Lucas, seorang pria yang haus kasih sayang dari istrinya. Hal itu membuat Lucas tergoda dengan keindahan dari pembantu baru yang memang sengaja menggoda dirinya.
Hubungan terlarang itu terus terjadi hingga membuat Lucas hilang akal, malah takut kehilangan Cani.
"Kau menolak tapi tubuhmu seakan minta lebih, Cani. Ahhh.. kau memang berhasil membuatku menjadi gila!" ucap Lucas disela kenikmatan yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Kalau mungkin wanita lain akan tidak suka dengan kekangan yang seperti Lucas lakukan. Tapi, hal itu tidak berlaku bagi Cani. Ia sangat suka dengan larangan ataupun bentuk posesif dari pria yang ia sukai, menurut Cani sikap seperti itu sangat menantang.
“Apapun itu terserah, Tuan. Mulai malam ini aku milikmu,” ucap Cani yang mana sebenarnya membuat Lucas takjub.
Alasan Lucas takjub tak lain dan tidak bukan adalah, karna sikap pasrah dari Cani. Sementara Zoya tidak pernah suka di posesif atau dikekang, wanita itu lebih suka bebas tanpa pantauan dari Lucas sedikitpun.
“Kau memang berbeda, Cani.. Itu yang membuatku tertarik dengan mu,” ucap Lucas sembari meremas erat bokong sintal yang Cani miliki.
Cahaya lampu yang sedikit redup membuat kesan semakin panas, terlebih lagi Cani yang mulai suka kalau Lucas menerima segala bentuk keinginannya. Perlahan Cani turun dari pangkuan Lucas, ia menurunkan celana pria itu. Tangan Lucas menghentikannya Cani, tentu saja wanita itu heran.
“Kenapa?”
“Aku yang akan memuaskanmu kali ini,” jawab Lucas dengan suara deep voicenya, membuat Cani tertegun.
Cani pasrah saja, apa lagi disaat Lucas ikut turun dari sofa. Cani perlahan merebahkan dirinya diatas karpet berbulu lembut, yang pastinyaa harga dari karpet itu sangat mahal.
Wajah Lucas berada tepat di inti Cani, membuka rok pendek mendapati celana dalam. Ya, Cani memakai benda pengganggu itu.
“Lain kali kalau hanya ada aku dan kau.. Jangan pakai benda seperti ini,” ucap Lucas, ia seakan tidak suka dengan penghalang apapun.
“Mengapa begitu, Tuan?”
“Aku tidak ingin penghalang apapun disaat menikmati tubuhmu,” jawab Lucas tanpa beban sedikitpun.
Melihat Cani yang terbaring pasrah benar-benar membuat nafsu dari Lucas semakin naik. Ia tidak bisa kalau menahan lagi, Cani benar-benar telah membuat Lucas yakin untuk tetap melanjutkan tindakan tidak benar ini.
SREK
Tangan Lucas mengoyak paksa bagian dalam pakaian yang Cani pakai, lalu ia melahap inti tersebut tanpa merasa jijik sedikitpun. Cani melenguh bahkan bola matanya seakan memutih semua karena kenikmatan yang diberi oleh Lucas.
“Ahhhh.. Kau membuatku gila, Cani. Aroma ini sangat aku suka,” pujian Lucas membuat Cani semakin senang.
Sengaja Cani selama ini menjaga miliknya dengan baik, ia tidak menyesal sedikitpun melakukan hubungan terlarang ini dengan Lucas. Karena dari pertama kali Cani melihat Lucas, hal yang paling diinginkan Cani adalah sentuhan panas dari majikannya itu.
Tidak menyangka semuanya seakan mendukung Cani, ternyata Lucas merupakan sosok pria yang haus kasih sayang. Sehingga memudahkan Cani untuk menggoda Lucas, mulai saat ini tanpa ragu Cani memberikan tubuhnya kepada Lucas.
“Aku milikmu, Tuan. Aku akan memberikan semua yang tidak kau rasakan dari Nyonya,” ucap Cani sambil menahan segala tindakan Lucas dibawah sana.
Tubuh Cani bergerak tidak karuan karna gerakan lidah yang dilakukan Lucas, hingga lama-lama ia merasakan seperti ingin buang air kecil.
“Berhenti.. Emm.. Aku mau pipis..”
“Keluarkan saja, sayang. Itu yang aku nanti,” Ucap Lucas. Semakin lihai tangannya bergerak hingga akhirnya Cani mendapatkan pelepasan hanya karna tangan dan lidah dari Lucas.
Tubuh Cani tersenggal karna pelepasan itu, kakinya seakan lemas. Sungguh dahsyat, sampai saat ini Cani tidak bisa berkata apa-apa lagi.
“Bagaimana?” tanya Lucas sembari menarik tangan Cani untuk bangkit.
Keadaan Cani sungguh berantakan, rambutnya acak-acakan serta ekspresi wajah yang membuat Lucas menjadi candu. “Nikmat sekali.. Bagaimana kalau aku ketagihan seperti tadi?” tanya Cani sambil menikmati hujaman cumbuan dari Lucas.
“Mudah saja.. Kapanpun kau inginkan aku akan memberikannya,” jawab Lucas tanpa ragu.
“Meskipun saat itu ada istrimu?” tanya Cani yang mana membuat Lucas langsung tersadar.
“Iya, sayang. Bukankah hal yang sembunyi itu yang paling nikmat?” tanya Lucas balik, disaat itulah Cani tersenyum manis.
Cani jadi membayangkan rasanya akan seperti apa disaat berhubungan dibelakang Zoya. Dimana Cani membantu Zoya melayani Lucas yang merupakan suaminya, tidak terbayang.
“Mungkin Zoya akan pulang besok, kau harus bisa jaga sikap didepan dia.” ucapan Lucas membuat senyuman Cani langsung memudar.
Padahal baru saja mendapatkan semua ini dari Lucas, tapi harus melihat Lucas sudah berbagi kasih sayang dengan istrinya. Bisa dikatakan saat ini Cani merasa tidak suka, ada Zoya berarti kalau mereka tidak akan mudah untuk bermesraan.
Lucas menaikkan kembali celana dalam Cani, ia merapikan rok wanita itu agar kembali tertutup. “Kenapa tidak dilanjutkan?” tanya Cani, padahal ia sudah sangat ingin.
Pandangan mata Lucas mengarah pada jam dinding, menunjukkan pukul 01:00 malam. “Sudah larut malam, sayang. Aku tidak bisa kalau hanya sebentar, jadi sebaiknya_”
“Bilang saja karna istrimu mau pulang besok, hal itu menyebabkan kau tidak ingin melanjutkan semuanya bukan?” Cani memotong pembicaraan Lucas dengan pertanyaan.
Apa yang ditanyakan Cani membuat kedua alis Lucas seakan mau menyatu. “Bukan seperti itu, Cani..”
“Nyatanya seperti itu, yaudah deh!” Cani sudah sangat kesal, ia bangkit meninggalkan Lucas begitu saja.
Sebenarnya alasan Lucas tidak mau melanjutkan semuanya karna memang waktu yang mepet. Besok pagi Lucas harus menjemput Zoya, tidak ingin terlambat karna tidak mau wanita itu malah marah nantinya. Tapi, malah membuat Cani menjadi salah paham.
“Cani.. Tunggu,” Lucas bangkit untuk mengejar Cani yang perlahan hampir tidak terlihat lagi.
Ntah mengapa mendapati Cani yang cemberut serta marah seperti itu membuat perasaan Lucas menjadi tidak nyaman. Bahkan Cani yang sudah terlalu kesal tidak mendengarkan semua panggilan dari Lucas.
“Masih sayang sama istri aja sok mau selingkuh, dasar!” Cani masuk kedalam kamar, ia mengunci pintu agar Lucas tidak akan bisa menyusul dirinya.
Baru saja Cani rebahan di atas ranjang kecilnya, ia mendengar suara ketukan pintu. “Cani.. Buka pintunya, kau marah?”
Semua itu tidak digubris sama sekali oleh Cani, menarik selimut lalu memaksa memejamkan mata agar segera tertidur. Hal yang membuat Cani kesal kepada Lucas karna pria itu bertindak setengah-setengah.
Tidak langsung pada intinya saja, malah menggantung hal yang Cani rasakan. “Malah mau jemput istrinya lagi, emang nggak bisa apa pulang sendiri.. Ihhh!” Cani memukul bantal karena rasa gemuruh dihati.
“Baiklah kalau kau tidak ingin melihatku.. Besok kita akan bicarakan semua ini lagi, oke?” Suara dari Lucas tidak mendapatkan jawaban apapun dari Cani. Wanita itu hanya mendengar suara langkah kaki yang menjauh, itu menandakan jika Lucas sudah berlalu pergi.