Yang satu punya banyak problematik, yang satunya lagi bocah bebas semaunya. Lalu mereka dipertemukan semesta dengan cara tak terduga.
Untuk tetap bertahan di dunia yang tidak terlalu ramah bagi mereka, Indy dan Rio beriringan melengkapi satu sama lain. Sampai ada hari dimana Rio tidak mau lagi dianggap sebagai adik.
Mampukah mereka menyatukan perasaan yang entah kenapa lebih sulit dilakukan ketimbang menyingkirkan prahara yang ada?
Yuk kita simak selengkapnya kisah Indy si wanita karir yang memiliki ibu tiri sahabatnya sendiri. Serta Rio anak SMA yang harus ditanggung jawabkan oleh Indy.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Rio merasa bersalah karena tidak bisa menjaga surat milik Indy dengan baik. Dia tidak menyangka akan ada seseorang yang mengambilnya melihat dari cara surat itu ditemukan, Rio menebak tidak banyak orang yang tahu. Kalau bukan si pengirim, dia, dan Indy, tidak ada orang yang mungkin bisa mengetahuinya, pikir Rio.
Apakah rumah ini ada penyadap?
Ataukah mungkin keseharian Indy diikuti penguntit?
Dua-duanya benar.
Setelah melihat seksama CCTV yang terhubung di hp Indy, tidak ada yang mencurigakan kecuali pada kamera milik Rio yang dipasang diam-diam di kamar Indy karena Rio pada saat itu sempat penasaran soal dreker yang tersebar hanya di kamar wanita tersebut. Rio memasangnya di luar kamar tepatnya di balkon.
Tidak disangka-sangka, kamera Rio yang dipasang bertujuan mengobati penasaran akan dreker, sekaligus monitor Rio untuk melihat wajah Indy pagi-pagi sambil membawa secangkir kopi-- tanpa senyuman, menangkap sosok berjalan dibawah balkon dan seseorang itu berhenti di sana. Tempat berhentinya merupakan luar kamar yang Rio tinggali.
Indy menepuk dahinya, memejamkan matanya beberapa detik lalu mengatur nafas. Dia tidak menyangka salah satu security yang seharusnya menjaga keamanan rumahnya malah berbuat sebaliknya.
Indy yang hendak berbicara tiba-tiba gerakan bibirnya terhenti saat Rio memberi kode 'ssst diam' dengan jari telunjuk. Rio mengambil buku secara random dari dalam tas dimana buku yang tidak sengaja dipilih jatuh pada buku matematika.
Rio memberikan buku tersebut setelah ia menulis sebaris kalimat untuk Indy.
Rio: kalau mau bicara yang penting, pakai tulisan aja ya kak.
Indy membacanya serius kemudian terlihat mengebet halaman selembar dua lembar. perempuan itu lantas berbicara karena menganggap apa yang mau dia ujar bukanlah hal penting.
"Rio, kamu sekolah buat belajar atau membahas daki kecoa bersama Dimas? saya baru tahu kalau kecoa punya daki." Indy mengulum senyum. Rio langsung melongok ke arah buku matematikanya yang berada di tangan Indy. Rio menahan malu dan bocah itu menukar dengan buku biologinya. Andai saja Indy mengebet lembar ketiga, Rio akan lebih malu lagi karena dia membahas tentang Indy. Rio berkata pada Dimas bahwa Rio sangat suka mendengarkan suara Indy, entah yang tegas maupun yang lirih.
Ngomong-ngomong soal kecoa, itu bukan obrolan basa-basi belaka. Rio sedang menyiapkan serangan balik kepada siapa saja yang ingin mencelakakan malaikat penolongnya. Rio meminta bantuan Dimas menyiapkan satu bahan yang disebut-sebut Dimas aromanya mirip daki kecoa. Begitu ceritanya.
Indy mulai menulis di buku biologi milik Rio.
Indy: saya mau menginterogasi satpam itu tentang surat yang mungkin dia ambil.
Rio: sebaiknya jangan kak. Saya khawatir malah menjadi bumerang buat kita. Jauhkan saja orang itu dari sisi kak Indy.
Indy: terus bagaimana dengan suratku yang hilang?
Rio: saya tidak sengaja membacanya. Dan saya masih ingat isinya.
Setelah membaca jawaban Rio, Indy menatap skeptis ke arahnya. Anak itu menunjukkan raut wajah sungguh-sungguh lalu Rio kembali menulis meskipun bukan gilirannya.
Rio: sekarang kita lebih dulu singkirkan penyadap yang ada di sini.
Indy: penyadap? tahu darimana kamu?
Rio: baru prediksi saya karena saya merasakan kejanggalan. Mbak Juni selalu tahu tentang kak Indy.
Indy: kalau dia taruh penyadap, artinya dia tahu ada kamu di sini dong sebelum kamu ngegap dia? ya pasti tahu juga lewat satpam itu kan meskipun tidak ada penyadap.
Rio nampak berfikir. Ingatannya kembali pada moment dia memergoki Juni saat itu. Raut wajah perempuan tersebut terkejut saat melihat keberadaan Rio. Itu artinya, Juni tidak tahu Rio ada di sana bukan? lalu?
Rio: satu, kita interogasi senior keamanan kakak, jangan interogasi orang yang berada di rekaman ini. Saya lihat wajahnya seperti asing. Yang kedua, untuk penyadap, kita coba saja cari keberadaannya. Dari hasil kedua tersebut kita baru bisa menyimpulkan bagaimana mbak Juni bekerja.
Indy: pintar juga kamu. Tapi aku tidak suka kamu panggil dia pakai sebutan mbak. Sangat sopan sekali.
Rio: saya panggil dia pelakor bagaimana kak?
Indy: good job!
...****...
Melewati waktu satu jam lebih dua puluh lima menit, akhirnya Rio menemukan benda kecil hitam tertempel di bawah meja. Lokasinya berada di kamar Indy. Karena sudah ketemu satu alat penyadap, Indy dan Rio bersemangat untuk mencari keberadaan yang lain. Namun setelah disisir sampai teliti, tidak lagi ditemukan benda tersebut di ruangan lain selain kamar Indy.
Sedangkan yang kedua, Indy memanggil senior keamanan. Untuk hasilnya, mari kita simak baik-baik.
"Siapa namanya?" Indy bertanya sambil menunjukkan rekaman.
"Namanya Anto bu. Dia baru pertama kalinya kerja hari ini. Sebenernya dia helper yang bertugas mem backup orang-orang yang tidak masuk. Dia pengganti sementara Pak Nendi, karena beliau sedang sakit"
"Oh gitu. Kenapa kamu tidak bilang sebelumnya?"
"Saya berusaha menghubungi ibu pagi tadi, maaf kalau saya sudah mengambil keputusan secara sepihak. Saya siap menerima hukuman."
"Kamu tahu tidak, yang seharusnya kamu memastikan keamanan malah jadi sebaliknya." Senior keamanan tercengang.
"Maaf bu, apakah terjadi sesuatu?"
Indy menceritakan apa yang terjadi secara lengkap. Senior keamanan merasa tak enak hati, kemudian ia kepikiran sesuatu dan berkata,
"Kertas itu ya? kertas itu ada di tangan pak Handi. Beliau meminta saya lewat orang suruhannya agar menukar kertas yang ada pada Anto."
Rio dan Indy terhenyak.
Apakah Papah sedang melindungi ku?
.
.
Bersambung.
Epilogue.
"Ceroboh sekali!" dengus Handi sambil melipat kembali surat miliknya, lalu mengamankannya dengan cara membakar seperti Juni.
Kenyataannya, yang terbakar oleh Juni adalah kertas berisi makian terhadap Indy sehingga wanita itu merasa puas akan kebencian ayah terhadap putrinya. Handi sudah menyelamatkan isi surat yang sebenarnya dari seorang Junifer.
.
.
.
Next aku buka apa isi suratnya. Drama bakar membakar ini hanyalah penegasan bahwa Indy dan bapaknya berada dalam komunikasi yang sulit.
Heh, jd keinget gaya helikopter nya Gea sm Babang Satria🤣