NovelToon NovelToon
Jevan Dan Para Perempuan

Jevan Dan Para Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Duniahiburan / Showbiz / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Sitting Down Here

Sejak lahir, Jevan selalu di kelilingi oleh para perempuan. Ia tak pernah tahu dunia lain selain dunia yang di kenalkan oleh ibunya yang bekerja sebagai penari pertunjukan di sebuah kota yang terkenal dengan perjudian dan mendapat julukan The sin city.

Jevan terlihat sangat tampan sampai tak ada satupun perempuan yang mampu menolaknya, kecuali seorang gadis cuek yang berprofesi sebagai polisi. Jevan bertemu dengannya karena ia mengalami suatu hal yang tak lazim di hidupnya.

Peristiwa apakah yang telah di alami oleh Jevan? Ikuti ceritanya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Pixie dan Chelsea (21+)

"Apa maksudmu kita impas, Nino?"

"Sudahlah, tak usah di bahas lagi. Yang jelas, aku takkan meminta ganti rugi padamu soal semalam"

"Tapi kenapa?"

"Well... Yah, anggap saja mood aku sedang baik hari ini"

Nino mengedipkan sebelah matanya ke arah Jevan sambil menepuk pelan bahu Jevan. Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, yang Jevan duga adalah sebatang rokok. Tetapi ternyata ia salah, karena ternyata yang Nino keluarkan adalah permen lolipop. Kemudian Nino kembali menepuk pelan pundak Jevan dan mengatakan sesuatu.

"Merokok tak baik untukmu, Jevan. Cobalah untuk menggantinya dengan yang lain seperti lolipop yang kupegang ini"

'Terima kasih atas sarannya, tapi sebenarnya aku juga jarang merokok sih, hanya di waktu aku sedang memikirkan sesuatu"

"Baguslah kalau kau jarang melakukannya. Aku pergi dulu ya. Malam ini kau bebas sampai ada pemberitahuan berikutnya"

"Baiklah, Nino. Thanks"

Nino melenggang dengan santai. Tak biasanya ia seperti ini. Biasanya wajahnya selalu kaku dan cemberut.

'Apa ia habis menang undian ya?' tapi setelah itu Jevan hanya mengangkat bahu tak peduli, yang penting hari ini ia bebas dari gangguan Nino.

***

Jevan menghabiskan banyak waktu dengan Simone karna kebetulan hari ini mereka tak mendapatkan tugas dari Nino. Simone kemudian memutuskan untuk mengajak Jevan jalan-jalan ke taman dekat kompleks perumahan mereka yang kumuh dengan sepengetahuan Nino. Beberapa anak buah Nino berada di sekitar mereka untuk mengawasi.

"Di cuaca yang cerah seperti ini sepertinya enak ya kalau makan es krim?"

"Mommy mau? Aku belikan ya?"

"Iya, Jev"

"Rasa yang biasa kan?"

"Iya, kan kamu yang paling tau mommy"

"Dan mommy juga yang paling tau aku. Tunggu di sini ya"

Ketika sedang membeli es krim untuk dirinya dan mommy-nya, Jevan bertemu dengan Pixie, salah satu penari pertunjukan seperti Simone.

"Jevan, sudah lama ya tak bertemu. Jenny kadang suka cerita tiap ia bertemu denganmu"

"Well, yeah... Sudah dulu ya auntie. Nanti es krim mommy keburu cair"

"Kenapa buru-buru?"

Pixie kemudian membelai lengan Jevan yang berotot.

"Oh, wow. Semakin berisi ya lenganmu. Apakah bagian lain juga... "

"Maaf, aku permisi dulu auntie"

"Jevan! Kamu sombong ya sekarang! Kalau bukan karena aku, kamu takkan mahir seperti sekarang!"

Jevan menggeram kesal, tapi ia memutuskan untuk menghiraukan ucapan Pixie. Setelah menghampiri ibunya untuk menyerahkan es krim favoritnya, Simone lalu bertanya kepada Jevan.

"Kamu habis bertemu dengan Pixie ya?"

Jevan yang sedang menikmati es krimnya tiba-tiba tersedak ketika mendengar pertanyaan ibunya.

"Pelan-pelan, Jevan. Kamu seperti anak kecil aja makan es krim bisa sampai tersedak begini" Simone bicara sambil menepuk pundak Jevan dengan lembut. Lalu ia meminta Jevan untuk minum air mineral yang sebelumnya sudah di bawa oleh Simone.

"Terima kasih, mommy. Tadi aku tak bicara apa-apa dengan auntie Pixie. Dia hanya menanyakan kabar mommy."

"Oh, begitu ya. Kami memang tak begitu dekat karena di antara kami memang dia yang paling banyak mendapatkan panggilan karena dia itu agak... Eh, hiper... "

"Iya, aku tahu itu"

"Kamu tahu darimana, Jevan?"

"Ng... Itu... Aku pernah dengar auntie lain ada yang pernah menggosipkan dia"

"Hati-hati sama dia, Jevan. Jangan terlalu dekat sama dia ya?"

'Sudah terlambat untuk itu, mommy... ' Jevan membatin dengan sedih.

***

Hari itu memang agak berbeda dengan hari lain. Sejak di pagi hari bertemu dengan Jevan, Nino tak terlihat lagi. Dia sepertinya masih ada urusan yang belum selesai dengan wanita yang kemarin seharusnya menjadi klien Jevan. Hal itu jadi memberikan keuntungan bagi para anak buahnya, termasuk Jevan dan Simone untuk beristirahat.

Setelah pulang dari berjalan-jalan di taman tadi sore, Simone memutuskan untuk beristirahat sebentar di kamarnya sementara Jevan izin keluar untuk membeli makan malam untuk dirinya dan Simone. Untuk keluar dari unit tempat Jevan tinggal, Jevan harus melewati unit milik Chelsea yang merupakan ibu dari Louisa. Jevan terkejut ketika akan melewati unit milik Chelsea, ia melihat Pixie yang sedang berbicara dengan Chelsea.

'Ini pasti adalah hari sialku karena bertemu dengan mereka' batin Jevan. Sebenarnya Jevan ingin membalikkan badan dan mencari jalan keluar lain, tapi Pixie terlanjur melihatnya.

"Jevaan... Kemarilah sayang... Apa kamu ga rindu sama kita berdua?" Chelsea yang akhirnya juga melihat Jevan ikut tersenyum senang ketika melihat Jevan dan ia mulai mendekati Pixie untuk menggoda Jevan.

"Permisi, aku sedang terburu-buru... "

"Jangan dulu pergi, Jevan... Ayo kita bersenang-senang seperti dulu... Good old days... Kita bertiga... Iya kan, Chel?"

"Tentu saja, Pixie... "

Baru memikirkannya saja sudah membuat Jevan merasa mual. Ia harus melarikan diri dari mereka, tetapi mereka mengurung Jevan dan memerangkapnya di dinding. Pixie menahan tangan kanan Jevan, sementara Chelsea menahan tangan kiri Jevan.

"Lepaskan aku! Aku jijik dengan kalian! Tidakkah kalian sadar kalau kalian telah merusakku!"

"Kenapa kau merasa begitu, Jevan? Kami justru telah membantumu, kan ini juga bagian dari pekerjaanmu!"

"Tapi kalian melakukannya ketika aku masih terlalu dini untuk mengalami itu! Sejak itu aku jadi tidak suka dengan permainan threes*me! Semua gara-gara kalian!"

"Kamu benar-benar aneh, Jevan. Tapi itu hanya alasan kamu saja kan? Ayolah kita bersenang-senang! Dan kali ini aku tak mau dengar penolakan darimu!" Pixie yang lebih agresif dari Chelsea mulai memaksa dan menggerayangi tubuh Jevan.

"Aku bilang lepaskan aku!"

"Kenapa sih kau selalu menolak kami? Apakah kami harus membayar kamu supaya kamu mau dengan kami? Sombong sekali kau! Seharusnya kamu berterima kasih kepada kami karena telah memberi kamu pengalaman pertama yang tak terlupakan"

"Iya, saking tak terlupakannya sampai membuatku mual!"

"Sudah, diam saja dan turuti kami seperti dulu! Ayo!"

Pixie dan Chelsea menarik paksa Jevan ke tempat Chelsea. Jevan sebenarnya bisa saja melawan mereka, tapi dia tak suka menyakiti perempuan, tak peduli betapa agresif dan liarnya mereka. Louisa sedang tidak berada di rumah, jadi Chelsea bisa dengan leluasa men**mati tubuh Jevan bersama dengan Pixie.

Hampir 6 tahun yang lalu, ketika Jevan masih berusia 14 tahun, ia di paksa untuk melakukan hubungan se**ual untuk pertama kalinya oleh Pixie dan Chelsea. Sejak Jevan kecil, Pixie dan Chelsea memang selalu menawarkan diri mereka kepada Simone untuk mengasuh Jevan. Jevan kecil yang menggemaskan membuat mereka menyukai Jevan. Tapi lama kelamaan niat mereka untuk membantu mengurus Jevan ketika Simone sedang bertugas menjadi berubah. Walau memang akhirnya Jevan bekerja dengan menjadi pria panggilan karena keadaan dan paksaan dari Nino, tak membuat Jevan melupakan trauma masa kecilnya bersama Pixie dan Chelsea.

Louisa seharusnya menemui kliennya di malam itu, tapi entah mengapa tiba-tiba klien tersebut membatalkannya. Ini membuat Louisa senang karena bisa beristirahat di rumah dan bermalas-malasan. Rencananya ia ingin menonton TV di rumah bersama Jevan sambil memakan popcorn buatan sendiri. Tetapi ketika ia sampai di rumah, ia syok ketika melihat ibunya dan Pixie yang sedang menggerayangi tubuh Jevan.

"Apa yang kalian lakukan?"

"Louisa, mama bisa jelaskan... "

"Tak perlu di jelaskan, Chelsea. Dia sudah dewasa untuk mengerti apa yang sedang terjadi di sini. Apa kamu mau ikut bergabung bersama kami, Lou?"

"Aku memang cukup dewasa untuk mengetahui kalau kalian telah memaksa Jevan melakukan ini! Beritahu aku Jevan, ini bukan yang pertama kalinya kan untuk kamu?"

"Iya, Louisa... Maafkan aku... "

Tanpa sadar, air mata menetes di pipi Jevan. Andai dulu ada yang memergokinya seperti ini dan menyelamatkannya, ia mungkin takkan mengalami trauma berkepanjangan.

***

Simone terbangun dan merasa curiga karena Jevan yang tadinya ingin membeli makan malam untuk mereka tetapi belum kembali juga. Kemudian ia keluar untuk mencari Jevan, tetapi ketika mau melewati tempat tinggal Chelsea, ia mendengar keributan di sana. Tanpa ragu, ia mendatangi kediaman Chelsea.

Simone terkejut ketika melihat ke dalam rumah Chelsea, ia melihat Jevan dengan tangan terikat di bangku dan bajunya seperti habis di koyak dengan sengaja.

"Ada apa ini? Apa yang telah kalian lakukan terhadap anakku?"

Lidah Pixie dan Chelsea tiba-tiba menjadi kelu, sedangkan Louisa sedang terduduk di lantai sambil menangis pilu.

1
Ryan Hidayat
who???
Out on Corner: jawabannya ada di bab yang aku post hari ini ya 🙏
total 1 replies
anggita
klo lagi gugup... kadang juga bisa gagap😁
Out on Corner: /Grin/
total 1 replies
anggita
like👍+☝☝iklan.
anggita
🔥❤Louisa.. 😘Jevan... Jennie😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!