NovelToon NovelToon
That'S My Girl

That'S My Girl

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Teen School/College
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Dealova, gadis cantik dengan segala kesedihannya. Dipaksa menjadi orang sempurna membuat Lova tumbuh menjadi gadis yang kuat. Dia tetap berdiri saat masalah datang bertubi-tubi menghantamnya. Namun, sayangnya penyakit mematikan yang menyerang tubuhnya membuat Lova nyaris menyerah detik itu juga. Fakta itulah yang sulit Lova terima karena selama ini dia sudah menyusun masa depannya, tapi hancur dalam hitungan detik.

***

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Maaf kalau ada typo, soalnya aku gak sempat revisi.

...***...

"Menurut lo, gue ganteng gak?"

"Tiba-tiba banget nanya gitu. Kesambet apaan lo?"

"Jawab elah."

"Nggak. Masih gantengan cowok gue."

Venus terbelalak saat mendengar ucapan Lova.

"Cowok? Lo punya pacar?!" hebohnya.

Lova mengendikkan bahunya acuh. "Nggak tau."

"Sejak kapan lo deket sama cowok. Perasaan cuma gue yang berani deketin lo. Oh, apa jangan-jangan cowok yang lo maksud itu adalah gue? Iya, kan?!"

Bibir Lova mencebik, matanya menatap aneh ke arah Venus yang dengan pedenya mengatakan hal itu.

"Mimpi!" serunya.

"Mending lo pergi deh. Gue mau belajar!" lanjut Lova mengusir Venus. Alasannya bukan hanya itu, dia juga takut Aksa tau kalau Venus mendekatinya.

"Gak mau!"

"Jangan sampe kaki gue nendang burung lo," ancam Lova.

"Tendang aja, Va. Gue juga kesel sama mukanya. Tampang doang kayak orang bener, tapi kelakuannya nauzubillah!" celetuk salah satu siswi yang pernah menjadi korban kejahilan Venus.

"Iri aje lu!" balas Venus.

"Gue iri sama lo? Gak level!"

"Nyenyenyenye!" cibir Venus.

"Pergi gak lo?" Lova berdiri dan mengambil ancang-ancang untuk melakukan aksinya.

"Iya iya! Galak amat jadi cewek, untung cantik!" gerutu Venus.

Setelah Venus pergi, Lova kembali lanjut belajar.

****

"Kenapa kamu bisa lakuin kayak gitu ke Lova?! Aksa itu orang asing, Pa!"

"Terus mau gimana?! Dengan gitu, kita gak akan kerepotan ngurus Lova!"

Gea menatap tak percaya ke arah suaminya. Setelah 1 Minggu lebih di luar kota, dia baru tau kalau Lova tinggal di apartemen guru les ia percayai. Ini juga info dari Kai yang menghubungi nya.

"Tenang aja, dia gak akan macam-macam, aku jamin," ujar Vincent dengan entengnya.

"Tega kamu! Dia itu anak gadis, masih lugu!" sentak Gea. Begini-begini, dia juga masih punya hati dan peduli dengan anaknya.

Vincent mengendikkan bahunya, "Udah terlanjur. Lagi pula kenapa kamu terlalu mempermasalahkan? Dia bukan anak kita, Gea."

Gea memijat pelipisnya. Tak mengerti dengan sifat suaminya yang semakin tega pada Lova.

"Gak usah dipikirin, oke?" Vincent mengelus pundak Gea dengan lembut untuk menenangkan istrinya.

****

Malam harinya, seperti apa yang Aksa ucapkan semalam, dia akan membawa Lova ke acara keluarganya.

Sekarang Lova sudah cantik dengan dress sederhana yang dibelikan Aksa. Ia menatap wajahnya di pantulan cermin yang ada di depannya, di belakangnya ada Aksa yang juga menatapnya. Entah kenapa, Lova merasa pria itu tampak semakin tampan dan gagah sekarang ini.

"Sudah?"

Lova mengangguk kaku. Ia gugup, karena sebelumnya dia tak pernah merias wajahnya di depan Aksa.

Lova berdiri, namun sebelum itu, dia menyorotkan parfum lebih dulu. Tak lupa sling bag yang Aksa belikan dia bawa. Hanya berisi lip balm dan handphone.

Mereka berdua tampak terlihat semakin serasi jika berpakaian seperti ini, cantik dan tampan. Orang-orang yang berpapasan dengan mereka pun tak jarang memuji, meskipun dalam hati.

Beberapa menit dalam perjalanan, kini mereka berdua sudah sampai di rumah milik orang tua Aksa.

Melihat betapa mewahnya rumah itu, membuat Lova diam-diam meneguk ludahnya. Bahkan rumahnya kalah mewah.

"Nanti, jangan percaya siapapun. Cukup percaya sama saya dan jangan pernah jauh dari saya. Paham?" ucap Aksa sebelum mereka benar-benar keluar dari mobil.

Meskipun bingung, Lova tetap mengangguk patuh. Memang harusnya seperti itu, kan? Patuh dan tidak boleh membantah.

Lova dan Aksa pun turun dari mobil. Mereka berjalan tanpa bergandengan, tapi Lova tak mempermasalahkan itu.

Saat mereka sudah menginjak area ruang tamu, semua mata tertuju pada mereka. Lova yang tadinya sudah mulai tenang pun malah merasa gugup.

"Akhirnya kamu datang juga, Aksa," ucap Raka (Papa Aksa) yang kini sudah berumur 57 tahun.

Aksa diam tak membalas, dia menarik tangan Lova agar duduk di sofa kosong.

"Jadi ini perempuan yang ingin kamu kenalkan sama Mama?" Seorang wanita paruh baya baru saja datang dari arah kamar. Dia adalah Lucia, mama Aksara.

Aksa mengangguk. Dia bangkit dan memeluk ibunya dengan erat, dia juga mencium kening Lucia. Satu-satunya orang yang membuat Aksa bertahan hingga sekarang.

Hanya Lucia pula yang bisa mendapatkan perlakuan lembut dari Aksa.

"Cantik banget, pilihan kamu memang yang terbaik, sayang," ucap Lucia sambil tersenyum. Dia menghampiri Lova yang kebingungan.

"Siapa nama kamu?" tanya Lucia.

"Dealova, Tante," jawab Lova, dia juga menyalami tangan keriput Lucia.

"Cantik sekali. Semoga hubungan kalian langgeng, ya," ucap Lucia.

Lova hanya tersenyum canggung. Dia bingung ingin menanggapi seperti apa.

Para om dan tante Aksa hanya diam memperhatikan mereka. Raka pun turut diam menyimak.

"Karena sudah kumpul semua, ayo kita makan malam sekarang," ucap Lucia pada semua orang. Mereka mengangguk setuju. Lebih cepat lebih baik."

Aksa kembali menggandeng tangan Lova dengan erat. Lova hanya diam saja karena dia memang merasa nyaman saat Aksa menggenggam tangannya, dia merasa terlindungi walaupun sedang di lingkungan tertutup sekalipun.

Setelah semua makanan tersaji, Raka mulai memimpin doa sebelum memulai acara makan malam.

Lova menatap Aksa yang memejamkan matanya ikut berdoa. Lova tak munafik, dia mengakui kalau Aksa memang tampan.

"Don't look at me like that," bisik Aksa membuyarkan lamunan Lova.

"Maaf," cicit Lova. Dia mulai memegang sendok dan garpu miliknya.

Karena sudah peka sejak kecil, Aksa pun membantu menyuir ayam goreng yang ada di piring Lova. Perhatian kecil yang berhasil membuat semua orang tercengang. Lova sendiri malah merasa salah tingkah.

"S-saya bisa sendiri kok, Pak," bisik Lova.

"No. You can't," balas Aksa berbisik.

Lova menggigit bibir bawahnya gugup. Pada akhirnya dia diam menerima semua perlakuan Aksa.

****

Selesai makan malam, semua orang berkumpul di ruang keluarga.

"Karena sudah semakin larut, saya akan menjelaskan tujuan acara malam ini." Raka mulai membuka topik.

"Aksara akan menikah dalam waktu dekat. Mungkin ini terlalu cepat, tapi jika terus menunda, saya takut nanti tidak bisa melihat Aksa menikah. Jadi, saya putuskan Aksa akan menikah secepatnya."

Penjelasan Raka membuat Lova syok sampai jantungnya berdegup kencang. Bahkan dia sampai memegang dadanya. Bukan percaya diri, tapi, wanita mana lagi yang dekat dengan Aksa selain dirinya? Wajar kalau Lova mengira bahwa dialah calon istri Aksara.

"Siapa calon istri Aksa?" Pertanyaan dari tante Aksa membuat Lova panas dingin.

"Siapa lagi kalau bukan perempuan di sampingnya?"

Duar!

Seketika dunia Lova runtuh detik itu juga.

"Emang iya? Tapi kenapa dia kelihatan kaget? Jangan bilang kalau Aksa yang maksa nikah?" Tante Widi menatap curiga ke arah keponakannya.

"Jangan mulai, Widi. Justru papa Dealova yang menelpon saya kemarin, beliau meminta agar pernikahan Aksa dan Lova cepat-cepat dilaksanakan."

Seketika Lova lemas tak berdaya. Apa-apaan ini? Semuanya terasa mendadak dan sangat mengejutkannya. Sedangkan Aksa sendiri malah biasa saja.

Lova bingung, sejak kapan papanya akrab dengan papa Aksara?

"Lova, kamu nggak papa, sayang?" tanya Lucia perhatian. Detik itu juga semuanya menatap Lova.

"Ada apa, Lova? Kamu gak setuju?" Raka juga bertanya.

"B-bukan gitu, Om... Saya sama Pak Aksa itu—"

Lova tak melanjutkan ucapannya karena tangan Aksa yang meremas kasar pinggangnya.

"Lanjutkan," ucap Aksa pada sang ayah.

"Shut up, baby," bisik Aksa tepat di telinga Lova.

Sumpah, Lova ingin berteriak kencang sekarang.

***

1
Muji Lestari
bagus kok ceritanya tp kok GK ada boncap nya ya harusnya kan punya anak biar lbih bahagia keduanya
ig: w1dyyrll._: iya, nantu aku usahakan ada extra chapter nya ya🥰
total 1 replies
strawberry milk
aku bacanya maraton. ceritanya bagus, penulisannya jg rapi❣️
strawberry milk
jadi kami baik itu karena ada perasaan . bukan syg sebagai adik tp sebagai perempuan
Anonymous
Yaampoonn aku ga tahan kalo cuma baca 1 bab per hariii
Jasmine
cerita nya bagus menarik
Anonymous
Habisss dah luuu, pastii bakal nangezz darah dah tuuu bisabisanya dia kasar sama loba😌
neyla Hasyim
good
Jasmine
hoalahhhh kasihan lova/Sob//Sob//Sob//Sob/
꧁ ☬~Fre~☬꧂
visualnya seorang cha eunwoo/Hey/
up up up! CRAZY UP!
Duwi Aminah
mungkinkah ada masa lalu yg dilupan lova tentang dirinya dan pak aksa
꧁ ☬~Fre~☬꧂
up ya up! pen liat plot lagi
꧁ ☬~Fre~☬꧂
bisa aja!
꧁ ☬~Fre~☬꧂
mirisnya dealovaa/Sob//Sob/

oiya janlup up ya kak
Jasmine
next Thor seru
꧁ ☬~Fre~☬꧂
lanjut kak cuman masih kurang kak soalnya masih gak terlalu jelas latar belakang si tokoh utama dan tokoh pendamping
ig: w1dyyrll._: bab 1 sengaja aku buat begitu😁 nanti penjelasannya ada di bab selanjutnya😉
total 1 replies
🍏A↪(Jabar)📍
mampir😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!