba menahan lengannya dan berkata. "Mau kemana, Alvin?" tanyanya, dengan nada curiga.

"Aku mau mencari makanan di luar sana. Chaca sangat kelaparan, kasihan dia," kata Alvin, menjawab dengan nada rendah. Namun, jawaban itu membuat Aldo tertawa kecil.

"Alvin. Dia itu tidak perlu dikasihani, karena Chaca itu beban. Dan Bu Anggun sudah menjadi korbannya," ujar Aldo, namun matanya tertuju kepada Chaca dan menatapnya dengan penuh kebencian.

Sebelum Alvin menjawab, tiba-tiba Lina bersuara. "Benar. Chaca itu beban, bahkan selalu egois," sahut Lina, melipatkan kedua tangannya, melangkah lebih dekat ke arah Alvin dan Aldo. "Yang kelaparan itu bukan hanya Chaca seorang. Tapi, semuanya juga sangat kelaparan, Alvin."

Alvin terdiam sejenak, mencerna perkataan teman-temannya. Namun di sisi lain, Efri mendekati mereka bertiga dan menepuk bahu Alvin. "Kamu tidak bisa keluar dari tempat ini sendirian. Di luar sangat berbahaya dan tidak aman, bahkan kakimu masih belum pulih," ucap Efri. "Sebaiknya, kita istirahat sejenak dan memikirkan cara keluar dari ruangan ini bersama-sama."

Alvin mengangguk, di susul oleh Aldo dan Lina. Tanpa berkata apa-apa lagi, Alvin kembali duduk namun, tetap berada di samping Chaca. Semuanya kini, duduk melingkar dan mendiskusikan cara keluar dari laboratorium tanpa melewati pintu.

1
Syari Andrian
Mana lanjutannya
🟢Widya P: sabar kak, authornya lagi sibuk menjalankan tugas negara. upnya kapan ada waktu luang, jadi mohon maaf ya jika sering lama up🙏🏻 terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Goldstar
ayo kak lanjut lagi kalo udah gak sibuk
🟢Widya P: siap kak/Determined/
total 1 replies
𝐀𝐢𝐤𝐡𝐚𝐲 𝐇𝐨𝐬𝐡𝐢𝐧𝐨⚡
Telat sehari gpp kan eomma?
Btw FIGHTING!!
𝐀𝐢𝐤𝐡𝐚𝐲 𝐇𝐨𝐬𝐡𝐢𝐧𝐨⚡: Sama sama eomma/Rose//Heart/
🟢Widya P: gpp sayang, terimakasih anakku/Rose//Heart/
total 2 replies
Syari Andrian
Pasti papanya Ana kan.. karna diawl menyebutkan pak Arya dan papanya Ana.
Violin🍁
baru mampu udah serem duluan mana malam lagi
🟢Widya P: baca pas pagi aja kak, btw terimakasih sudah mampir😇🥰
total 1 replies
BuayaMT🐊
jangan-jangan dia yang ke menciptakan virus zombie itu, tapi bukan Prof Arya🤔
Pompon
lanjut kak, btw semangat berpuasa ya kak
Pompon
alah mimpi kirain beneran udah tegang bet tadi cak🥴
🟢Widya P: jangan lupa sediakan air putih/Facepalm/
total 1 replies
Bluery
jangan-jangan Roger sudah terinfeksi? tapi bukannya dia belum terkena gigitan zombie?😱🤔
Bluery
Alur ceritanya menarik, ada bagian part tersedih,. menegangkan, dan novel ini sangat keren karena banyak sekali cerita aksinya yang membuat pembaca semakin penasaran dan suka/Rose/
Bluery
siapa yang naro bawang disini/Cry//Scowl/
Bluery
😱😱
Bluery
Beautiful/Drool/
Bluery
uwuuu/Chuckle/
ESdoger
bikin merinding
ESdoger
keren ceritanya
ESdoger
Beneran menegangkan dan ceritanya menarik untuk di baca👍 alurnya keren, susah di tebak dan banyak misteri yang belum terpecahkan.
ESdoger
lari ada zombie😱
ESdoger
Jadi ini prof yang menciptakan virus zombie itu?
ESdoger
baru 2 bab udah bikin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!