Rumah sederhana yang selalu terdengar riuh gelak tawa antara seluruh penghuni rumah yang terdiri dari sepasang suami-isteri dengan ke-tiga anak mereka.kecerian itu hadir saat bocah dua tahun selalu melakukan aksinya yang diluar nalar,hal itu selalu membuat mereka tertawa.
Akan tetapi ditengah banyak rencana yang sudah disusun rapi tentang masa depan ketiga anak mereka,sebuah kejadian yang tidak pernah terbayangkan oleh siapapun terjadi.Dituduh menggelapkan barang perusahaan dengan jumlah yang sangat fantastis,2M.
Apa yang terjadi pada keluarga itu selanjutnya!Mampukah mereka menyelesaikan masalah itu dan tetap hidup bersama seperti biasanya.
Ikuti kisah dan perjalanan hidup mereka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERMINA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13.Dirgahayu
Sudah tiga hari Andi tidak bekerja, gejala usus buntu diagnosa dari dokter.Mendengar hal itu andi semakin drop.Apa lagi dokter sudah menyarankan istirahat,tidak boleh kerja berat apalagi mengangkat benda berat dan besar.
Bagaimana mungkin tidak melakukan hal itu, pekerjaan dia mengharuskan mencakup semuanya, sopir, kernet dan terkadang mekanik saat mobil mengalami kerusakan ditengah jalan.Dan itu sudah berlangsung sejak dia bekerja disana.Padahal saat masuk ke perusahaan itu melamar sebagai sopir.
Dilema.Andi sedang dalam masa itu sekarang.Dilain sisi ingin selalu memberikan yang terbaik untuk anak dan istrinya, sedangkan saat ini saja tubuhnya tidak berdaya,dan dalam kondisi tidak baik baik saja.
Memilih rawat jalan daripada dirawat inap.Mereka tidak mungkin membawa bayi itu kerumah sakit.Meskipun banyak sanak saudara akan tetapi anaknya tidak dekat dengan siapapun juga.Mereka juga pasti tidak mau membebani mereka dengan menitipkan ketiga anaknya saat Mita harus menjaga Andi di rumah sakit.
(Jadi kapan bisa kerja lagi,ini sudah tiga hari kamu tidak masuk,kamu kan tau sendiri, sopir di sini hanya beberapa orang saja,jika kamu tidak kerja siapa yang akan menggantikan kamu.) Pimpinan perusahaan pagi pagi sekali sudah mengintrogasi Andi.Padahal dia tau jika kondisi belum pulih.
(Maaf pak, Senin saya usahakan datang,hari ini saya belum bisa.) Banyak sekali ucapan dan kata kata yang dilontarkan pada Andi hanya saja Andi sudah menonaktifkan loudspeaker ponselnya agar tidak terdengar lagi oleh Mita.Tapi Mita yakin banyak ucapan menyakitkan yang orang itu katakan pada Andi.Jelas sekali terlihat dari perubahan wajah suaminya yang hanya tertunduk lemas.
Seperti inilah resiko kita sebagai karyawan, tidak boleh sakit,capek, apa lagi protes dengan pekerjaan yang diberikan.Melawan sedikit pasti akan berimbas pada kontrak ataupun terhadap gaji.
"kenapa bang.Marah dia?masa sih tidak ada toleransi sedikitpun.lagian kan surat dari dokter ada, surat izin juga ada."Mita mengomel pada Andi yang masih terdiam.
"Sudahlah bang,jika kamu memang tidak tahan lagi di sana, mengundurkan diri juga tidak apa-apa,nanti jika kamu sudah sembuh mudah mudahan bisa dapat kerja yang lebih baik lagi.
Melihat ekspresi Andi seperti itu, timbul rasa iba terhadapnya,selama ini suaminya jarang sekali mengeluh, belakangan ini seakan tidak bersemangat lagi saat pergi atau pun pulang.
Rasanya percuma bertahan disana, sedangkan andi saja sudah beberapa kali ingin keluar dari tempat itu."Yasudah lah,kita habiskan bulan ini saja ya, bulan depan kita persiapkan lagi rencana baru kita,aku mau cari lokasi untuk kita bisa membuka gudang tempat penyimpanan barang barang,kita gadaikan dulu emasnya boleh kan?Andi menatap pada Mita yang sibuk menjemur pakaian yang baru dia cuci pagi ini.
"Boleh dong, itu gunanya selama ini aku rajin beli emas sedikit demi sedikit,saat kita membutuhkan seperti ini bisa kita jual atau digadaikan yah.Lain kali jangan tanya lagi mau aku pakai dimana emas yang aku beli ok,"Meletakkan ember tempat pakaian mereka ke samping rumah dan duduk didekat Andi.
"Aku minta maaf dek,kalo ada rejeki nanti kita beli barang yang sudah terjual saat beli rumah ini."Mita bukan menuntut banyak dari Andi, harus punya ini dan itu,dia paham betul kondisi keuangan mereka,Mita juga bukan orang yang serakah terhadap uang,tetapi namanya juga seorang ibu dan perempuan pasti memikirkan untuk kedepan terutama masa depan anaknya kelak.
"Permisi, Assalamualaikum."Ucapan salam terdengar didepan teras rumah mereka.Dua orang berdiri dengan membawa sebuah buku, seorang lagi sibuk melihat kesekeliling rumah mereka yang amblas beberapa minggu yang lalu karena setiap hari hujan.Sebagian sudah ditimbun dan dirapikan, tinggal sedikit lagi karena Andi sakit dan pembenahan tertunda.
"Ini mbak,kami mau meminta sumbangan untuk merayakan hari kemerdekaan sesuai dengan kesepakatan musyawarah warga.Lelaki bertubuh gempal berbicara."Andi masih sakit ya mbak."Lanjut pria itu lagi.
"Alhamdulillah sudah mendingan mas, sudah mulai kerja tadi, soalnya sudah beberapa hari tidak kerja takutnya dapat peringatan pula dari perusahaan."Mita menyerahkan uang lembaran lima puluh ribu kepada lelaki disebelahnya.
"Ahh, namanya juga sakit mana bisa dipaksakan, lagian masa dia tidak mau kasi pengecualian,bos itu dan Andi masih bisa dibilang sekampung."Dengan Mengembalikan kembalikan Mita.
"Namanya juga kita karyawan bang, tetap harus mengikuti aturan perusahaan."Tidak mau melanjutkan perdebatan karena Mita sebenarnya lupa pada orang yang mereka ceritakan.
"Ahh dia itu memang keterlaluan, pelit dan kejam.Aku tau bagaimana dia masa lajang dia disini, sekarang saja sudah banyak uang sombong dia itu."Panjang lebar laki laki itu menjelaskan bagaimana sikap bos Andi yang katanya pernah tinggal disekitar ini juga sebelum dia menikah dan kaya seperti sekarang ini.
Acara kemerdekaan hari ini tidak membuat mereka hati mereka ikut merdeka.Setelah kemarin pimpinan Andi menelpon dan memberikan kata-kata yang hanya Andi dan orang itu yang tau.karena sejak saat itu keceriaan Andi hilang.
"Kita turun yuk,ayah bosan banget dirumah terus, sudah berapa hari disini keluar pas berobat dan kerja."Setiap tahun akan diadakan acara perlombaan memperingati hari kemerdekaan Indonesia.Ketiga anak mereka sudah lebih dulu ketempat acara.
Acara anak anak diadakan pagi, sedangkan untuk remaja dan orang dewasa siang sampai sore.Hujan yang turun tiba tiba membuat mereka batal pergi.Sehingga mereka tetap menunggu ke-tiga anaknya pulang kerumah membawa segala cerita lucunya.
"Adek yah makan kerupuk dapat juara dua."AIDA bercerita dengan sangat antusias.Begitu juga Dirga malah mempraktekkan bagaimana cara dia menghabiskan kerupuk yang diikat dan tergantung didepannya.
Rasa sakit yang Andi rasakan hilang seketika,menatap ketiga anaknya bergantian yang berbaring setelah makan siang.Karena hujan Masih turun mereka akhirnya tertidur dengan lelap diruang tamu. Terbangun saat teman teman tim bola Roy datang memanggil.
Melihat pertandingan demi pertandingan,saat akan ada perlombaan joget balon Andi mengajak Mita sebagai pasangan.Meskipun yang lain ikutan protes karena hanya mereka yang pasangan suami-isteri.
Kalah dan menang dalam pertandingan itu sudah hal yang biasa.Andi kembali terduduk setelah mereka kalah, balon yang ditempel di kening mereka lepas saat tangan andi berpindah ke pinggang Mita.
"Kenapa?sakit lagi!Andi menggeleng Sambil melihat Dirga yang bergoyang mengikuti alunan musik sebagai pengiring lomba balon yang belum usai.
"Kita cari yang panjat pinang yuk keliling."Tapi saat itu Andi tidak mau dan memilih untuk pulang.Mita tetap disana bocil nya belum mau di ajak pulang sedang AIDA juga sibuk dengan teman teman sebayanya.
Mita tidak marah,dia yakin Andi memang betul-betul belum terlalu fit, tidak mungkin memaksa jika kondisi suaminya seperti itu.Saat kondisinya sehat pasti dia akan menuruti semua keinginan mita kemana pun yang dia mau.
komen dan dukungan anda sangat penting buat ku.terimakasih.
boleh kasi saran, dengan senang hati akan diperbaiki jika ada yang salah.