NovelToon NovelToon
Kebebasan Berahasia

Kebebasan Berahasia

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Suami ideal / Office Romance
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Jojo ans

Kanesa Alfira, yang baru saja mengambil keputusan berani untuk mengundurkan diri dari Tano Group setelah enam tahun dedikasi dan kerja keras, merencanakan liburan sebagai penutup perjalanan kariernya. Dia memilih pulau Komodo sebagai destinasi selama dua minggu untuk mereguk kebebasan dan ketenangan. Namun, nasib seolah bermain-main dengannya ketika liburan tersebut justru mempertemukannya dengan mantan suami dan mantan bosnya, Refaldi Tano. Kejadian tak terduga mulai mewarnai masa liburannya, termasuk kabar mengejutkan tentang kehamilan yang mulai berkembang di rahimnya. Situasi semakin rumit dan kacau ketika Kanesa menyadari kenyataan pahit bahwa dia ternyata belum pernah bercerai secara resmi dengan Refaldi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jojo ans, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 16

Waktu menunjukkan pukul 10.10 WIB

saat Tatiana mengetuk pintu ruangan Adi "Selamat pagi puk, ada surat dari pengadilan untuk sidang kedua Anda dan Ibu Kanesa." Wajah Tatiana nampak merasa

bersalah.

Adi menatap Tatiana dengan pandangan kosong, entah sudah berapa hari laki-laki itu tidak tidur dengan benar, ah dia ingat. Itu saat pertama kali Nesa mengajaknya untuk bercerai.

Tatiana maju beberapa langkah dan meletakan amplop coklat itu di atas meja kerja sang hos.

"Maafkan saya Pak, saya sudah menjelaskan tapi Ibu Kanesa sama sekali tidak ingin mendengarkan."

"Sudah Tatiana, tidak apa-apa, sekarang kamu bisa keluar dari ruangan saya." Adi berucap sembari kembali fokus pada pekerjaannya, sebenarnya dia tidak berniat berbicara sedatar itu pada Tatiana. Namun keadaan sedang tidak memungkinkan untuk dia sekadar bercanda dengan perempuan itu. Tatiana sudah bekerja dengannya bahkan jauh sebelum Adi mengajak Nesa berpacaran. Adi dan Tatiana tumbuh bersama sejak kecil dan dia sangat mengenal perempuan itu. Perceraiannya bersama Nesa di usia pernikahan yang masih sangat muda menyeret nama sahabat perempuannya itu. Adi tidak pernah mengira bahwa kedekatannya bersama Tatiana akan menciptakan curiga dari Nesa sang Istri. Sebelum menikah dia selalu menjelaskan bahwa dia dan Tatiana hanyalah sepasangan sahabat. Meskipun sejak perceraian Tatiana bersama suaminya membuat Adi selalu ingin melindungi Tatiana sebagai seorang sahabat. Akan tetapi kedekatan itu malah memunculkan benih cemburu

pada istrinya hingga menuduhnya berselingkuh. Sejujurnya Adi merasa sangat sakit hati, Nesa tidak mempercayainya. Selingkuh? berpikir tentang hal itu saja tidak pernah dia lakukan.

Setelah kepergian Tatiana dari

ruangannya, Adi merobek amplop

coklat itu tanpa melihat isi di

dalamnya. Sesaat kemudian dia

mengambil ponsel dan menelpon

seseorang. "Berapapun akan saya bayar yang penting kamu buat pengacaranya tidak datang ke persidangan dan buat dia bungkam serta berada di pihak kita. Juga buatkan sebuah surat hasil sidang palsu dan kirim ke keluarga mereka. Jangan biarkan ada yang tahu bahwa saya dan istri saya tidak benar-benar bercerai." Setelah berucap demikian Adi mematikan sambungan telpon itu, lelaki itu berdiri dari duduknya dan

berbalik menatap jalanan kota Jakarta

yang sepertinya tidak terlalu macet

dengan sudut bibir yang mengembang.

Dia tidak takut dipenjara namun yang

lebih menakutkan menurutnya adalah

melepaskan Kanesa Alfira. Dia tidak

akan pernah bisa melihat istrinya

bersanding dengan laki-laki lain. Adi

tidak ingin perceraian terjadi hanya

karena salah paham.

"Kamu udah gila Mas," teriakku menggebu setelah mendengar cerita Mas Adi. Tidak Habis pikir aku dengan apa yang lelaki itu lakukan, dia memalsukan dokumen perceraian kami. "Nesa, jangan berteriak di depan suamimu," ucap Papa sembari mengingatkan. Suami? Astaga dunia ini pasti sudah gila. Aku bahkan tidak terpikir bahwa Mas Adi akan melakukan hal semacam ini, ah atau aku yang memang lupa sekaya apa keluarga Tano hingga dengan berani dapat melakukan kejahatan

semacam ini.

"Aku bisa tuntut kamu lho Mas? Kamu

pikir aku nggak berani?" tanyaku

dengan senyum miring.

"Nggak usah main tuntut-tuntut gitu

Nes. Kamu lagi hamil bukan busung

lapar," selah Mama.

Sejak kapan aku berpikir kalau aku

busung lapar? Ya, dari awal aku tahu

aku hamil tapi aku tidak ingin kembali

pada laki-laki yang sudah sering

membohongiku. Bukan tidak mungkin

di kemudian hari dia tidak akan

membohongiku lagi kan?

"Mama lupa, Mas Adi selingkuh sama

Tatiana," ucapku mengingatkan

jika saja kedua orang tuaku hendak

berpihak pada Mas Adi.

"Ah iya, apakah perselingkuhan itu

benar adanya Adi? Selama ini Papa

tidak bertanya dengan benar sama

kamu

Aku mendengus mendengar

pertanyaan yang dilontarkan Papa.

Bisa-bisanya kedua orang tuaku sama

sekali tidak berpihak padaku.

"Nggak pa. Adi nggak pernah

selingkuh. Fira aja yang nggak pernah

mau dengar penjelasanku."

"Penjelasan? Kenapa aku harus

mendengar penjelasan kamu Mas,

sementara aku menyaksikan sendiri."

Rasanya aku ingin tertawa

terbahak-bahak sekarang.

"Jadi pa, saat itu-"

"Nggak, Nggak usah ngarang cerita

Mas."

"Diam kamu Nesa, Apa pernah Papa

ngajarin kamu bicara sekasar itu pada

suami kamu?"

Aku diam. Aku tidak bisa membantah

ucapan Papa karena aku tahu cara

bicaraku dengan Mas Adi memang

sekasar itu.

"Lanjutkan Adi, Semuanya harus jelas

hari ini."

Beberapa bulan sebelum perceraian.....

Nesa menutup matanya rapat-rapat

sembari mengenggam erat alat

tes kehamilan di tangannya.

Pernikahannya bersama Adi sudah

berlangsung selama 2 tahun lebih

namun sampai saat ini dia masih

juga belum diberi momongan. Mereka

sudah beberapa kali berkonsultasi

dengan dokter kandungan dan

semuanya sehat baik dia maupun Adi,

hanya saja memang mereka belum

diberi kesempatan dari Tuhan untuk

menimang seorang anak.

Setelah beberapa saat perempuan itu

membuka mata dan matanya menatap

penuh kecewa hasil yang tertera pada

alat dalam genggamannya.

Sebenarnya dia sudah mempersiapkan

diri, namun rasa kecewa itu tetap ada.

Nesa tahu bahwa suaminya, Refaldi

Tano, tidak akan menuntut atau

pun memaksa, dia tahu bagaimana

Mas Adi begitu mencintainya. Akan

tetapi beberapa kerabat jauh Mas Adi

beberapa kali menyinggung masalah

momongan ketika mereka berkunjung

di rumah.

Perempuan itu kemudian keluar dari

toilet karyawan setelah membukus alat

tes kehamilan dengan beberapa tisu

dan membuangnya ke tempat sampah.

Nesa melangkah hendak menuju

ke ruangan Adi untuk berbagi rasa

kecewanya

Sementara itu di ruangan Adi, Tatiana

sedang menangis sesegukan.

"Kalau aku mau temuin Dean aku

harus ngasih uang 1 milliar ke dia, Di.

Dia udah gila. Aku bisa aja minjam ke

keluarga kamu namun aku nggak bisa

jamin pertemuan berikutnya dia nggak

minta lagi."

Adi menghampiri perempuan itu

dan memeluknya. Adi tahu Tatiana

adalah perempuan yang kuat namun

melihatnya rapuh seperti ini rasanya

dia ingin marah dan memukuli mantan

suami sahabatnya itu.

Kalau hanya berdua seperti ini Adi

selalu mengatakan agar Tatiana

memanggil namanya saja tanpa

embel-embel Pak. Ayah Tutiana dulu

bekerja di keluarga Tano selama 20

tahun maka itulah Adi dan Tatiana

bersahabat. Itulah kenapa Adi sudah

menganggap Tatiana sebagai adiknya.

"Kita akan cari cara untuk

mendapatkan anak itu, kamu tenang

aja. Aku selalu adu buat kamu."

Adi mengeratkan pelukannya

menyalurkan kehangatan pada

perempuan yang sudah seperti adik

perempuannya. Hal itu juga akun

dia lakukan pada Gisha jika adik

kandungnya mengalami hal seperti

Tatiana.

"Mas."

Adi tersentak dan melepaskan pelukan

bersama Tatiana lalu menoleh ke arah

pintu masuk ruangannya di sana ada

Nesa yang berdiri dengan air mata

yang membanjir.

Apa yang terjadi dengan istri kecilnya

itu?

"Cara apa Mas? Cara kamu untuk

menyikirkankan aku dan bisa bersama

Tatiana? Anak? Anak siapa? Ah karena

aku nggak bisa ngasih kamu anak

kamu malah selingkuh seperti ini?"

Adi langsung melotot mendengar

pertanyaan dari istrinya. Sepertinya

Nesa salah paham.

"Enggak Fir, kamu salah paham."

"Aku udah banyak kali aku pergoki

kalian dengan posisi pelukan seperti

ini, awalnya kupikir itu wajar karena

kalian sahabatan."

Nesa tertawa sumbang.

"Ternyata aku salah. Kalau kamu

emang udah nggak cinta sama aku,

ngomong Mas!"

"Fira, sayang kamu salah paham."

"Enggak lagi Mas. Aku pengen

berhenti."

"Enggak ya Fira."

"Aku mau cerai Mas."

"Enggak!"

1
Kakashi Hatake
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Jojo ans: baik, besok aku update ya😇❤️
total 1 replies
Yami CB
Ada apa thor, kok masih lama update? Aku berharap cerita ini tidak berhenti sampai di tengah jalan.
Jojo ans: besok update kok😇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!