Tinggal Janji

Tinggal Janji

01

Zea Anggraini Nugroho merupakan seorang gadis berusia 25 tahun. Ia putri orang kaya yang lebih suka kesederhanaan, bahkan tidak banyak yang tahu siapa dirinya sebenarnya.

Sang pacar pun tidak luput dari ketidak tahuan nya tentang siapa Zea. Bukan bermaksud menyembunyikan apa yang ia punya dari pasangannya. Tapi karena Joni juga tidak pernah bertanya dan tidak pernah mau tahu siapa Zea sebenarnya.

Kini genap tiga tahun sudah keduanya menjalin hubungan jarak jauh. Setahun pacaran setelah lulus kuliah, Zea melanjutkan kuliah keluar negeri karena Joni yang ke luar kota untuk bekerja.

Zea menyetujui keinginan sang papa karena hal itu pula. Awalnya Zea keberatan dengan hubungan jarak jauh itu. Tapi lama-lama ia jadi terbiasa, apa lagi sudah setengah tahun lamanya Joni semakin sulit di hubungi.

"Kamu di mana, Dek?" Tanya seorang pria dari sambungan telepon.

"Sebentar lagi keluar, lagi ambil koper." Sahutan dari seberang membuat si penelpon lega.

"Gimana, Mas?" Tanya Diki.

"Ambil koper bentar katanya," sahut Riki.

"Lama banget sih, Adek ini," gerutu Hasan.

"Sabar kenapa sih, Mas. Seperti gak pernah naik pesawat saja," cibir Husen si kembaran.

"Ck, Mas sudah kangen berat ini." Hasan benar-benar bagai cacing kepanasan yang sudah tidak sabaran.

"Tenang lah, sayang. Sebentar lagi juga Adek keluar," kata bu Sari menenangkan anaknya.

Pak Bambang hanya bisa tersenyum melihat ke antusiasan keempat anaknya. Zea merupakan anak ke lima dari lima bersaudara dan ia merupakan putri satu-satunya.

Para istri dari keempat pria itu hanya bisa tersenyum sembari geleng kepala saja. Sudah biasa bagi mereka melihat hal seperti itu, apa pun yang berhubungan dengan si bungsu. Mereka semua akan sangat antusias.

Tidak ada rasa cemburu di hati para istri dari keempat saudara Zea. Karena para pria itu juga tahu menempatkan posisi sebagai suami dan saudara.

"Papa ..."

Suara teriakan dari orang yang sangat mereka rindukan terdengar begitu merdu di telinga. Dua tahun tidak bertemu membuat mereka sangat rindu dengan si bungsu.

Tapi apa lah daya kala pak Bambang yang lebih dulu mendapatkan pelukan. Karena memang Zea sangat dekat dengan sang papa, bu Sari juga memaklumi hal itu dan sangat mengerti.

"Kok Papa duluan sih yang di peluk? Mas, yang tunggu in kamu sedari tadi pada hal."

Hasan protes tidak terima karena rentangan tangannya di abaikan oleh Zea yang lebih memilih memeluk sang papa.

"Sabar, biar Adek sama Papa Mama dulu." Riki menepuk pundak Hasan agar tidak patah hati.

Diki dan Husen terkekeh geli melihat ekspresi Hasan. Apa lagi para istri mereka yang sejak tadi hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah Hasan.

"Kangen, Mama." Bu Sari memeluk erat sang putri kala ia di peluk juga.

Tanpa terasa air matanya menetes karena bahagia bisa kembali memeluk permata hatinya.

"Mama, sangat merindukan kamu sayang."

Zea semakin mengeratkan pelukan keduanya yang membuat pak Bambang ikut memeluk istri dan putrinya. Tidak berapa lama pelukan itu terlepas dan kini gantian keempat pria itu yang mendapatkan giliran.

"My Princess, I Miss You." Hasan menjadi orang pertama yang memeluk sang adik.

"Miss You Too Mas-Mas ku semua," sahut Zea.

Sontak saja hal itu membuat Zea mendapatkan pelukan sekaligus dari keempat saudaranya. Terakhir barulah para kakak ipar dan keponakannya yang di peluk.

Selesai dengan adengan peluk dan kangennya, keluarga besar pak Bambang pulang ke rumah mereka. Rumah besar bak istana itu kini kembali ramai karena berkumpulnya seluruh keluarga pak Bambang.

Para orang tua dari pak Bambang dan bu Sari datang untuk menyambut cucu perempuan satu-satunya mereka itu.

Zea benar-benar di sambut dengan tangisan haru dan rasa syukur semua orang. Apa lagi kelulusan Zea memberikan hasil yang sangat baik dan memuaskan. Tentu saja karena gadis itu merupakan perempuan yang cerdas dan bijak.

Selama masa kecilnya dulu, Zea tinggal di desa bersama kakek dan nenek dari pihak pak Bambang. Pak Joko lebih memilih tinggal di desa karena lebih ramah lingkungan. Apa lagi ke sehatan sang istri yang sempat bermasalah dan butuh suasana yang baik.

Jadi tinggal di desa adalah pilihannya agar kesehatan sang istri bisa cepat pulih karena udara yang masih sejuk. Tapi setelah setahun tinggal di desa, keduanya memutuskan untuk menetap di sana karena sangat betah.

Bahkan pak Joko terkenal sebagai jurangan tanah yang sangat dermawan. Lahan pertanian yang luas dan mempekerjakan banyak warga desa membuat pak Joko sangat di hormati.

Tapi beliau tidak pernah mau di panggil juragan oleh warga dan lebih suka di panggil kakek Joko. Dan Zea yang sejak sekolah dasar tinggal di sana jadi sangat senang dan betah. Hingga setelah selesai sekolah menengah pertama barulah Zea pulang ke kota.

Namun bukan ke rumah orang tuanya, melainkan ke rumah pak Mardi dan bu Heni. Kakek dan nenek dari pihak bu Sari.

Di sana Zea meneruskan sekolah tingkat atasnya hingga kuliah S1. Di sana pula Zea berkenalan dengan Joni yang merupakan anak pejabat setempat. Pak Mardi yang lebih sering mengantar jemput Zea menggunakan motor jadulnya.

Membuat banyak orang berpikir kalau Zea hanya anak orang tidak mampu. Pada hal semua yang di kenakan Zea dan kakek Mardi adalah barang-barang mahal dan berkualitas.

Hingga kuliah dulu, Zea yang tidak bisa mengendarai mobil atau motor sendiri memilih untuk naik angkutan umum saja. Di sana lah gadis itu sering di remehkan oleh teman-temannya yang lain.

Meski bukan satu-satunya yang pergi kuliah naik angkot. Namun karena kecantikan alami Zea membuat gadis itu mendapatkan cibiran dari banyak mahasiswa.

Bahkan banyak laki-laki yang pernah menyatakan cinta pada gadis cantik itu. Sayangnya Zea malah memilih Joni saat mereka setahun lagi selesai kuliah.

Joni sebenarnya kakak tingkat Zea, tapi karena Zea yang cerdas. Mereka lulus bersamaan dan hal itu sebenarnya membuat Joni iri akan kecerdasan sang kekasih. Tapi karena ia yang di pilih menjadi kekasih oleh gadis populer itu, jadi lah ia memanfaatkan kecerdasan Zea.

Bukannya mendapatkan manfaat dari kecerdasan Zea. Joni malah mendapatkan kesulitan karena Zea tidak mau mengerjakan tugasnya. Paling hanya menjelaskan saja apa masalahnya dari kesulitan itu.

Joni mendekati Zea juga bukan karena cinta tulus. Melainkan karena paras cantiknya, kalau kekayaan Joni memandang sebelah mata pada Zea yang di anggapnya sebenarnya tidak setara dengan keluarganya yang beberapa orang duduk di kursi pemerintah.

Tidak tahu saja Joni kalau Zea merupakan anak orang terkaya di peringkat pertama di negara mereka. Dan untuk tingkat Asia sendiri berada di tingkat ke dua.

Keberadaan Joni sendiri kini berada di ibu kota negara. Di mana sebenarnya rumah Zea ada di sana, namun demi karir Joni datang ke sana dan memanfaatkan koneksi keluarganya untuk mendapatkan keuntungan.

Terpopuler

Comments

Tara

Tara

cowok matre tinggalkan saja 😡😤

2024-07-28

0

Ai Sri Kurniatu Kurnia

Ai Sri Kurniatu Kurnia

crezy up thor,,,

2024-07-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!