Nidu Dorgan seorang bos ganster ibukota tak pernah menduga, dia akan tertukar roh dengan seorang pelajar culun bertubuh gendut dan sering jadi korban bullyan teman-teman sekolahnya. Semenjak pelajar itu dimasuki roh Nidu Dorgan, sang pelajar culun ini tiba-tiba berubah bak ganster, dia tak segan hajar semua pelajar yang selama ini membullynya. Tak ada yang mengira, si pelajar ini aslinya bukan si pelajar culun itu. Masalah mulai timbul, saat tubuh si ganster yang masih koma di rumah sakit mulai sadar dan kaget tubuhnya berubah jadi Nidu Dorgan, padahal dia merasa masih seorang pelajar culun. Kelucuan, ketegangan dan juga kelakuan Nidu bikin anak buahnya kebingungan, kenapa Nidu Dorgan berubah penakut dan tak lagi kejam. Kekasih Nidu yang merupakan anak Kepala Ganster paling berpengaruh sampai aneh melihat kelakuan Nidu yang berubah jadi ‘jinak’ ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mrd_bb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13: Ke Bali Temui Musuh Besar
Agar ceritanya nyambung, kita ikuti kisah Reza yang rohnya terjebak di tubuh si bos gangster, Nidu Dorgan.
Kalau Nidu berperan sebagai pelajar culun dan mati-matian olahraga sekaligus menerapkan pola makan sehat, agar tubuhnya ideal. Karena targetnya turunkan berat badan hingga 30 kilogram.
Reza mati-matian menahan nafsu makannya, agar badan yang dia rasuki tak melar. Reza juga harus berani melawan ke penakutannya.
Karena tubuh yang di rasukinya ini terkenal jagoan dan tak pernah takut bentrok dengan siapa pun. Bahkan tak takut mati…!
Dia tak berani bawa egonya, karena Reza seolah tahanan, sebab Dipo akan melotot kalau melihat dia kalap makan.
Bukan pekerjaan mudah, Reza terbiasa makan sampai kenyang, tetapi kini dia makan sekedarnya atau berhenti sebelum kenyang. Itupun hanya yang mengandung serat dan wajib olahraga setiap pagi, sebelum mulai aktivitas.
Padahal dengan tubuh Nidu saat ini, mau pesan apa pun bisa Reza lakukan. Uang pun tak pernah habis.
“Apes dah, jadi orang kaya ternyata tidak enak, masa makan di pilah-pilah, yang enak-enak tidak boleh, tidur tidak boleh molor, jam 5 sudah bangun!” keluh Reza.
Bahkan Reza sampai gemetaran saat pegang pistol dan berlatih menembak, butuh waktu lama bagi Reza baru terbiasa dengan senjata mematikan ini.
Walaupun Dipo tak sekali dua kali mengetuk kepala Reza, saking ‘leletnya’ di ajarin cara menembak yang benar.
Keseharian Reza sungguh teratur, Nidu rupanya seorang yang sangat disiplin dan sangat menghargai waktu.
Setelah di kantor Nidu Dorgan yang mewah, sorenya Reza wajib latihan beladiri di sebuah sasana milik Nidu Dorgan sendiri, bersama puluhan anak buahnya.
Aktvitas ini bikin Reza awalnya tersiksa bukan main, tetapi lagi-lagi dia tak berkutik saat menatap wajah Dipo.
“risiko kamu! Siapa suruh roh kamu tertukar dengan big bos Nidu Dorgan,” cetus Dipo cuek, tanpa kasian sama sekali. Apalagi ini perintah langsung dari Nidu yang kini menjadi Reza.
Namun Reza juga terhibur, dia kini merasakan bagaimana jadi orang kaya sesungguhnya dan di hormati serta ditakuti siapa pun.
Reza sudah terbiasa naik mobil-mobil mewah yang selama ini hanya angan-angannya saja. Bahkan dia bisa ke mana pun pergi ke tempat yang dia sukai, mau ke pub, restoran higthclass atau bertemu artis top tanah air, mudah dilakukan.
“Gila coii, enak sangat jadi Om Nidu, sayangnya si Om tidak playboy, padahal aku pingin sangat cium tu artis idolaku,” batin Reza penasaran, lalu cengengesan sendiri, setelah bertemu salah satu artis sinetron idolanya yang kini sedang naik daun.
Si artis cantik itu tak sungkan cium tangannya, juga memeluknya. Saat akan balas memeluk, wajah sangar Dipo bikin nyali Reza ciut, dan dia harus bersikap cuek dan dingin, menyesuaikan sifat asli Nidu Dorgan yang memang bukan seorang flamboyan.
Bahkan anak buahnya saja tak berani menatap wajahnya, setiap kali Reza menatap, mereka buru-buru menunduk.
Suatua hari Reza kaget, jadwal dia hari ini adalah ke Bali. “Kita akan naik private jet,” kata Dipo, yang selalu setia menemaninya.
“Pesawat pribadi ya pa eh Om Dipo,” sahut Reza pelan, agar tak kedengaran anak buahnya.
“Sudah ku bilang, panggil aku jangan pakai om atau pa, langsung sebut nama. Nanti yang lain curiga,” kata Dipo sambil melotot, hingga Reza langsung terdiam.
Saat berada di dalam pesawat mewah dengan hati membuncah saking senangnya. Tak henti-hentinya Reza berselfong seorang diri, Dipo mendiamkan saja ulah Reza, namun saat ingin goda pramugari cantik di pesawat ini, Dipo langsung mendehem.
tetapi….! Reza langsung terdiam saat Dipo bilang, di Bali mereka akan menemui seorang pentolan ganster, yang dikatakan Om Marko musuh besarnya dan ingin bersaing jadi ‘Presiden Gangster’ tanah air, pada pemilihan yang akan berlangsung 2 bulanan lagi.
Reza dan Dipo ditugaskan Om Marko untuk ‘membereskan’ sang bos ganster ini..!
“Isi penuh peluru, pasti kita akan bentrok, namanya Hungin, dia terkenal kejam pada musuh-musuhnya. Anak buahnya banyak dan rata-rata bawa senjata serta tak sungkan lukai siapa pun!” cetus Dipo, sambil memeriksa pistolnya.
“Ja-jadi…kita bakal saling tembak menembak ya Oo…eh Dipo?”
“Ya, bukan hanya tembak menembak, tetapi ini sudah perang. Kita juga akan berkelahi secara fisik, kamu tentu masih ingat kan jurus-jurus bertarung saat kita latihan dahulu? Ingat, Bang Nidu itu jagoan, jangankan 1 orang, dia pernah seorang diri hajar musuh-musuhnya yang berjumlah 20 orang sekaligus, tanpa cedera sedikitpun!”
Melongolah Reza mendengarnya, segitu hebatnyakah seorang Nidu Dorgan ini, pikirnya bergidik.
Melihat wajah Reza yang berubah begitu, Dipo tertawa sendiri. “Dasar ni anak, mengapa justru masuk ke raga Bang Nidu, ya begini hasilnya, ketakutan jadinya. Moga ajah tak kencing di celana nanti, malu-maluin…!” batin Dipo.
Diam-diam Dipo sebenarnya sudah memberi tahu Nidu, kalau dia dan Reza berangkat ke Bali untuk menemui Hungin.
“Aku akan menyusul, aku minta izin tak masuk sekolah selama 3 hari,” kata Nidu.
Nidu tentu saja kenal dengan Hungin, karena dia merupakan salah satu musuh bebuyutannya.
Sebenarnya, Om Marko diam-diam sudah persiapkan kelak Nidu jadi Presiden Gangster berikutnya, tetapi Hungin pun juga berambisi gantikan posisinya. Inilah yang membuat Nidu marah!
Mereka berdua pernah 2x bentrok berdarah-darah dan sama-sama tak ada yang menang. Hanya anak buah masing-masing ada yang tewas.
Inilah yang membuat Dipo tenang. Kalau sudah Nidu turun tangan, apa sih yang di takuti, pikir Dipo percaya diri.
**
Lanjut terus yaa