NovelToon NovelToon
Naira Untuk Nauval

Naira Untuk Nauval

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Naura Maryanti

Naira berbalik menghadap Nauval ."wah kalungnya bagus Nai ,ada huruf inisial N," Kata Naira sambil tersenyum.
"N untuk Naira, N untuk Nauval juga, jadi di mana pun kamu nanti nya akan selalu ingat sama aku Nai ," Kata Nauval sambil tersenyum.
"Bisa aja kamu Val , makasih ya, aku akan jaga baik baik Kalung ini ,"ucap Naira senang sambil memeluk Nauval.
Nauval terdiam saat Naira memeluknya,ada rasa nyaman yang dia rasa, seakan tidak mau jauh lagi dari sahabat nya itu.dia membalas pelukan itu sambil mengusap kepala Naira .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naura Maryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Nonton bioskop

"Kamu kenapa? wajah mu di tekuk gitu setelah kembali dari toilet ," tanya Rendra heran.

"Nauval baik baik aja dad," balas Nauval tersenyum Rendra, yang melihat ekspresi wajah Nauval yang sedikit tegang, tidak yakin dengan jawaban itu. Ia mendekat, memperhatikan putranya dengan seksama. "Kamu pasti ada yang mengganggu pikiranmu. Cerita saja, mungkin aku bisa membantu."

Nauval menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Ia tahu bahwa ayahnya selalu ada untuknya, tapi kali ini situasinya agak rumit. "Sebenarnya, aku baru saja bertemu dengan Alya," ungkapnya pelan.

Rendra terkejut. "Alya? Mantanmu? Bagaimana keadaan dia sekarang?"

Nauval mengangguk, merasakan campuran rasa nostalgia dan canggung. "Dia baik-baik saja. Tapi... kami tidak berpisah dengan baik, Dad. Pertemuan itu membuatku memikirkan banyak hal."

Rendra menatap Nauval dengan serius. "Terkadang, kita perlu menghadapi masa lalu kita. Apakah kamu ingin berbicara lebih banyak tentang itu?"

Nauval menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu, Dad. Aku sudah punya Naira sekarang. Aku tidak ingin membuatnya merasa tidak nyaman atau cemburu."

"Memang sulit untuk menjaga keseimbangan," Rendra menjawab. "Tapi ingatlah, komunikasi adalah kunci. Jika kamu merasa ada yang perlu dibicarakan dengan Naira, bicarakanlah. Jangan biarkan masa lalu mengganggu hubunganmu sekarang."

Nauval merenungkan kata-kata ayahnya. Ia menyadari bahwa ia perlu jujur pada dirinya sendiri dan Naira. "Kamu benar, Dad. Aku harus berbicara dengan Naira tentang ini."

Rendra tersenyum bangga. "Bagus, Nak. Ingatlah, apapun yang terjadi, aku selalu ada untuk mendukungmu."

Dengan semangat baru, Nauval merasa lebih kuat untuk menghadapi situasi ini. Ia tahu bahwa keputusan untuk berbicara dengan Naira adalah langkah yang tepat. Mungkin, dengan kejujuran, ia bisa mengatasi keraguan dan kecemasannya, serta membangun hubungan yang lebih kuat dengan Naira.

Setelah beberapa saat berbincang, Nauval beranjak dari tempat duduknya. "Aku akan menemui Naira sekarang," katanya dengan tekad. "Terima kasih, Dad."

Rendra mengangguk, "Semoga berhasil, Nak. Ingat, apapun hasilnya, yang terpenting adalah kamu jujur pada dirimu sendiri dan orang yang kamu cintai."

Dengan semangat baru, Nauval melangkah keluar, siap untuk menghadapi perasaannya dan berbicara dengan Naira. Dia tahu perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi ia bertekad untuk menghadapinya demi hubungan mereka.

Dan Nauval pun menuju Mension Naira kekasihnya untuk menceritakan bahwa dia tadi bertemu dengan masa lalu nya Dengan hati berdebar, Nauval mengetuk pintu mansion megah milik Naira. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan debar jantungnya yang tak karuan. Ini adalah langkah besar, menceritakan tentang pertemuannya dengan Alya kepada Naira. Ia berharap Naira bisa mengerti dan tidak salah paham.

Pintu terbuka, menampakkan wajah Naira yang cantik dan ramah. Ia tersenyum melihat Nauval, tetapi senyum itu sedikit memudar saat melihat raut wajah Nauval yang tampak tegang.

"Ada apa, Val? Wajahmu terlihat serius sekali," tanya Naira, suaranya lembut.

Nauval menghela napas. Ia mengajak Naira masuk ke dalam ruangan yang lebih privasi, agar mereka bisa berbicara dengan tenang. Setelah duduk berdampingan, Nauval mulai bercerita tentang pertemuannya dengan Alya. Ia menceritakan semuanya dengan jujur, dari awal hingga akhir, tanpa meninggalkan detail penting.

Naira mendengarkan dengan saksama, kadang-kadang mengangguk mengerti, kadang-kadang mengerutkan dahinya. Ia tampak serius, tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda marah atau cemburu. Saat Nauval selesai bercerita, Naira terdiam sejenak, merenungkan apa yang baru saja ia dengar.

"Jadi, kamu bertemu dengan mantan kekasihmu?" tanya Naira, suaranya pelan.

Nauval mengangguk. "Iya, dan aku merasa perlu memberitahumu."

"Aku mengerti," jawab Naira, suaranya terdengar tenang. "Aku tahu masa lalu itu penting, dan kita tidak bisa begitu saja menghapusnya. Yang penting, kamu jujur padaku. Dan aku percaya padamu."

Nauval merasa lega mendengar kata-kata Naira. Ia tidak menyangka Naira akan bereaksi setenang ini. Ia mengira Naira akan marah atau cemburu, tetapi ternyata Naira justru menunjukkan pengertian dan kepercayaan yang luar biasa.

"Terima kasih, Na," ujar Nauval, suaranya terharu. "Aku benar-benar takut kau akan salah paham."

Naira tersenyum, menjangkau tangan Nauval dan menggenggamnya erat. "Tidak apa-apa, Val. Aku percaya padamu. Kita saling percaya, kan?"

Nauval mengangguk, merasa hatinya dipenuhi rasa syukur dan cinta. Ia menyadari betapa beruntungnya ia memiliki Naira, seorang kekasih yang pengertian dan penuh kepercayaan. Pertemuannya dengan Alya memang membuat hatinya sedikit gelisah, tetapi berkat kejujuran dan kepercayaan di antara dirinya dan Naira, ia mampu melewati rintangan ini. Mereka saling menggenggam tangan, menyatukan hati dan jiwa, menyongsong masa depan yang cerah bersama.

Dan Nauval pun mengajak Naira nonton bioskop karena merasa bersalah sudah bertemu dengan mantan pacar nya dulu Nauval merasa bersalah karena telah bertemu dengan Alya, meskipun pertemuan itu tak disengaja. Ia ingin menunjukkan kepada Naira bahwa dirinya benar-benar mencintainya dan tidak ada lagi tempat untuk masa lalu dalam hidupnya.

"Na, aku mau mengajakmu nonton bioskop," ujar Nauval, suaranya sedikit gugup. "Aku tahu ini mungkin bukan ide terbaik, tapi aku ingin mengajakmu keluar dan melupakan semua yang terjadi tadi."

Naira tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, Val. Aku senang bisa menghabiskan waktu denganmu. Film apa yang ingin kamu tonton?"

Nauval memilih film komedi romantis yang sedang populer. Ia berharap film itu bisa membuat Naira tertawa dan melupakan kekhawatirannya. Saat mereka duduk di dalam bioskop, Nauval berusaha untuk fokus pada film, tetapi pikirannya tetap tertuju pada Naira. Ia ingin memastikan bahwa Naira tidak merasa terbebani oleh cerita tentang Alya.

Selama menonton film, Nauval sesekali melirik Naira. Ia memperhatikan ekspresi wajah Naira, mencari tanda-tanda ketidaknyamanan atau ketidaksukaan. Namun, Naira tampak menikmati film itu. Ia tertawa di beberapa adegan lucu dan terharu di beberapa adegan romantis. Nauval merasa lega.

Setelah film selesai, mereka berjalan-jalan di sekitar pusat perbelanjaan. Nauval membelikan Naira es krim kesukaannya, dan mereka berbincang-bincang tentang film yang baru saja mereka tonton. Naira tampak ceria dan bahagia. Nauval merasa bersyukur karena Naira bisa memahami perasaannya dan memaafkannya.

"Terima kasih, Na," ujar Nauval, suaranya lembut. "Aku sangat bersyukur kamu bisa mengerti."

Naira tersenyum, menjangkau tangan Nauval dan menggenggamnya erat. "Tidak apa-apa, Val. Aku percaya padamu. Kita saling percaya, kan?"

Nauval mengangguk, merasa hatinya dipenuhi rasa syukur dan cinta. Ia menyadari betapa beruntungnya ia memiliki Naira, seorang kekasih yang pengertian dan penuh kepercayaan. Pertemuannya dengan Alya memang membuat hatinya sedikit gelisah, tetapi berkat kejujuran dan kepercayaan di antara dirinya dan Naira, ia mampu melewati rintangan ini. Mereka saling menggenggam tangan, menyatukan hati dan jiwa, menyongsong masa depan yang cerah bersama.

Awalnya cia ingin mengajak Naira sahabat nya menonton bioskop , tetapi sahabat nya ingin pergi bersama Nauval , dia juga menghubungi putri tetapi putri juga tidak bisa menemani cia menonton bioskop karena sedang ada acara keluarga.

Akhirnya dia mengajak vino , beruntung laki laki itu mau.

"Ayo kita nonton bioskop Vino"ajak cia

"Emang Lo mau nonton film apa ?" Tanya vino.

"Flim yang romantis " jawab cia tersenyum Vino mengerutkan dahi. Film romantis? Bukannya biasanya Cia lebih suka film action atau komedi? Ia menatap Cia yang sedang tersenyum lebar, tampak bersemangat sekali. Ada sesuatu yang berbeda dari Cia hari ini. Biasanya, Cia akan langsung menyebutkan judul film yang ingin ditonton, bukan hanya genre filmnya.

"Film romantis ya?" ulang Vino, memastikan ia tidak salah dengar.

"Iya, film romantis!" jawab Cia, matanya berbinar. "Aku lagi pengen nonton film romantis, gimana? Mau, kan?"

Vino menghela napas. Ia sebenarnya kurang suka film romantis, terlalu banyak adegan dramatis dan lebay menurutnya. Tapi melihat Cia yang begitu antusias, ia merasa tidak tega menolak. Lagipula, menemani Cia juga tidak terlalu buruk. Ia diam-diam menikmati waktu-waktu saat bersama Cia, meski gadis itu terkadang sangat cerewet dan menyebalkan.

"Ya sudah, ayo," kata Vino, mencoba tersenyum. "Tapi pilih filmnya yang agak sedikit lucu, ya. Jangan yang bikin nangis."

Cia langsung bersorak kegirangan. "Yes! Terima kasih, Babang Vino! Aku akan memilih film yang paling romantis dan sedikit lucu!" Ia mengeluarkan ponselnya dan mulai mencari-cari judul film yang sesuai dengan kriteria yang ia inginkan.

Setelah beberapa saat mencari, Cia akhirnya menemukan sebuah film komedi romantis yang cukup menarik. "Ini dia!" seru Cia, menunjukkan judul film tersebut pada Vino. "Judulnya 'Cinta Tak Terduga'. Sinopsisnya juga bagus! Pasti seru!"

Vino melirik judul film dan sinopsisnya. Nampaknya memang tidak terlalu 'lebay', dan unsur komedinya cukup kuat. Ia mengangguk setuju. "Baiklah, 'Cinta Tak Terduga'. Semoga saja tidak terlalu membosankan."

Cia langsung bersemangat dan menarik tangan Vino untuk segera berangkat ke bioskop. Sepanjang perjalanan, Cia terus bercerita dan bernyanyi, menunjukkan betapa bahagianya ia bisa menghabiskan waktu bersama Vino. Vino, meski kadang merasa sedikit jengah, diam-diam merasa senang bisa membuat Cia bahagia. Mungkin, menonton film romantis bersama Cia tidak seburuk yang ia bayangkan. Siapa tahu, ia juga bisa menemukan sedikit 'cinta tak terduga' di sana.

Beberapa menit menunggu , pintu bioskop dibuka.dan film nya pun mulai diputar , cia fokus menonton sedangkan vino terlihat malas melihat adegan² romantis Lampu bioskop meredup, menandai dimulainya film "Cinta Tak Terduga". Cia langsung terpaku pada layar, mata berbinar menikmati alur cerita yang mulai berkembang. Ia sesekali tertawa kecil melihat adegan-adegan lucu, dan sesekali menghela napas saat adegan romantis mulai muncul. Ia benar-benar larut dalam cerita film tersebut.

Di sebelahnya, Vino terlihat berbeda. Ia bersandar malas pada kursinya, sesekali melirik layar, tetapi lebih sering memperhatikan kuku jarinya sendiri. Adegan-adegan romantis yang membuat Cia terharu, hanya membuat Vino menghela napas panjang. Baginya, adegan-adegan tersebut terlalu berlebihan dan tidak realistis. Ia lebih suka adegan-adegan aksi atau komedi yang lebih cepat dan tidak bertele-tele.

Cia, yang asyik menikmati film, tidak menyadari ekspresi malas Vino. Ia terlalu fokus pada alur cerita yang semakin menarik. Ia bahkan sesekali berkomentar kecil, menunjukkan reaksi terhadap apa yang terjadi di layar.

"Ih, romantis sekali!" gumam Cia, saat pasangan utama film tersebut saling berpandangan mesra.

Vino hanya berdehem pelan, tanpa menanggapi. Ia diam-diam memperhatikan Cia dari sudut matanya. Ia menyadari bahwa Cia terlihat sangat bahagia saat menonton film tersebut. Dan melihat Cia bahagia, entah kenapa, menciptakan perasaan yang aneh di dalam hatinya. Sebuah perasaan yang sulit didefinisikan, campuran antara jengkel dan… senang?

Film terus berlanjut. Ada beberapa adegan yang membuat Cia tertawa terbahak-bahak, dan ada juga beberapa adegan yang membuatnya meneteskan air mata haru. Vino, meski masih terlihat malas, sesekali ikut tersenyum melihat Cia tertawa lepas. Ia diam-diam memperhatikan ekspresi Cia yang begitu ekspresif. Ada sesuatu yang menarik dari Cia, sesuatu yang membuatnya penasaran dan… tertarik?

Saat film memasuki babak akhir, Cia tampak sangat terharu. Ia bahkan sampai menyeka air matanya dengan punggung tangan. Vino, yang awalnya tampak acuh, tiba-tiba merasa sedikit iba melihat Cia yang begitu terbawa perasaan. Ia diam-diam menggeser sedikit posisinya, mencoba untuk lebih dekat dengan Cia, seolah ingin memberikan dukungan diam-diam.

Film akhirnya selesai. Lampu bioskop kembali menyala. Cia masih terdiam, masih terbawa suasana film yang baru saja ia tonton. Vino menatap Cia, merasa ada sesuatu yang berbeda di antara mereka. Mungkin, ia juga merasakan sedikit 'cinta tak terduga' hari ini.

1
@Gufiꨄ
Thor izin nitip novel ku ya... 🙏🙏 judulnya "Bos vs Sekertaris" authornya namanya gugucad makasih.... 🤗🤗
Naura Maryanti: iya boleh
total 1 replies
Naura Maryanti
udah update ya bab 8
Cleopatra
Semangat terus untuk menulis, thor! ☕💪
Naura Maryanti: iya baca terus ya cerita ku
total 1 replies
Jayrbr
Keren banget sih!
Naura Maryanti: Makasih Kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!