Akhir dari Bumi ini, telah ditakdirkan, tidak ada yang bisa menyelamatkannya.
Pada akhirnya, Hero terakhir juga dikalahkan, dan dibunuh oleh kejahatan.
Tapi, kesempatan itu datang padanya, Hero terakhir yang bertahan.
Dia mengalami sesuatu yang ada dalam cerita 'regressed'.
Tapi, Bumi yang ia tinggali jauh berbeda dengan apa yang ia tahu, Bumi yang merupakan dunia sihir, juga
ternyata adalah dunia XXXX.
[Semakin banyak dukungan, semakin semangat update]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ESNemesis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13 : Pedang VS Sihir, Duel Arena
Situasinya memanas karena Lynn menunjukkan sebuah pedang, walaupun kebanyakan orang yang melihat tindak tahu dengan jenis pedangnya, tapi karena hal tersebut kebanyakan yang melihat Lynn berpikir ia akan kalah, karena tidak mungkin dengan pedang bisa mengalahkan sebuah sihir.
Lawan Lynn menggunakan tongkat sihir yang pendek, seperti stik. Lynn memegang Katana miliknya dengan kedua tangannya, yang bilahnya mengarah ke tanah di depan sampingnya kaki Lynn.
Mereka berdua sedang menunggu wasit itu untuk memulai duel.
“Arenanya luas, tidak memiliki batas garis diskualifikasi, yang berarti aku bisa bergerak hingga menuju dinding-dinding arena, tempat ini cerah, karena stadion colosseum ini, lebih tepatnya di bagaimana wilayah arenanya yang berada bagian tengah, atapnya terbuka, luas bagian terbuka sama dengan luas arenanya. Daratannya adalah tanah yang rata, dan dilapisi pasir, arena ini tidak buruk,” pikir Lynn, yang menunggu aba-aba wasit dengan menganalisis tempatnya berduel.
Wasit itu berjalan kembali ke lantai yang bisa terbang, juga tempat mesin undian berada. Lantai tersebut terbang setinggi dinding arena dahulu.
Dari atas wasit itu berbicara dengan keras, hingga mereka yang di arena bisa mendengar suaranya, “Baiklah, dalam hitungan dari 3 hingga ke 1, maka duel ini dimulai, 3…, 2…, 1….”
Di saat tepat wasit itu menyebutkan angka 1, Lynn langsung melangkah maju, ke lawannya itu. Lawannya terkejut, dan ingin melangkah mundur akan tetapi karena pergerakan cepat Lynn dan jarak di antara mereka tidak jauh, dia terpaksa untuk menggunakan sihir untuk pertahanan, membuat perisai.
Tanpa menghiraukan tersebut, Lynn langsung melakukan tebasan diagonal, karena kecepatan gerak Lynn dan tebasannya, membuat perisai yang belum sepenuhnya terbentuk, dengan mudah hancur tertebas oleh Lynn. Dengan kaki kirinya di belakang kaki kanannya Lynn melakukan tendangan memutar, mengenai bagian perut lawannya, dan membuat dia terdorong mundur hingga hampir mengenai dinding arena di belakang walaupun satu milimeter sebelum dinding arena tersebut terdapat perisai dari artefak sihir.
“DASAR RENDAHAN!!” ucapnya ke Lynn, dengan kesal dan penuh amarah.
Melihat itu Lynn hanya membuang nafasnya, yang bahkan bisa dilihat walaupun dia memakai topeng, juga di balik topengnya Lynn memandang dengan rasa iba.
Dia menyerang dengan sihir angin, dan berkata, “Dasar rendahan, tercabik-cabiklah dengan ‘sabit angin’ milikku.” Sebuah serangan dari sihir elemen angin, yang membentuk huruf ‘C’ akan tetapi lengkungan lebih lebar, serangan tersebut juga tipis. Dia menggunakan beberapa sabit angin, dengan ukuran kecil, menyerang ke Lynn.
“Hmm… jadi elemen sihir utamanya adalah angin ya,” pikir Lynn yang melihat hal tersebut.
Total ada tujuh sabit angin dan mengarah ke Lynn. Lynn memutuskan untuk maju menghadapi serangan tersebut, dan juga untuk memperkecil jaraknya dengan lawannya itu.
Di saat Lynn dapat menghindari dengan mudah tebasan angin pertama yang meluncur membuat lawannya terkejut dan membuat dia menyiapkan kembali sihirnya.
Lynn melangkah maju cepat, dengan gerakan zig-zag untuk menghindari semua sabit angin tersebut.
“Dasar rendah!! Tapi memang seperti diharapkan menghindari seperti rendahan, kalau begitu mari kita lihat, apakah kamu bisa menghindari serang ini!!” ucap lawannya Lynn, dengan nada besar dan kasar. Seraya itu dia melancarkan sabit angin lagi, akan tetapi serangan lebih panjang dan sedikit lebih tebal. Kira-kira panjang sabit angin itu adalah setengahnya dari luas arena, juga serangan lebih cepat dari sabit angin yang sebelumnya.
“Aku berada di bagian tengah sabit angin itu, jadi tidak mungkin menghindari ke samping kiri mampu kanan mengingat panjang sabit angin ini. Tapi aku bisa menghindari dengan melompat, atau melakukan gerakan sleding, melewatinya dari bagian bawah,” pikir Lynn.
Lynn memutuskan untuk melompat, melayang di udara melewati sabit angin tersebut.
Sabit itu meluncur hingga mengenai pelindung arena, dan membuat pelindung arena tersebut terlihat, dan sabit itu menghilang, juga pelindung itu yang kembali menjadi tak terlihat.
“Seperti yang di harapkan, terima ini!!” ucapnya, yang seakan-akan menunggu Lynn untuk melayang di udara. Peserta nomor 1 tersebut, melancarkan sihir elemen angin lagi, yaitu bola angin ke Lynn yang melayang di udara.
“Kukira anak bangsawan yang sombong tidak mengetahui dunia, tapi cukup populer pintar rupanya,” pikir Lynn yang melihat lima bola angin meluncur ke arahnya.
Sihir elemen angin, yang membuat angin berputar membentuk bola dengan angin berputar cepat, menjadi bola angin. Di saat meluncur, bola angin itu meninggalkan jejak seperti ekor, jika dilihat bola angin yang meluncur itu seperti sebuah komet.
Lynn saat ini tidak bisa menghindarinya di udara, karena elemen sihir adalah angin, dan bola angin ini berbentuk bola, tidak memiliki bagian tajam, sehingga dengan tubuh resistensi sihir di tambah ketahanan tubuhnya yang juga termasuk keturunan naga milik Lynn hal ini bukan masalah besar, serangan dari bola angin tersebut tidak akan membuat luka fatal pada Lynn, tapi Lynn akan tetap terdorong karena bola angin tersebut, juga akan tatap menerima dampaknya serangannya.
Lynn mengulurkan Katana miliknya ke bola angin yang akan datang kepadanya, “Katana ini memiliki kualitas yang bagus, dengan kualitas ini sudah lebih dari cukup untuk menebas sihir elemen angin itu,” pikir Lynn.
Bola angin pertama mendekati Lynn. Di saat bola angin tersebut sudah masuk zona tebasannya, Lynn menebas vertikal bola angin tersebut, dan bola angin tersebut menghilang, menjadi angin biasa menyatu dengan udara. Lalu Lynn melakukan hal yang sama dengan bola angin yang ke dua dan ketiga. Sedangkan bola angin keempat dan kelima ia tangkis, mengubah arah serangannya.
Setalah menangkis bola angin terakhir, Lynn telah sampai ke dataran, dan langsung melangkah cepat ke arah lawannya.
Tanpa sempat beraksi Lynn sudah tepat di depan lawannya, lawannya juga sama sekali tidak bisa melakukannya apa-apa. Lynn kemudian menendangnya lagi ke samping, membuat lawannya terdorong ke samping hingga berhenti karena terkena pelindung arena.
Lawannya Lynn kesulitan bernafas karena efek tendangan Lynn ke dirinya, Lynn dengan santai berjalan mendekati, kemudian mengacuhkan Katananya tepat di samping leher lawannya itu, yang menandakan Lynn bisa memenggalnya kapan pun Lynn mau.
Lawannya yang berada di posisi duduk, tidak bisa berdiri, dan akhirnya bisa bernafas dengan normal setelah berusaha keras, mengangkat kepalanya. Dia melihat bilah pedang yang tidak tahu jenis apa, tapi yang pasti bagian tajam bilahnya telan berada di samping lehernya, dia yang melihat Lynn menggunakan jubah hitam menutupi seluruh tubuhnya, bahkan kepala yang tertutup oleh topi jubahnya, membuat dia hanya melihat topeng putih berbentuk wajah naga saja, dan membuatnya ketakutan akan terpenggal.
“Berhenti, duel ini berakhir!!” ucap wasit itu tiba-tiba, juga lantai terbang yang ia pijakan mulai meluncur turun mendekati kedua peserta duel tersebut.
“Kau sudah menang Nemesis, peserta nomor 8,” ucap wasit itu, membuat Lynn menarik kembali Katana miliknya dan memasukkannya kembali ke sarungnya, hal tersebut membuat peserta nomor 1 menghembuskan nafas lega.
Wasit itu kembali membuat lantai itu terbang melayang ke atas, dan menggunakan mikrofon untuk mengumumkan pemenang duel, “Pemenang duel adalah peserta nomor 8, dia memenangkan duelnya karena jika ini pertarungan nyata, tadi dia bisa saja memenggal kepala peserta nomor 1, karena itu peserta nomor 8, menjadi pemenang,” ucap wasit itu yang terdengar melalui banyak speaker.
Lynn yang mendengar itu kembali berjalan ke gerbang lorong yang tadi tertutup karena duelnya di mulai, dan sekarang duelnya telah berakhir sehingga gerbang lorong tersebut terbuka. Lynn berjalan di lorong, hingga memasuki ruangan tunggu yang ia tempati tadi.
Para penonton yang melihat pertunjukan pertarungan Lynn yang menggunakan pedang, tidak bisa berkata-kata apapun, tapi satu hal yang terlihat di pikiran mereka adalah “Menakjubkan” karena cara berpedang yang Lynn lakukan.
Lynn kemudian duduk di sofa, dan tiduran, juga melepaskan white mask miliknya, dan menaruh Katana miliknya di sampingnya.
Walaupun duel selanjutnya Lynn yang merupakan babak kedua di kompensasi ini, pada siang menjelang sore. Lynn tetap mengamati duel-duel peserta lainya, yang mungkin akan berguna untuk duel Lynn selanjutnya.
Alhasil peserta kompetisi duel yang lolos ke babak dua adalah peserta nomor: 16, 8, 2, 9, 14, 13, 15, dan nomor 6.
Dengan begitu, babak pertama kompetisi duel ini berakhir.