NovelToon NovelToon
My Angel

My Angel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:45k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Bagi Ziza, Khalid Al Ghifari sangat jauh berbeda dari para sepupu dan sahabat laki lakinya.

Cowo pendiam yang baru dia kenal di penghujung SMAnya, kini malah satu kelas dengannya. Cowo itu lebih suka menghabisksn waktu di kelas atau di perpus.

Dia selalu terluka, bahkan di awal pertemuan mereka, Ziza menempelkan plester di keningnya.

Ini cerita anak anak Kaysar cs. Semoga suka ya...♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Para sepupu dan sahabat

Theo hanya bisa menatap kesal pada kembarannya yang tampak ugal ugalan menyetir. Padahal mereka juga ngga akan terlambat ke sekolah karena hari masih cukup pagi.

"Awas, Quin!" seru Theo kaget ketika melihat seorang gadis remaja yang tiba tiba menyeberang di depan mobil mereka.

Quin reflek menginjak rem sangat dalam.

"ASEM!" makinya gusar.

Gadis remaja itu berteriak kaget dan membuat gestur tubuh sangat terkejut. Dia hampir saja ditabrak mobil yang muncul tiba tiba, padahal jalanan sedang cukup sepi.

BRAKK!

Quin dan Theo kaget melihat gadis remaja itu menggebrak keras kap depan mobil kesayangan Quin.

"KELUAR!" serunya marah.

Nyari masalah nih perempuan, batin Quin geram.

Quin yang lagi panas panasnya hatinya langsung melepas seatbeltnya.

"Minta maaf aja, jangan cari masalah," nasihat Theo ketika melihat wajah emosi kembarannya.

Quin ngga menggubris.dan membuka pintu mobil dengan kasar.

"Hei! Jangan sembarang ngerusakin mobil orang. Dasar orang miskin!" maki Quin keras sambil menatap penuh hinaan pada gadis remaja itu yang masih mengenakan piyama tidur gambar ikan nemo.

Sudah miskin, ngga sekolah, malah kelayapan, maki Quin dalam hati.

"Apa kamu bilang?! Sepuluh mobil lebih mahal dari ini pun sanggup aku beli!" Gadis remaja itu malah ganti memaki dengan suara nggak kalah galaknya.

Theo menghembuskan nafas kasar. Sudah dia tebak, Quin pasti ngga akan menuruti nasihatnya.

Lagian ngapain juga berdebat dengan anak kecil begitu, batinnya ngga sabar.

Mereka harus segera sampai ke sekolah.

"Sepuluh? Dasar tukang mimpi!" ejek Quin terkekeh.

Mana mungkin, gadis penampilan udik gini punya uang berkarung karung

Mobilnya sangat mahal, ngga mungkin orang biasa sperti gadis yang hanya mengenakan baju tidur berbahan murah ini bisa membelinya.

"Ngga percaya?!" Mata gadis remaja itu melotot marah.

Kemudian dia menoleh ke belakang. Rautnya tanpak gelisah ketika melihat beberapa laki laki berjas hitam yang berada ngga jauh dari keberadaannya.

"Sayangnya aku ngga punya waktu sekarang. Tapi pasti aku buktikan nanti." Dia pun segera berlari menjauh, meninggalkan Quin yang masih bengong mendengar kara katanya.

Dasar pembual!

Ketika dia akan mengejar gadis bermasa depan suram itu, suara Theo menahannya.

"Ayo, masuk. Nanti kita bisa terlambat." Theo terpaksa keluar dari mobil untuk mengingatkan Quin.

Setelah menghentakkan kakinya dengan kesal, Quin terpaksa menurut.

"Gadis kurang ajar. Berani beraninya mengatakan dia sanggup membeli sepuluh mobil kalo dia lagi ada waktu," omel Quin sambil menjalankan mobilnya.

"Mungkin saja dia bisa." Theo sempat melihat beberapa orang laki laki berseragam pengawal seperti sedang mencari cari seseorang. Dari pengamatan Theo, gadis yang mungkin seusia mereka tadi tampak resah. Seperti orang yang sedang melarikan diri. Sepertinya gadis itu yang memang mereka cari.

"Huh, mana mungkin," sangkal Quin sinis.

Theo ngga merespon lagi. Yang penting baginya Quin segera menyetir lagi ke sekolah.

Matanya melirik ke arah kepergian gadis remaja tadi.

Cepat sekali dia menghilang.

Beberapa hari ini Quin uring uringan terus setelah ngga menemukan Khalid. Sean bahkan sudah menanyakan pada daddynya dan gagal juga.

Sean bahkan sudah meminta anak om Fazza, Si Malik yang terkenal jenius, dan hampir berhasil. Sayangnya si Khalid sialan sudah pindah dari rumah sakit tempat terakhir telpon papa Anggoro berhasil di akses.

"Kamu ngga akan kasih tau Ziza kalo Khalid koma?" Theo menatap kembarannya.

Mobil sudah diparkir di halaman sekolah.

Quin menghembuskan nafas dengan kasar.

"Apa kamu bisa melihat wajah sedih Ziza? Lebih baik Ziza ngga usah tau. Lagi pula aku takut jantungnya ngga kuat," sahut Quin dengan wajah bete.

Theo menatap jauh keluar dari kaca mobilnya.

Kali ini dia ngga bisa menyalahkan Quin. Mereka yang tau, dirinya, Quin, Sean dan Malik diminta merahasiakan ini dari yang lain. Walau tidak menutup kemungkinan yang lainnya juga akan tau dari daddy daddy mereka.

Theo juga mengkhawatirkan jantung Ziza yang masih lemah untuk menerima berita ini. Kali ini dia setuju dengan Quin. Mereka juga belum tau kapan Khalid akan sadar dari komanya, dan keberadaannya pun sudah tidak diketahui lagi.

*

*

*

"Kalian tau juga," gumam Theo ketika dia bersama csnya berada di salah satu club eksklusif.

"Pastilah," sahut Zian agak kesal. Untung daddynya membocorkan infornasi tentang Khalid padanya.

"Teganya kalian merahasiakannya," sambungnya lagi setengah mengumpat.

Matanya melirik kesal pada Sean yang langsung merasa ngga enak.

"Aku pasti akan cerita," sambar Sean merasa ngga enak. Niatnya juga begitu, cuma belum ketemu waktu yang tepat.

"Hrmm....," dengus Dewa. Dia dan Deva pun tau berkat informasi dari daddynya.

"Ini akan dirahasiakan dari Ziza dan Ruby?' Mata Deva melirik Theo saat menyebut nama Ruby.

"Tentu saja," sahut Quin cepat.

"Ingat Theo, jangan sampai kamu keceplosan dengan Ruby," lanjut Quin tajam.

"Iya iya.... Kenapa juga aku harus cerita sama Ruby," elak Theo jengah. Mata para csnya sedang menyorotnya penuh tuduhan.

"Soalnya kalo sama Ruby, Kamu ngga bisa menyimpan rahasia," ledek Dewa dengan tawanya yang berderai.

Yang lainnya pun tergelak.

"Ruby ngga termasuk dalam perjanjian kita," sambung Deva penuh arti.

"Bahkan kalo Quin mau melanggar pun sah sah saja," timpal Sean dalam tawa berderainya.

Tawa pun tambah semangat berkumandang.

Quin mendengus kesal, sedangkan Theo hanya nyengir saja.

"Sekarang hanya berharap si Khalid cepat sadar dan mencari Ziza," sahut Zian setelah beberapa saat lamanya.

Ngga ada yang menjawab. Hanya helaan nafas gusar saja yang terdengar.

"Yang aku heran, siapa yang menembak Khalid," ucap Sean perlahan.

"Anak kurus begitu banyak musuh juga," decih Quin mengejek.

"Kita, kan, ngga tau urusan setiap orang," bela Dewa

Kecuali kamu, pasti banyak yang ingin nembak kamu, Quin, dengus Dewa dalam hati.

Sayangnya bakalan susah, karena banyak banget pengawal bayangan yang menjaga Quin, juga dia dan yang lainnya.

Quin bangkit dari duduknya dengan kesal.

"Aku mau keluar dulu," ucapnya sambil melangkah pergi.

"Jangan terlalu banyak ngerokok. Mami pasti tau," ucap Theo mengingatkan.

"Pasti taulah," kekeh Sean. Mata mata mami mereka bertebaran dimana mana.

Quin tampak tak peduli, trus melangkah keluar dari ruangan yang bisa membuatnya tambah emosi dan memecahkan semua gelas gelas yang ada di sana.

BRUKK

Reflek tangan Quin merangkul orang yang menabraknya.

Bau alkoholnya tercium di penciuman Quin.

"Lepas, ih," serunya sambil mendorong tubuh Quin yang melekat di tubuhnya.

Quin dengan senang hati melepas rangkulannya.

Mungkin karena tubuhnya yang belum seimbang, setelah lepas dari pelukan Quin, gadis itu malah jatuh berlutut. Hampir saja dia tersungkur.

Kemudian dari mulutnya keluar suara mengumpat yang ngga begitu jelas.

Quin tersenyum miring, bermaksud akan melanjutkan langkahnya, ngga mempedulikan gadis mabuk ini.

Tapi baru saja dia akan melangkah, gadis mabok tadi menarik tangannya

"Kamu, kan, laki laki yang hampir menabrakku tadi siang."

Cuitannya membuat Quin melengak dan langsung memfokuskan tatapannya untuk memastikan kalo dia mengenal gadis itu.

"Kamu lupa, ya." Gadis itu malah tertawa mengikik.

"Aku yang sudah berjanji akan memberikanmu banyak mobil," lanjutnya lagi.

DEG

Si finding Nemo!

1
hansen
mohon ruby jangan terburu2 untuk menerima endru, ya jika ingin move on bisa aja dengan cara fokus kuliah atau bantu2 kerja nyokap loh by..Karna jika masih belum ada kejujuran kalian berdua yang menjadi mangsa perasaan dan sakit hati itu endru jika ruby menerima cinta nya.
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Setuju Ama Kk Han
Cara Moveon terbaik ialah tanpa melibatkan Org lain
Mendingan fokus meraih cita-cita bkn cinta2
total 1 replies
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Gk sabar nunggu drama Vina dan Theo
Pengen lihat Theo kesal kalau drama yg Dy buat tdk mempengaruhi sikap Ruby
Om Ocong Vs Mbak Kunti Ngasih Iklan
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Semoga Ruby bisa mengendalikan diri sehingga bersikap biasa dgn drama yg Vina dan Theo buat
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Orgnya ada di samping Khalid
Sri Siyamsih
part"ini bkin nyesek thor, nggk hbs" derita khalid 😥
Sri Siyamsih
pawang si quin nich kyknya
Sri Siyamsih
kasihan khalid 😥
Sri Siyamsih
pk setya nggk peka bgt sih
Sri Siyamsih
mmnya depresikah thor, hingga khalid yg sering jd sasaran 😥
Rahmawati
quin ini posesif bgt, nanti gmn ya kl sama pacarnya
Ina's
up nya jangan lama-2 ya
anggita
☝iklan...like👍buat Quin yg lgi marah" aja.
hansen
bila sampai ke destinasi ruby acuhkan saja theo, ayolah bicara 4 mata kalian berdua perlu speed time bersama hanya berdua
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Akhirnya Quin berkenalan dgn Al
Gk sabar nunggu Kericuhan kedua kembaran Nakal
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih Iklan
Innara Maulida
sabar Quin sabar,,ntar ketemu ko sama pawang nya ,,,masih di umpetin sama ohtor nya,,si bar bar,,,nona muda yg kabur itu apa kabr nya ia
Yuli Ana
ya ampun Quin...Quin...
pertemukan lah Quin dengan jodohnya... biar GK marah2 terus...🥺🥺🥺
😂😂😂
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Akan ada saatnya Yul
Skrg Quin mau fisikkotes Al dulu
total 1 replies
Yuli Ana
kasihan Khalid....n😭
Ulfah Putri
biar aja lah,,si Rubby tunangan Ama cowok lain biar si Theo kebakaran jenggot😅
Rahmawati
semoga dengan memata matai al, quin bisa tahu semua kebenarannya
hansen
sampai kapan theo,ruby harus memendam, berterus terang lah jika ingin kan kejelasan..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!