Jingga yang sedang patah hati karena di selingkuhi kekasihnya, menerima tantangan dari Mela sahabatnya. Mela memintanya untuk menikahi kakak sepupunya, yang seorang jomblo akut. Padahal sepupu Mela itu memiliki tampang yang lumayan ganteng, mirip dengan aktor top tanah air.
Bara Aditya memang cakep, tapi sayangnya terlalu dingin pada lawan jenis. Bukan tanpa sebab dia berkelakuan demikian, tapi demi menutupi hubungan yang tak biasa dengan sepupunya Mela.
Bara dan Mela adalah sepasang kekasih, tetapi hubungan mereka di tentang oleh keluarganya. Mereka sepakat mencari wanita, yang bersedia menjadi tameng keduanya. Pilihan jatuh pada Jingga, sahabat Mela sendiri.
Pada awalnya Bara menolak keras usulan kekasihnya, tetapi begitu bertemu dengan Jingga akhirnya dia setuju.
Yuk, ikuti terus keseruan kisah Jingga dan Bara dalam membina rumah tangga. Apakah rencana Mela berhasil, untuk melakukan affair dengan sepupunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 : kecurigaan yang terbukti
Hari ini Jingga ingin menangkap basah kekasihnya, yang tega berselingkuh di belakangnya dengan orang terdekatnya. Dengan alasan sakit kepala, Randy kekasihnya absen dari pekerjaannya. Mereka memang bekerja dalam satu tim pemasaran, di perusahaan yang sama milik Bara Aditya.
Karena pekerjaannya tidak terlalu sibuk hari ini, Jingga memilih pergi ke kost-an Randy. Di jam istirahat yang harusnya dia pergunakan untuk mengisi perutnya, malah menengok lelaki yang sudah setahun jadi pacarnya.
Bukan tanpa sebab Jingga nekat pergi, tetapi ada sebuah pesan nyasar yang masuk ke dalam nomornya. Rasa penasaran yang membuatnya harus membuktikan kebenaran, dari pesan WhatsApp tersebut. Sambil menunggu ojol yang dia pesan, Jingga duduk di lobi perusahaan.
Santi sang resepsionis, terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Dia hanya melambaikan tangannya, ketika Jingga menyapa. Tanpa perlu berbasa-basi, Jingga memilih menjatuhkan bokongnya di kursi ruang tunggu.
Ada beberapa tamu yang hendak bertemu dengan Bara Aditya, tapi mereka harus sabar menunggu sang bos. Seperti di ketahui perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan apartemen dan hunian mewah itu, memang memiliki reputasi yang baik.
Ojek online pesanan Jingga sudah tiba, dia gegas berlari menghampiri. Sang security kantor tersenyum, menerima sapaan dari karyawati perusahaan yang berkepribadian jutek. Memang Jingga terkenal di kalangan karyawan pria, sebagai wanita yang sulit di dekati. Apalagi dia statusnya sebagai kekasih Randy, seorang manager pemasaran yang cukup di segani di perusahaan.
Terik matahari yang menyengat kulit, tak menyurutkan semangat Jingga untuk membuktikan kecurigaannya. Laju sepeda motor terasa lambat, membuatnya sedikit naik darah.
"Bang, bisa gak agak ngebut sedikit!" ucap Jingga keras.
"Wah, gak bisa non" balas kang ojek tegas.
"Saya tambahin ongkosnya, deh" lanjut Jingga.
"Beneran non!?"
"Iyalah, masa bohong sih. Wanita secantik saya, gak ada tampang penipu" ujar Jingga narsis.
"Oke non!" kata kang ojol, langsung semangat. Dia segera memacu kendaraan roda duanya, dengan cepat dan gesit. Meliuk-liuk diantara kendaraan, yang silih berganti saling menyalip. Sehingga tak terasa, sudah tiba di tempat tujuan. Jingga segera turun dari boncengan motor, serta menyerahkan helm yang di pakainya. Kemudian mengeluarkan gawainya, dan mengetikkan sejumlah nominal uang serta mentransfernya ke nomor rekening kang ojol.
"Bang, udah saya tambahin ongkosnya" ucap Jingga, sambil memasukkan kembali hapenya.
"Makasih non, sering-sering aja pesan ojek saya" ucapnya sumringah, ketika melihat sejumlah rupiah mampir di rekeningnya.
"Yeay, maunya situ! Saya yang jebol duitnya" kata Jingga dengan wajah judes.
"Tapi kan bukan salah saya, non yang menjanjikannya" sangkal kang ojol senewen.
Jingga malas membalas ocehan yang gak penting itu, dia berbalik dan berjalan menuju gerbang kost-an milik kekasihnya. Kost-kostan elit yang di huni Randy terlihat sepi, mungkin karena penghuninya sebagian besar adalah karyawan. Jadi di jam-jam sibuk seperti ini, tentunya mereka tengah mengais rejeki.
Kamar Randy terletak di lantai dua, pintu paling ujung. Semua kamar tertutup rapat, hanya satu yang terbuka dan penghuninya sedang merokok sambil melamun. Jingga menatap sesaat, pria yang duduk menikmati kepulan asap rokoknya. Dia hanya mengangguk, diiringi senyum kecil di bibirnya. Sedangkan si pria dewasa itu tampak agak terkejut, melihat kemunculan Jingga. Namun dia kembali pada kegiatan semula, menghisap dan mengepulkan asap rokoknya ke udara membentuk lingkaran-lingkaran kecil.
Begitu tiba di depan kamar Randy, terlihat sepatu kerjanya berada di atas rak penyimpanan sepatu dan sandal. Tetapi ada sebuah wedges nyasar, diantara benda-benda milik kekasihnya. Apa mungkin? ada saudara perempuannya yang sedang berkunjung ke tempat kost Randy. Karena setahu dia, kekasihnya itu memiliki adik perempuan yang kuliah di kota yang sama.
Perlahan di ketuknya pintu berwarna coklat itu, tetapi tidak ada jawaban dari dalam. Jingga takut terjadi sesuatu dengan kekasihnya itu, hingga dia mengeluarkan kunci duplikat. Segera Jingga memasukkan anak kunci dan memutarnya, lalu mendorong pintu dengan hati-hati. Ruang tamu dalam keadaan berantakan, minuman kaleng juga beberapa bungkus makanan bekas berada di atas meja. Jingga mengabaikannya, ia malah berjalan kearah kamar tidur yang tertutup rapat. Dengan hati-hati di bukanya pintu tersebut, tampaklah sepasang pria dan wanita tengah tidur saling berpelukan.
Seketika hati Jingga memanas, menyaksikan pemandangan yang membuat matanya ternoda. Dengan penuh amarah, ia menarik paksa selimut yang menutupi keduanya. Sampai sepasang manusia laknat itu terbangun, dan buru-buru mencari sesuatu yang bisa menutupi tubuh telanjang mereka.
Mungkin wanita lain akan syok dan mencaci maki kekasihnya, yang kedapatan tidur dengan perempuan lain. Tetapi Jingga mencoba menguatkan hati, walaupun isi dalam dadanya ingin keluar dan mengobrak-abrik apapun yang ada di dekatnya. Namun dengan dagu terangkat dan langkah kaki yang hampir saja ambruk, ia malah dengan santainya memaki pasangan laknat itu. Mendudukkan bokongnya di sofa yang ada di kamar Randy, sambil menyilangkan kakinya
"Bagus Randy! Jadi, ini yang di sebut sakit kepala! ternyata kepala bawah yang sakit, dan butuh pelampiasan" ucap Jingga menggebu. "Dan kamu Putri, tega banget nusuk gue dari belakang" lanjutnya lagi. "Segitu gak lakunya lo, sampai pacar sahabat sendiri diembat!"
"Sayang, jangan ngomong gitu" bujuk Randy, setelah memakai celana boksernya. Ia segera menghampiri Jingga, yang tengah duduk dengan tenang sambil melipat kedua tangannya.
"Tolong, jauhkan tangan kotor mu dari tubuh ku!" ujar Jingga, menepis tangan yang hendak meraih telapak kakinya. Karena lelaki itu dengan tidak tau malunya, bersimpuh di bawah kakinya. "Aku jijik menerima sentuhan dari mu, yang pernah bertukar peluh dengan perempuan lain." lanjutnya, sembari bangkit dari duduknya.
"Maafkan aku, Jingga" dengan tertunduk Randy, mengucapkan permohonan maaf. "Aku menyesal mengkhianati mu, tapi Putri lah yang pertama kali mengajak ku berselingkuh."
"Bohong!" teriak Putri emosi. "Randy yang memohon-mohon sama gue, untuk diam-diam menduakan lo." ucap Putri, turun dari ranjang dengan tubuh tertutup selimut yang tadi di campakkan Jingga.
"Jangan dengarkan ucapan dia, Jingga. Perempuan itu iri pada mu, karena berhasil merebut perhatian ku" ujar Randy, tak kalah emosi.
"Stop! Kalian berdua sama bejatnya, aku gak pernah mempercayai ucapan para penghianat" pekik Jingga. "Dan lo Putri, gimana rasanya tidur dengan pacar orang?" tanyanya, dengan jari telunjuk teracung. "Apakah merasakan sensasi yang luar biasa? Ataukah, hanya biasa-biasa aja? Seperti cowok lainnya, yang biasa tidur sama lo."
Mata Putri membelalak sempurna mendengar penuturan Jingga, ia lantas menatap wajah Randy terlihat yang syok. Raut mukanya berubah masam dan tak bersahabat, lalu dengan langkah lebar menyingkir dari kamar.
"Jangan percaya omongan Jingga, Ran. Gue cuman tidur sama lo, bukan dengan cowok lain" ujar Putri mengejar Randy, yang keluar dari dalam kamar.
Jingga tersenyum smirk, menyaksikan pasangan selingkuh itu saling beradu kata. Ia puas menampar wajah Putri, dengan kelakuan buruk perempuan yang jadi sahabatnya itu. Sambil melenggang keluar dari kamar, Jingga melirik sekilas Randy yang berdiri membelakangi Putri. Mantan sahabatnya itu, memeluk punggung kekasihnya yang kini akan menjadi mantan.
"Mulai detik ini kita putus, Ran" ujar Jingga, sebelum keluar dari kamar kost Randy.
"Enggak bisa, Jingga" tolak Randy, sembari melepaskan diri dari belitan tangan Putri. "Beri aku kesempatan sekali lagi, untuk memperbaiki hubungan kita."
"In your dream!"
... ****...
Lanjut Ka Author jangan patah semangat..
Lanjut ka n ttp semangat 💪
kasian Jingga dah di hianati pacar sekarang suami'y
Lanjut Ka Author ttp semangat 💪
I like❤👍
menurut aku nie novel sangat bagus... aku suka tokoh Jingga yg tegas tak banyak drama kumenangis membayangkan...🤣ini mah berbeda tak sperti kbanyakan novel" lain yang hobi mainkan air mata..
Semangat Ka author moga success🏆💪
Sama Laki'y jga kaya punya rencana tidak baik..
Lanjut ka....
Lanjut ka Author ttp semangat