Jejak Tanpa Nama mengisahkan perjalanan Arga, seorang detektif muda yang berpengalaman dalam menyelesaikan berbagai kasus kriminal, namun selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Suatu malam, ia dipanggil untuk menyelidiki sebuah pembunuhan misterius di sebuah apartemen terpencil. Korban tidak memiliki identitas, dan satu-satunya petunjuk yang ditemukan adalah sebuah catatan yang berbunyi, "Jika kamu ingin tahu siapa yang membunuhku, ikuti jejak tanpa nama."
Petunjuk pertama ini membawa Arga pada serangkaian kejadian yang semakin aneh dan membingungkan. Saat ia menggali lebih dalam, ia menemukan sebuah foto yang tampaknya biasa, namun menyembunyikan banyak rahasia. Foto itu menunjukkan sebuah keluarga dengan salah satu wajah yang sengaja dihapus. Semakin Arga menyelidiki, semakin ia merasa bahwa kasus ini lebih dari sekadar pembunuhan biasa. Ada kekuatan besar yang bekerja di balik layar, menghalangi setiap langkahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketegangan yang Tak Terelakkan
Arga dan Alya menatap dokumen yang baru saja diberikan oleh Rian. Dengan tangan gemetar, Arga membuka map tersebut, dan lembar demi lembar informasi yang ada di dalamnya mengungkapkan hal-hal yang jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan. Setiap halaman berisi rincian tentang proyek Helios, lebih banyak dari sekadar data teknis; di dalamnya ada detail tentang orang-orang yang terlibat, termasuk individu-individu kuat yang menjadi pendukung utama proyek ini. Data ini adalah potongan teka-teki yang akan menghubungkan mereka langsung dengan pihak-pihak yang berkuasa.
Namun, saat Arga dan Alya mulai mempelajari lebih jauh informasi itu, perasaan cemas mulai menyelubungi mereka. Mereka tahu ini bukan hanya sekedar penyelidikan tentang sebuah perusahaan besar. Helios bukan sekadar proyek ambisius; itu adalah bagian dari jaringan global yang jauh lebih luas dan lebih berbahaya. Apa yang mereka hadapi bukan hanya sekadar pertempuran untuk menghentikan sebuah perusahaan, tetapi pertempuran melawan sebuah kekuatan yang bisa mengendalikan dunia.
"Semuanya semakin jelas," ujar Alya dengan suara rendah, matanya tetap terfokus pada tumpukan data yang ada di meja. "David Wijaya bukan hanya CEO yang mengelola perusahaan besar. Dia adalah bagian dari kelompok yang lebih besar, yang mengendalikan lebih dari sekadar Helios."
Arga mengangguk, merasakan ketegangan yang terus meningkat. “Kelompok ini... mereka punya jaringan yang luas. Mereka mengendalikan informasi, ekonomi, bahkan politik. Helios adalah alat mereka untuk memperkuat kontrol mereka terhadap dunia. Ini lebih dari sekadar teknologi. Ini soal kekuasaan yang lebih besar.”
“Apa yang harus kita lakukan?” tanya Alya, suaranya tegang. “Jika kita membuka ini, kita akan menjadi target utama. Mereka pasti akan mengejar kita habis-habisan.”
Arga menarik napas dalam-dalam. Ia tahu betul risiko yang mereka hadapi. Data yang mereka miliki bisa mengubah semuanya, tetapi jika mereka tidak berhati-hati, mereka bisa menjadi sasaran orang-orang yang jauh lebih kuat dan lebih berbahaya dari yang mereka bayangkan. Keputusan yang mereka buat hari ini akan menentukan masa depan, dan juga keselamatan hidup mereka.
“Tapi kita tidak bisa mundur sekarang,” kata Arga dengan tekad. “Jika kita bisa mengungkapkan siapa yang berada di balik semua ini, kita bisa menghentikan mereka. Mereka tidak bisa terus menjalankan rencana mereka tanpa diketahui dunia.”
Alya menatap Arga, melihat tekad yang tercermin di mata pria itu. "Kita harus mulai bergerak. Tapi kita harus lebih hati-hati. Mereka pasti sudah tahu kita sedang menyelidiki Helios. Mereka pasti sedang mengawasi kita."
Rian, yang sebelumnya duduk di sudut ruangan, tampaknya ikut merasakan ketegangan itu. "Kalian harus bergerak cepat," katanya dengan serius. "Tidak ada waktu untuk ragu. Setiap detik yang kalian tunda, mereka semakin dekat dengan tujuan mereka. Jika kalian ingin menghentikan Helios, kalian harus siap menghadapi ancaman yang jauh lebih besar dari yang kalian bayangkan."
Arga menatap Rian, mengerti betul bahwa saat ini mereka sudah berada di jalur yang berbahaya. “Kami tahu risikonya,” jawab Arga. “Kami tidak akan mundur. Kami harus menemukan cara untuk membongkar semua ini, dan membuat dunia tahu apa yang sedang mereka rencanakan.”
Rian mengangguk, seolah memahami tekad mereka, meskipun jelas ada keraguan di matanya. "Jika kalian ingin melanjutkan, ada satu orang yang bisa membantu kalian. Namanya Lina, seorang hacker yang sudah lama bekerja dengan Helios. Dia tahu lebih banyak tentang operasi internal mereka. Jika kalian bisa menemukannya, dia bisa membantu kalian mengakses data yang lebih dalam lagi."
“Di mana kami bisa menemukannya?” tanya Alya, matanya memindai Rian dengan penuh perhatian.
"Dia berada di luar kota," jawab Rian. "Di sebuah tempat yang tidak mudah dijangkau. Aku bisa memberitahumu koordinatnya, tapi hati-hati. Tempat itu sangat terisolasi. Jika kalian sampai ke sana, kalian akan berada di luar jangkauan komunikasi. Helios bisa saja melacak kalian jika kalian tidak berhati-hati."
Arga berpikir sejenak, merenungkan informasi yang baru saja diterimanya. Menghentikan Helios akan membutuhkan lebih banyak daripada hanya sekadar informasi. Mereka perlu akses ke data yang lebih mendalam, ke kode yang mengatur segala sesuatunya di balik layar. Lina adalah satu-satunya orang yang bisa memberikan mereka kunci untuk itu.
"Tapi kita harus bergerak cepat," kata Arga, suaranya kini lebih mantap. "Jika Lina bisa membantu kita, kita harus menemukannya sebelum mereka menyadari bahwa kita tahu tentang dia."
Alya mengangguk. "Kita tidak punya pilihan. Kalau kita ingin menghentikan Helios, kita harus melangkah lebih jauh. Tidak ada lagi jalan mundur."
Rian memberikan mereka peta dan beberapa petunjuk tambahan untuk mencapai lokasi Lina. Namun, dia memperingatkan mereka sekali lagi untuk berhati-hati. "Jangan percaya siapapun di luar sana, terutama orang yang bekerja dengan Helios. Mereka semua adalah bagian dari mesin yang lebih besar. Jika mereka merasa terancam, mereka akan menggunakan segala cara untuk menghentikan kalian."
Dengan peta dan informasi yang mereka dapatkan, Arga dan Alya bersiap untuk pergi. Waktu semakin singkat, dan mereka tahu bahwa perjalanan ini akan jauh lebih berbahaya dari yang mereka bayangkan. Mereka harus melangkah dengan hati-hati, mengetahui bahwa setiap keputusan yang mereka buat bisa mengubah arah kehidupan mereka selamanya.
Setelah beberapa jam perjalanan yang penuh ketegangan, mereka tiba di luar kota, tepat di tempat yang Rian tunjukkan. Tempat itu jauh dari peradaban, sebuah area yang tersembunyi di balik bukit-bukit tinggi dan hutan lebat. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sekitar sana, hanya kesunyian yang mencekam.
Alya menatap sekitar dengan cemas. “Ini tempat yang sangat terisolasi. Jika ada yang mengawasi kita, kita tidak akan tahu apa yang terjadi sampai terlambat.”
Arga menatap tempat itu, merasakan ketegangan yang semakin kuat. “Kita sudah sampai di sini. Sekarang kita hanya perlu menemui Lina dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan. Tetapi kita harus siap menghadapi apapun yang mungkin terjadi.”
Dengan hati yang berat dan rasa waspada yang tinggi, mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan, siap untuk menghadapi apapun yang menunggu mereka di tempat yang terpencil ini.
---