Precious FAKE

"Keluar kalian dari kamar ku.." usir nya dengan santai tapi begitu menekan dan mendominasi.

Hanny dan Mahaa yang merasa Raya bersikap tak biasa mereka jadi merasa ngeri juga dan mengira Raya kemasukan roh hantu jahat hingga ia menjadi sangat kejam seperti sekarang, dan mereka hanya akan mengadu pada orang tua mereka dan membuat Raya akan menyesali perbuatan nya. mereka fikir rumah ini harus segera memanggil dukun untuk mengusir roh jahat yang berkeliaran.

Setelah Hanny dan Mahaa keluar, Raya meminta Mianza pelayan nya menutup pintu..

"Mianza, tolong bantu aku untuk merapikan kamar ini membuang barang yang tidak perlu.." kata nya

Mianza mengangguk, dan menuruti apa yang nona muda nya pinta.

Raya melihat peralatan di atas meja rias, sama sekali tak ada peralatan yang bagus. Raya masih ingat saat perayaan besar di keluarga Abelard dua saudari nya berpura-pura baik dan mau membantu nya tapi mereka malah mendandani nya seperti badut dan membuat malu keluarga. dandanan yang berikan saudari nya sangat menor dan pakaian nya juga sangat mencolok dan sangat norak seperti pelangi juga sangat seksi dan terbuka seperti pela-cur, ia bahkan tak di izinkan melihat cermin dan langsung membawa nya ke acara.

Dua saudari nya sengaja menjebak nya dengan dandanan aneh itu hingga ia di marahi oleh kedua orangtua nya karena di anggap membuat malu mereka.

Kakak laki-laki nya bahkan menampar nya dan mendorong nya hingga jatuh menimpa minuman dan membuat nya menjadi bahan tertawaan dan lelucon orang-orang.

Mereka bilang, keluarga Abelard begitu memiliki kesabaran yang besar hingga mereka rela memelihara seorang puteri tak berguna seperti ini.

Pada akhir nya walau ia yang di permalukan tetap saja diri nya yang di salahkan dan tetap kedua orangtua nya yang di agungkan orang-orang.

Mengingat nya membuat Raya Renata merasa sedih, ia mengusap sedikit airmata yang mengalir di sudut mata nya, ia sangat mencintai keluarga nya dan berharap mereka memeluk nya suatu saat tapi pada akhir nya ia tetap lah di anggap seperti hama pengganggu.

Renata semasa hidup nya sangat senang melihat kerapihan dan bisa menyulap sesuatu ruangan menjadi cantik jadi ia agak pusing dengan kamar Raya yang terkesan berantakan, saat ini jiwa nya bukan lagi Raya seorang jadi otomatis kepribadian nya berubah dan berbaur jadi satu.

Saat ia sedang sibuk beres-beres kamar, seorang pelayan datang dan mengatakan kalau ia di suruh menghadap kedua orangtua nya segera. Ia di anggap tidak sopan karena saat sadar ia bukan nya langsung inisiatif datang pada kedua orangtua nya tapi malah asik sendiri.

Raya Renata tau ini pasti akan terjadi maka nya ia lebih memilih diam di kamar dan menunggu orang-orang memanggil nya, ia sudah tak seperti sebelum nya begitu patuh..kini dengan dua jiwa menyatu sikap nya sudah pasti telah berbuah dari sebelum nya.

Raya mematut piyama nya di depan kaca, hanya piyama polos biasa..kita tau ia sebagai Renata suka fashion dan keindahan hanya saja ia kesulitan menyalurkan lewat pakaian karena ia yang bertampang jelek.

Namun sekarang ia hidup di tubuh wanita cantik..yah tubuh dan wajah yang sangat mirip dengan nya yang jika tanpa cacat di wajah nya, dan ia baru sadar jika ia tidak cacat ia sangat cantik. dalam hati nya bertanya-tanya apa hubungan nya antara Raya dan Renata hingga mereka sangat mirip seperti ini?

Raya Renata menuju lemari pakaian dan melihat tak ada pakaian cantik yang menarik di dalam lemari pakaian nya, sebagai pembalap ia begitu banyak jaket kulit dan hanya pakaian yang gak banget.entah kenapa selama jadi Raya kemarin ia tak terganggu dengan pakaian ini.., tapi semenjak ia bangun dari koma dengan jiwa tambahan baru nya ia merasa terganggu dengan pakaian nya di lemari, sangat jelek semua. Ini sangat berbeda dengan diri nya sebagai Renata yang walau tak terlalu stylist tapi Renata terkesan rapi dan elegant, tidak norak seperti pakaian milik nya sebagai Raya

Ia ingat memiliki sepotong pakaian yang lumayan, ia pernah di berikan teman nya saat mereka berpesta kemenangan, ia terlalu berpenampilan polos dan aneh lalu teman-teman nya memberikan sepotong pakaian yang pantas dan simple namun ia terlihat lebih baik setelah memakai nya

Raya Renata fikir ia harus mengganti piyama lusuh nya dengan ini lalu ia memadu padan kan dengan salah satu jaket kulit nya. Setelah jiwa baru nya ia jadi pandai memadu-padan kan pakaian yang layak..

Raya Renata merasa cukup puas dengan hasil nya, ia membersihkan wajah nya dengan air hangat dan ia terlihat lebih baik tak se-kusam sebelum nya.

Setelah merasa kotoran terangkat dari kulit nya ia menaburkan bedak tipis ia pakai di wajah nya ,ia terlihat lebih segar dan sangat manis dari sebelum nya.

"aku fikir aku harus ke toko kecantikan setelah ini untuk membeli beberapa make-up yang bagus.." ia bergumam dan tersenyum di depan kaca, merasa puas..selama ini sebagai Renata ia mendambakan kulit halus tanpa cacat seperti ini.

setelah merapikan rambut nya, Raya Renata segera bersiap keluar menemui tuan dan nyonya Abelard yang memanggil nya.

Pelayan Mianza kaget melihat nya yang terlihat cantik sangat berbeda dari nona muda nya yang sebelum nya sangat cuek dengan penampilan.

"nona..anda cantik sekali.." puji nya tulus

"terimakasih..Mianza.." Raya Renata merasa senang, hanya Mianza yang selalu tulus memuji nya.

"apakah anda nona Raya yang aku kenal?" mata Mianza terlihat sedih..ia seperti melihat orang lain..

"Mianza..aku bukan Raya yang dulu, aku sekarang adalah Raya Renata, aku lebih senang di panggil seperti itu.." kata nya..

Mianza terlihat sedih dan kesepian, ia begitu berhubungan baik dengan nona Raya dan sekarang ia mengaku itu bukan diri nya

"tapi tenang lah Raya yang dulu masih ada di dalam sini..aku tetap Raya yang lama, tapi aku sekarang tidak akan lagi hidup dalam ketololan seperti diri ku yang dulu..." Raya Renata menepuk bahu Mianza, dan Mianza bisa merasakan kalau itu masih nona muda nya yang dulu..

"Nona..aku akan selalu berada di sisi mu.." kata Mianza tulus

Raya Renata mengangguk dan segera melangkah keluar dari kamar meninggalkan Mianza yang meneruskan merapikan kamar seperti yang nona nya pinta.

Selama ini Mianza juga merasa kamar nona nya seperti kamar orang depresi tapi ia tak berani menyentuh apa pun selama sang nona tak meminta.

Sekarang nona nya meminta nya membantu merapikan nya tentu saja ia melakukan nya dengan sangat senang hati.