"Mulai sekarang, kamu adalah pelayan pribadiku! Kamu hanya boleh mendengar dan patuh pada perintahku!"
*****
Akibat peperangan yang terjadi antara kaum vampir dan manusia. Aurora, gadis yang masih berusia 18 tahun itu menjadi tawanan di Istana Vampir. Dan sialnya, Putra Mahkota Istana malah menjadikan Aurora sebagai pelayan pribadi atau sering disebut dengan 'Pelayan Darah'
Apakah Aurora bisa terlepas dari jerat Panggeran Felix? Atau ia akan menjadi Pelayan Darah Tuan Vampir itu seumur hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha Annisa Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tingkah Laku Helena
Mungkin semesta sedang berpihak pada Aurora pagi ini, karena Aurora tidak harus melakukan ritual pelayanan mandi untuk Pangeran! Aurora hanya di minta menyiapkan air dan keperluan mandi yang lainnya.
Meski begitu, Pangeran Felix memerintahkan Aurora untuk membersihkan kamarnya, terutama tempat tidur, harus bersih dan rapi, tidak boleh ada sebutir pun pasir ataupun debu di sana!
"Huh, akhirnya selesai juga!" ucap Aurora, bersamaan dengan itu, Pangeran Felix keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi area pribadinya!
"Eh?"
Spontan, Aurora langsung memutar tubuhnya membelakangi Pangeran Felix. "Apa yang dia lakukan?! Apakah dia lupa kalau aku masih ada di sini!"
Berbeda dengan sikap Aurora, si pelaku justru tampak cuek dengan keberadaan gadis itu, ia malah dengan santai membuka handuk yang menutupi area pribadinya, lalu menggunakan pakaian yang sudah Aurora siapkan.
"Kamu sengaja, 'kan lupa membawa pakaian gantiku ke kamar mandi?" ucap Pangeran Felix yang baru saja selesai menggunakan celana.
"Ti-tidak, Tuan!" jawab Aurora gelagapan, dia benar-benar lupa! Bukan sengaja! "Saya izin keluar dulu, Anda silakan—"
"Diam di situ! Jangan ke mana-mana!" tegas Pangeran Felix memotong ucapan Aurora. Mau tidak mau, Aurora tetap mematung di tempat dengan mata yang terpejam, ia tidak tertarik untuk melihat Pangeran Vampir itu tanpa pakaian!
Setelah beberapa saat, Pangeran Felix yang sudah menggunakan pakaian lengkap mendekati Aurora. "Kamu pura-pura tidak tertarik, padahal ini semua akal-akalan mesummu, 'kan?"
"Eh, kok dia malah menuduhku mesum!"
"Maaf, Tuan. Saya benar-benar lupa, saya tidak bermaksud seperti apa yang ada maksudkan," jawab Aurora membela diri.
"Hmm, karena pagi ini kamu bertingkah baik, maka kesalahan tadi aku maafkan. Sekarang pergilah ambil sarapan untukku!"
"Terimakasih, Tuan atas kebaikan hati Anda."
"Kebusukan hati yang kumaksud." Koreksi Aurora dalam hati diiringi dengan tawa kejam.
"Cepatlah!"
"Baik, Tuan. Saya akan kembali secepatnya!"
Aurora buru-buru kabur sebelum Vampir Kejam itu berubah pikiran.
Melihat Aurora yang baru saja keluar dari kamar Pangeran Felix, Helena segera kembali ke tempat persembunyiannya. "Apa saja yang dia lakukan di dalam sana, kenapa baru keluar sekarang?!"
Masih dengan langkah pelan dan hati-hati, Helena mengikuti ke mana Aurora pergi. "Apakah dia akan mengambil sarapan untuk Pangeran?"
Ting. Bagai mendapatkan ide cemerlang, Helena langsung tersenyum kegirangan. "Lihat saja, apakah kamu akan selamat dari murka Pangeran pagi ini? Pangeran Felix sangat tidak menyukai orang yang ceroboh!"
Gadis Vampir itu menungggu Aurora keluar dari dapur, ia punya sedikit rencana jahat yang harus ia lakukan sekarang juga!
Begitu melihat Aurora keluar dengan nampan yang berisi sarapan Pangeran Felix, Helena pun langsung melesat kencang ke arah Aurora, menabrak tubuh gadis itu hingga nampan yang ia bawa jatuh.
Brakk.
Kejadian yang begitu cepat itu membuat Aurora tertegun, saking kagetnya, Aurora sampai tidak sadar kalau pecahan gelas mengenai kakinya hingga terluka dan berdarah.
"Sial! Aroma darahnya sangat kuat!" lirih Helena, ia berusaha untuk menahan diri dan memilih untuk tetap bersembunyi.
"Siapa yang menabrakku tadi?" Aurora yakin, ada seseorang yang sengaja menabrak tubuhnya. Tapi, setelah Aurora mengedarkan pandangannya, tidak ada siapapun di sekitarnya sekarang!
"Aneh."
Karena aroma darah Aurora cukup kuat, hal itu tentu langsung menyita perhatian para pelayan yang notabenenya adalah para vampir dengan penciuman tajam.
"Apa yang terjadi?" tanya Kepala Pelayan sembari berjalan mendekati Aurora yang sedang berjongkok membersihkan pecahan gelas dan piring yang berserakan.
"Maaf, sepertinya tadi aku kurang hati-hati sampai semuanya jatuh dan pecah seperti ini," ucap Aurora berbohong.
"Tidak apa, biar yang lain yang akan membersihkannya." Kepala Pelayan yang menyadari luka dan aroma darah Aurora mulai menyebar ke mana mana, segera membantu Aurora untuk berjalan menjauhi pecahan-pecahan tersebut.
"Dasar ceroboh!"
Langkah Aurora dan Kepala Pelayan terhenti saat melihat Pangeran Felix berjalan ke arah mereka dengan tatapan tajam. "Bersihkan kekacauan yang dia buat! Biar aku yang mengobati lukanya!"
"Baik, Tuan."