Dituduh Mandul Tapi Mengandung Anak Kakak Ipar

"Tidak usah mas aku bisa sendiri kok, mending kamu urus pekerjaan kamu di kantor kasihan sama bawahan kamu yang selalu mengerjakan pekerjaanmu" tolak Realina.

"Ya sudah kalau itu mau kamu tapi nanti saat ada apa-apa kamu bisa hubungin aku" Realina menganggukkan kepalanya setuju.

Setelah makan malam selesai Realina segera membereskan meja makan dan mencuci piring, Farel pun juga ikut membantu mengeringkan piring lalu di masukkan ke dalam lemari.

"Sudah selesai mas?" tanya Realina.

"Sudah, aku pamit pulang ya ini sudah malam sekali enggak enak kalau aku terlalu malam ada di sini."

"Iya mas, hati-hati di jalan jangan ngebut ya" Farel mengacungkan jempolnya tanda setuju.

Sebelum Farel pergi Realina mengantarkannya hingga depan pintu. Sesudah Farel pergi Realina tidak langsung tidur, dia berkeliling melihat ruangan yang belum dia lihat tadi. Hingga dia membuka satu ruangan yang sangat luas terdapat ranjang besar di dalamnya.

"Kamar siapa ini? apakah ini kamar mas Farel?" mata Realina mulai menjelajahi seluruh ruangan hingga matanya berhenti melihat foto di atas nakas.

"Sepertinya ini memang kamar mas Farel, sebentar aku seperti tidak asing dengan foto itu" mata Realina kembali melihat foto yang berada di atas meja kerja Farel.

"Astaga inikan foto pas waktu aku umur lima belas tahun, kenapa mas Farel masih nyimpen foto aku ini?"

Realina juga melihat satu album foto yang juga ada di atas meja. "Aku membuka album foto ini tidak apa kan? ah tentu saja tidak papa" Realina bertanya dan menjawab pertanyaannya sendiri seperti orang gila.

Realina mulai membuka satu persatu album itu hingga habis. "Kenapa di dalam album ini semuanya hanya berisi foto-foto ku kecil saja tidak ada yang lain, tapi kalau dilihat-lihat foto masa kecil ku sungguh sangat menggemaskan dan terlihat polos" ucap Realina dengan tersenyum.

Hingga tiba-tiba saja senyumnya luntur saat mengingat masa kecilnya dulu saat masih ada kedua orang tuanya. Air matanya mulai turun satu persatu tapi tidak deras.

"Huft...kalau ingat masa kecilku dulu aku menjadi kangen dengan ayah bunda, sudah lama juga aku tidak pergi ke makam mereka setelah menikah dengan mas Keanu."

Realina meletakkan album itu lalu berjalan menuju balkon yang ada di kamar Farel. Realina menengadahkan kepalanya ke atas melihat bintang-bintang yang saling berkedip.

"Ayah bunda kuharap kalian bahagia di atas sana, aku tahu kalian berdua selama ini melihatku dari atas sana. Kalau boleh apakah kalian berdua bisa masuk ke dalam mimpiku malam ini, aku ingin sekali mengobrol dengan kalian walaupun sebentar saja."

Cukup! Realina sudah tidak tahan lagi untuk tidak menangis dengan deras. Dia sangat rindu dengan kedua orang tuanya, dia rindu untuk bermanja dengan mereka. Saat ini Realina sangat butuh sekali sandaran dan mengeluarkan keluh kesahnya terutama dari orang tuanya sendiri, tapi mau bagaimana lagi sekarang orang tuanya tidak ada lagi.

"Ayah bunda aku harus berkeluh kesah ke siapa? sebenarnya aku tidak kuat menanggung semua ini, bunda tahu aku sebentar lagi akan bercerai dengan mas Keanu. Bunda kenapa tuhan memberikan cobaan seperti ini kepadaku?"

"Kalian tahu? aku sudah tidak kuat lagi menjalani kehidupan ini tapi untung saja masih ada ibu Sekar dan mas Farel yang masih perduli denganku."

Realina menarik nafas dan menghela nafas beberapa kali, setelah itu Realina juga menghapus jejak air mata yang ada di pipinya. "Ayah bunda aku mohon datang ke mimpiku malam ini saja."

Setelah puas mengeluarkan sebagian kecil gundah gulananya, Realina pun masuk kembali ke dalam. Realina segera menuju kamarnya untuk segera tidur, sebelum tidur Realina masih berharap orang tuanya akan datang ke mimpinya. Setelah beberapa menit mencoba memejamkan mata, akhirnya Realina mulai menyelami alam mimpinya.

Di pagi hari yang sangat cerah, Realina saat ini masih saja memejamkan matanya seperti enggan untuk bangun. sebenarnya apa yang sedang dimimpikan olehnya hingga seperti itu.

"Huh...huh...ayah bunda" Realina membuka matanya secara tiba-tiba sambil memanggil orang tuanya.

"Ternyata kalian menuruti permintaanku, terima kasih ayah bunda karena sudah datang ke mimpiku walaupun cuma sebentar saja tapi aku tetap bahagia."

Pagi hari ini Realina menjalani harinya dengan semangat, dia segera mandi lalu bersiap-siap untuk ke rumah Keanu saat ini. Realina akan mengambil berkas-berkas yang diperlukan untuk gugatan cerai. Sampai di depan rumah Keanu, keadaan rumah sangat sepi halaman rumahnya pun yang semulanya terawat menjadi kotor dan seperti tidak terawat sama sekali.

Realina berusaha untuk tidak memperdulikannya sama sekali. Sebelum masuk ke dalam rumah Realina mengetuk pintu dengan sopan sesuai dengan etiket seorang tamu.

"Kenapa kamu kemari? kamu lupa ya sekarang kan kamu sudah tidak tinggal lagi disini" ucap Rinta dengan nada sinis.

Ya yang membukakan pintunya adalah Rinta, saat membuka pintu tadi semula ekspresi Rinta tersenyum senang seperti apa yang dia tunggu-tunggu datang. Tapi setelah melihat keberadaan Realina ekspresi Rinta langsung sinis dan tidak ada ramah-ramahnya sama sekali.

"Aku kesini bukan untuk kembali tinggal di sini tapi aku kesini karena ingin mengambil berkas untuk pengajuan gugatan cerai" ucap Realina tak kalah sinis.

"Oh kalau begitu ayo segera masuk dam ambil semua berkas yang kamu butuhkan lalu pergi dari sini dan jangan menampakkan wajahmu setelah semua ini selesai."

Realina melirik Rinta sinis, "siapa kamu berani mengaturku? kamu itu hanya pelakor jadi jangan besar kepala malah seharusnya kamu malu karena telah menghancurkan pernikahan orang lain."

"Kenapa aku harus malu? aku melakukan ini karena aku dan mas Keanu sama-sama mau dan sama-sama suka, lagian mas Keanu juga sangat cinta denganku dan akan terus begitu sampai kita menua nanti" ucap Rinta percaya diri.

"Apakah kamu tidak takut kalau mas Keanu akan melakukan hal itu kembali kepadamu?"

"Kenapa aku harus takut? mas Keanu pasti tidak akan melakukannya kembali karena anak yang selama ini dia idam-idamkan sudah aku wujudkan, tidak seperti kamu yang mandul tidak bisa mengandung pasti lah bakal diselingkuhi."

"Jaga ya ucapan kamu! sudah berapa kali aku bilang aku tidak mandul kenapa kamu tidak mendengarnya?! aku malah curiga apakah yang kamu kandung itu adalah anak mas Keanu?"

Raut muka Rinta sedikit panik tapi dia segera menutupinya dengan memasang muka sinisnya itu. "Sudah kamu jangan banyak omong sekarang mending kamu segera mengambil berkasnya dan segera pergi dari sini."

"Aku akan segera ambil berkasnya dan segera pergi karena aku tidak tahan berada di dekat wanita busuk seperti kamu itu!" Realina masuk ke dalam dengan menumbruk bahu Rinta.