Kisah seorang Mafia wanita, setelah dia terluka dalam pernikahan dan juga terlepas dari hubungan yang rumit. Semua orang memanggilnya... Lady Charity!
Jessmine Almahira, perpaduan Indonesia-Turki harus menerima kenyataan pahit dirinya di duakan. Bukan hanya itu, ia kerap mendapatkan penyik-saan dan juga hinaan dari suaminya.
Satu tahun lamanya Jessmine berhasil mengumpulkan segala bukti, sebab suaminya bukan lah orang sembarangan.
Namun naas, ditengah ingin memperjuangkan setelah berhasil mendapatkan bukti Jessmine mati karena dibunuh.
Jessmine hidup kembali untuk balas dendam!
Namun dalam pembalasan dendam nya, dia terjebak dengan mantan kekasih yang ia putuskan dulu saat akan menikah, mantan yang telah menjelma menjadi orang sukses dan berbahaya!
Tak berakhir sampai disana, karena takdir buruk masih menghantui akhirnya Jessmine merubah dirinya menjadi seorang Mafia wanita bernama Lady Charity!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. You Are Mine.
Las Vegas, Amerika Serikat.
Disini lah Jessmine sekarang berada, menjadi wanita mandiri secara pribadi dan finansial.
Tak
Tak
Jessmine menghentakkan sepatu boot nya menuju ruangan eksekutif, dimana Wen berada saat ini.
Pintu terbuka dari dalam, staff ruangan yang membukanya.
Saat Jessmine melangkah kaki masuk ke dalam ruangan, tampak Wen sedang mengetik di laptop nya. Para wanita penghibur dibiarkan begitu saja, hanya bertugas menemani agar ruangan tidak sepi.
Melihat kedatangan sang Boss, para wanita penghibur bangun dari sofa melingkar. Mereka ada tiga orang, gegas berdiri mendekati Jessmine dan membungkuk ke depan.
“Malam, Lady Charity.“ Mereka memberi hormat.
“Hm, pergilah! Biar aku temani tamu spesial satu ini, dia tidak akan menyentuh kalian... lihatlah minuman pun dia abaikan!“ Ucap Jessmine
“Baik, Lady."
Kini di ruangan tinggal mereka berdua, Wen tersenyum lebar langsung berdiri dan memeluk erat tubuh Jessmine. “Kau tau kan, aku sangat merindukan mu Sweetheart. Oh, Jess... you are mine!“
Brukkk!
Jessmine mendorong tubuh Wen dengan sekali dorongan kuat, tubuh Wen terjatuh ke atas sofa dengan punggung menabrak sandaran sofa. Dengan cepat Jessmine menarik belati dari pinggir Knee length Boots, sepatu boots dengan panjang sampai lutut. Lalu menumpukan kedua lutut di atas sofa, menekan belati di leher Wen, wajah wanita itu terlihat marah. “Kau ingin menemui ku, tapi malah menggoda ku!“ dessisss nya.
Glek!
Wen menelan ludah yang terasa pahit, ucapan nya barusan hanya lah candaan.
Posisi Jessmine tampak menantang, bagaimana tidak? Dia berada diatas tubuh Wen, meski tubuh mereka tidak bersentuhan.
“Lady cantikku... aku hanya bercanda! Jauhkan belati ini dari leherku, plissss,“ keringat mulai muncul di pelipis Wen, dia memang bisa bertarung karena dia juga seorang Mafia. Namun Jessmine susah dikalahkan olehnya, mungkin jika Wen tidak mencintai Jessmine dia akan dengan mudah membalikkan keadaan.
Tiba-tiba kepala Jessmine mendongak dan tawa menyembur dari bibirnya. “Hahaha! Kena kau! Suruh siapa kau mengerjai ku tadi lewat Barbara! Sekarang, aku kerjain balik... kau sudah ketakutan! Lihatlah keringat di wajah mu!“
Jessmine turun dari sofa, dia memundurkan tubuh Kemudian bersedekap. “Masih sengaja mengalah padaku, Guru? Kenapa kau tidak membalas serangan ku tadi!?“
Sudut bibir Wen berkedut masih dipanggil Guru setelah lama tak mendengar nya, dia lah yang mengajari Jessmine bela diri dan menggunakan senjata apapun termasuk racun.
Bruk!
Jessmine duduk di samping Wen, dia membuka tutup botol minuman lantas menuangkan ke dalam gelas nya sendiri.
Glek!
Jessmine minum tanpa mempedulikan Wen yang tidak ikut menyentuh minuman, laki-laki itu hanya bisa menggelengkan kepala.
“Cukup! Jangan terlalu banyak minum! putra kita akan marah saat mencium bau alkohol dari mulut mu!“ tegur Wen.
“Ck! Kau benar-benar tidak asik! Persis seperti putraku, Algar-ku yang tampan...“ Jessmine tersenyum mengingat putranya yang keren.
“Aku merindukan nya, padahal setiap hari kami saling bertukar kabar. Sial! Sepertinya aku lebih takut kehilangan putraku itu daripada kehilangan mu!“ Wen berdecak kesal.
Kedua orang itu memang begitu akrab, terkadang jika berada di depan putra Jessmine dan Sam... keduanya akan terlihat seperti orang tua Algar yang harmonis. Namun, jika sedang berdua seperti sekarang mereka layaknya seorang teman atau sahabat dekat. Terkadang adu pendapat atau adu fisik meski kebanyakan Wen yang selalu mengalah.
“Tunggu tengah malam, ayo pulang dan temui anak ku!“ ujar Jessmine santai, tanpa mempedulikan ucapan Wen barusan karena dia sudah terbiasa.
“Kali ini aku tidur bersama mu atau putra kita?“ goda Wen.
Jessmine memutar bola matanya, “Kau ingin mati!“
“Hahaha... jika kau mau menerima cintaku, mati saat ini pun aku rela.“ Ada keseriusan dalam suara Wen, dan Jessmine mengetahui itu.
“Ck! Aku pernah mencintai berulang kali, namun nyatanya aku selalu tersakiti! Aku kapok dan mungkin akan selamanya melajang dan hanya akan mengurus Algar!“
Wen menghela nafas panjang, gagal lagi pernyataan cintanya. Dia kembali ditolak setelah banyaknya pernyataan cinta.
“Ini penolakan mu yang ke 657 kali dalam tiga tahun ini, kau tau?“ decak Wen seraya terkekeh karena lucu mengingat berapa kali dia ditolak oleh Jessmine.
Wanita itu hanya mengangkat bahu, lantas menyenderkan kepalanya di bahu bidang Wen. “Pinjam bahu mu sebentar seperti biasa... posisi ini membuatku nyaman dan aku bisa terlelap jauh dari mimpi buruk.“
Wen membiarkan Jessmine menyandarkan kepalanya, dia juga ikut memejamkan mata menikmati momen indah meski dirinya masih belum bisa memiliki Jessmine.
Next? Kita lanjut ke Sam...
