Sumiyem gadis desa yang menjadi rebutan banyak lelaki di alam nyata maupun alam ghaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Durahman Kedu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyewa pembunuh bayaran
"Dan kamu bu.. Jika aku laporkan ke polisi apa kalian mau medekam di penjara..? Tadi banyak yang merekam dam saksi juga banyak apa kalian bisa lolos hah..?. JAWAAAB...?!" bentak pak Lesmana.
"Jangan pak.. Jangan lapor polisi." jawab bu Darsih memelas. Sedangkan Dewi menangis belum lagi Pambudi menahan rasa sakit di kakinya akibat tembakan kerikil.
"Jadi jangan kalian ulangi lagi, berbuat baiklah kepada siapapun. Jika satu kali aku melihat kalian berbuat seperti itu akan buang kalian semua." gertak pak Lurah.
Semua mengangguk. "Sekarang ayo ke rumah sakit." kata ayahnya.
Pak lurah keluar rumah menyiapkan mobil, sedangkan ibu dan Dewi memapah Pambudi masuk ke dalam mobil dan mereka meninggalkan rumah menuju rumah sakit.
Mobil pak lurah pun melaju dengan tenang dan tatkala berpapasan dengan ibu-ibu pulang dari rumah Sumi.
"Seorang lurah yang baik kok punya istri mak lampir." kata ibu Difa.
"Tadi cuma di tampar neneknya Sumi coba kalo di bogem bisa hancur tuh kepalanya." kata ibu yang lain.
"Pak, ceraikan saja mak lampir itu dan nikah lagi saja.." teriak bu Rahma.
Pak lurah hanya kasih jempol saat mendengar semua ocehan ibu-ibu.
"Bagaimana rasanya bu.." tanya pak lurah pada istrinya sambil menyetir.
Bu Darsih dan kedua anaknya hanya diam menunduk. Mungkin ini yang namanya hukuman sosial bagi mereka.
Sementara itu jam sudah menunjukan pukul 7 malam Robert dan anak buahnya sudah mendapatkan perawatan dari dokter pribadinya dan Robert mendekati putranya yang terus menahan sakit di dada.
"Minumlah ini nak semoga cepat sembuh." bujuk ayahnya sambil memberikan air minum dan pil dari nenek Samirah.
Alex dengan cepat menyambar pil dan memasukan ke dalam mulutnya lalu minum air di gelasnya. perlahan lahan Alex merasakan dadanya hangat, pil langsung bekerja menyembuhkan paru-paru Alex. Selama 2 menit Alex sudah merasakan tidak sakit dadanya dan nyaman. Dokter yang melihat perubahan pada Alex sangat terkejut, mau bertanya belum saatnya, mungkin nanti ia akan bertanya pada pak Robert.
"Ayah.. Aku sudah sembuh.. Aku harus balas dendam pada Sumi ayah..." katanya berapi api.
"Jangan nak, biarkan saja jangan mencari masalah dengan Sumi lagi."
"Kenapa...? Ayah takut..?"
"Alex.. Kamu menghadapi Sumi saja sampai begini parahnya dan kami lihat ini." kata ayahnya seraua menunjukan tanganya yang di bungkus perban.
"Kenapa itu yah ?"
"Tadi sore ayah dan anak buah ayah balas dendam untukmu dan kami pun kalah, lihat pamanmu Kento dan Mbesur mereka patah tulang kaki, belum lagi Jarwo dan temannya sampai pingsan."
"Hah... itu karena ayah tak bisa melihat kelemahannya."
"Sudahlah yah aku mau ke rumah teman dulu." kata Alex tanpa pamit langsung keluar dari kamar menuju garasi motornya dan melesat menembus kegelapan malam.
"Dasar anak kurang ngajar.. Aduuuh.. Tanganku sakit.." kata Robert memegangi tangannya dan duduk di sofa.
Alex tanpa memperdulikan teriakan ayahnya terus mengeber motornya. Saat sampai di jalan raya Alex segera mencari alamat Genk kapak.
15 menit Alex sudah sampai di sebuah rumah yang tak terawat namun berpenghuni. Segera menyadarkan motornya di halaman yang luas. Saat alex berjalan mendekat ke rumah itu ia melihat 2 sosok laki-laki berperawakan kejam.
"Permisi, apa bang Bento ada om..?" tanya Alex.
"Mau apa kamu temui bos kami?" jawabnya menekan.
"Saya membutuhkan bantuan bang Bento." jawabnya.
"Baik. Angkat kedua tanganmu ke atas." perintahnya.
Alex mengangkat kedua tangannya ke atas dan kedua penjaga itu meneriksa tubuhnya apakah membawa senjata tajam atau senjata api, setelah di periksa tubuhnya nihil.
"Kamu tunggu si sini dulu."
Alex mengangguk dan menunggu, tak beberapa menit Alex di minta masuk ke dalam.
"Salam bang Bento." sapa Alex.
"Ya silahkan duduk.. Lho kamu Alex kan.?"
"Iya bang saya alex." katanya.
"Terus ada masalah apa kamu datang ke sini.?" tanya bang Bento.
"Saya mau minta tolong bang untuk membunuh seseorang yang telah membuat saya celaka."
"Siapa dia.?"
"Dia seorang gadis usia 13 tahun bang bernama Sumi."
"Hahahahahaa.. Alex.. Alex.. Masak sama anak kecil saja kamu minta tolong aku..." kata Bang Bento tertawa mengejek.
"Bukan begitu bang, dia ahli bela diri bang sampai saya dan teman-teman di buat tak sadarkan diri." kata Alex berbohong.
"Baiklah siapkan uang dan foro target juga alamat target."
"Berapa yang harus saya bayar bang."
"Sama kamu cukup 25 juta, bagaimana..?"
"Oke bang. Saya bayar 50% dulu sisanya nanto setelah target mati." jelas Alex.
"Baik mana fotonya.?"
"Ini bang." kata Alex seraya menyerahkan hpnya ke bang Bento.
...
samirah atau marsinah sih ??
jadi bingung 😕
Di lanjut kak author 👍🌹