Sifa Kamila, memilih bercerai dari sang suami karena tidak mau diduakan. Ia pun pergi dari rumah yang dia huni bersama Aksa mantan suami selama dua tahun.
Sifa memilih merantau ke Jakarta dan bekerja di salah satu perusahaan kosmetik sebagai Office Girls. Mujur bagi janda cantik dan lugu itu, karena bos pemilik perusahaan mencintainya. Cinta semanis madu yang disuguhkan Felix, membuat Sifa terlena hingga salah jalan dan menyerahkan kehormatan yang seharusnya Sifa jaga. Hasil dari kesalahannya itu Sifa pun akhirnya mengandung.
"Cepat nikahi aku Mas" Sifa menangis sesegukan, karena Felix sengaja mengulur-ulur waktu.
"Aku menikahi kamu? Hahaha..." alih-alih menikahi Sifa, Felik justru berniat membunuh Sifa mendorong dari atas jembatan hingga jatuh ke dalam kali.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? Kita ikuti yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Sifa mengendap-endap mengikuti Felix, tiap kali Felix menoleh, Sifa menyelinap di balik pohon atau dirimbunnya tanaman liar.
Bukan hal yang sulit bagi Sifa untuk melewati medan seperti itu, karena ketika di kampung halaman Sifa sering berkemah.
"Mau apa Felix ke gubuk itu..." Sifa mengira jika Felix mempunyai selingkuhan lalu menyembunyikan di tempat itu, agar Dania tidak curiga. Kecurigaan Sifa masuk akal, sebab ketika Felix menjalin hubungan dengannya, Felix bisa menutup rapat hanya karena gengsi mempunyai kekasih dari kelas bawah.
Dari kejauhan Sifa masih terus memantau gubuk yang sudah tua. Langkah Sifa berhenti ketika Felix berdiri di depan gubuk. Felik menoleh kanan kiri mungkin saja memastikan bahwa tidak ada orang di sekitar gubuk. Dia tidak tahu bahwa Sifa bersembunyi di balik pohon.
Sifa memperhatikan Felix hingga masuk ke dalam gubuk. Keanehan-keanehan pun muncul di benak Sifa. Untuk menghilangkan penasaran, Sifa mengelilingi gubuk, mencari celah agar bisa melihat apa yang dilakukan Felix di dalam sana.
Sungguh beruntung bagi Sifa, karena gubuk tersebut dipasang bata hanya bagian bawah. Sementara di atasnya hanya terbuat dari anyaman bambu yang sudah lapuk sebagian. Di samping gubuk, Sifa menempelkan mata ke dinding bilik yang sudah berlubang untuk melihat apa yang Felik lakukan di dalam.
Sifa melebarkan bilik yang sudah berlubang sebesar jempol kaki itu, tentu tidak sulit karena bilik pun sudah keropos. Sifa kemudian membuka hp memasang video sengaja merekam kejadian di dalam.
"Felix mendatangi Mbah dukun?" Sifa terkejut ketika berhasil menangkap Felix yang sudah duduk bersila di depan seorang pria, tetapi hanya bisa Sifa lihat dari belakang. Bukan hanya itu, bau kemenyan menembus penciuman Sifa.
"Astagfirullah... Felix..." Sifa ngeri, bagusnya dia tidak berjodoh dengan pria itu. Sungguh di luar nalar, Felix yang berpendidikan tinggi bahkan lulusan luar negeri itu bisa percaya dengan dukun yang belum tentu bisa dibuktikan kebenarannya.
Sifa merapatkan telinga ke bilik ketika samar-samar mendengar percakapan di dalam.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya mbah Wardoyo, tertangkap lebih jelas di telinga Sifa. "Apa roh wanita yang kamu bunuh kembali lagi?" Mbah Wardoyo mengatakan pengalaman orang-orang yang mengalami nasib seperti Felix, jimat rahang hewan berkaki empat yang ia berikan mampu mengusir roh jahat.
"Bukan masalah itu Mbah, sepertinya jimat Mbah Wardoyo ampuh kok, sudah sebulan ini roh jahat itu tidak mengganggu saya lagi" tutur Felix.
Sifa yang mendengarkan dari sela-sela bilik mengerutkan kening. Sifa lagi-lagi tidak percaya jika Felix percaya dengan jimat. Pantas saja selama Sifa menjadi kekasih Felix, belum pernah melihat dia shalat.
"Nah, sudah terbukti kan? Mbah Wardoyo gitu loh. Hahahaha..." mbah Wardoyo terbahak-bahak, bukan hanya Sifa yang kaget, tetapi Felix pun terperangah hingga menggeser bokongnya ke belakang. "Lalu ada masalah apa lagi?" Lanjut mbah Wardoyo seketika berhenti tertawa.
"Begini Mbah" Felix menuturkan bahwa usahanya saat ini sedang turun lalu minta bantuan agar mbah Wardoyo mengembalikan seperti semula. Karena mantra yang diberikan mbah Wardoyo tidak ampuh lagi seperti saat mendirikan usaha dulu.
"Mantra yang saya berikan untuk kamu itu sebenarnya yang paling ampuh anak muda, jika usaha kamu saat ini sedang menurun, karena ada pengusaha yang baru." mbah Wardoyo menebak-nebak.
"Mbah Wardoyo memang hebat" Felix geleng-geleng kepala karena menurutnya mbah Wardoyo mengetahui segala sesuatu yang belum Felix ceritakan.
"Huahaha..." tawa mbah Wardoyo kembali nyaring.
Sifa di luar bilik pun terkejut, rupanya kedatangan Felix ke tempat ini minta bantuan mbah dukun karena usahanya sedang menurun. Seketika ia ingat kata-kata Alvin, bahwa pria yang berniat menculiknya tadi malam kemungkinan suruhan orang, penyebabnya adalah persaingan bisnis. "Apa mungkin Felix menyuruh orang untuk menculik aku?" Batin Sifa.
Sifa kembali mengintai ke dalam, nampak mbah Wardoyo sedang menaburkan sesuatu entah apa itu, hingga asap yang berada di dalam tempat tanah liat semakin tebal dan bau kemenyan semakin menyengat.
Telapak tangan mbah Wardoyo yang terdapat tiga batu akik besar-besar itu dia gerakan memutar di atas dupa hingga berkali-kali.
"Lik, bolak balik, rezeki saya yang minggat pasti balik" mbah Wardoyo mengucap mantra dan minta Felix agar mengikuti.
"Lik, bolak balik, rezeki saya yang minggat pasti balik" ucap Felix seperti kerbau di cucok hidungnya. Komat kamit mengikuti mbah Wardoyo.
Sementara di luar gubuk, perut sifa sampai sakit lantaran tertawa, tetapi ia tahan agar jangan sampai bersuara. Sifa tidak menyangka bahwa Felix ternyata orang paling bodoh yang pernah dia kenal.
"Anak muda, baca mantra ini sehari tiga kali" mbah Wardoyo mengatakan agar Felix melafal mantra waktu pagi ketika bangun tidur, siang hari, dan malam sebelum tidur.
"Baik Mbah" setelah selesai, Felix pun pamit pulang.
"Tunggu dulu anak muda" mbah Wardoyo memberi isyarat jempol dan jari karena Felix belum memberi bayaran.
"Satu bulan yang lalu saya sudah transfer 100 juta memang sudah habis, Mbah" Felix agak keberatan karena bulan ini sudah banyak pengeluaran.
"Semua klien saya tidak ada yang membantah anak muda, berapapun yang saya minta dengan mudahnya mereka bayar" mbah Wardoyo kesal, mau habis atau tidak uang itu sudah menjadi miliknya, ia tidak suka jika Felix mengungkit.
Sifa yang mendengarkan percakapan itu kaget bukan kepalang. "Seratus juta? Dasar bodoh kamu Felix" batin Sifa.
Pantas saja usaha Felix nyaris bangkrut, rupanya Felix tidak tanggung-tanggung merogoh kocek hanya untuk hal yang tidak berguna. Selain untuk bersenang-senang dengan dunia malam juga dengan mudahnya mengeluarkan uang 100 juta hanya diberikan kepada dukun palsu.
Sifa cepat-cepat merapatkan telinga kembali ingin tahu lebih lanjut.
"Tapi Mbah" Felix kali ini ragu-ragu.
"Setiap kali konsultasi harus bayar anak muda, jika satu bulan yang lalu saya menerima bayaran 100 juta dari kamu, itu untuk bayaran saat itu. Nah, untuk saat ini beda lagi, tapi tenanglah mantra ini tidak mahal kok, cukup 10 juta" Dengan mudahnya mbah Wardoyo menyebut uang sejumlah itu.
"Baik Mbah" Felix pun mengeluarkan uang tunai yang seharusnya akan dia gunakan untuk membayar tagihan rumah sakit sepulang dari tempat ini, terpaksa dia serahkan kepada mbah Wardoyo.
Brak!
Naas bagi Sifa, bilik yang dia pegang pun ambruk, Sifa kalang kabut mencari tempat persembunyian.
Dua orang di dalam yang sedang transaksi, mendengar benda runtuh dari samping terperangah. Mbah Wardoyo curiga jika ada orang yang sengaja mengintai. "Siapa kau?" Mbah Wardoyo berlari ke luar gubuk, disusul Felix.
...~Bersambung~...