NovelToon NovelToon
Semesta Kaviandra

Semesta Kaviandra

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Riunakim

Banyak yang bilang jodoh itu adalah cerminan dari diri kita sendiri. Dan sekarang Savinna sedang terjebak dalam perkataan itu. Ya, gadis yang baru saja menduduki bangku SMK itu tiba-tiba jatuh hati pada seorang anggota futsal yang ternyata memiliki banyak sekali kesamaan dengannya. Mulai dari hobi hingga makanan favorit. Akankah dengan kesamaan yang mereka punya akan menyatukan keduanya? Apakah dengan banyaknya kesamaan diantara mereka turut menimbulkan perasaan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riunakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasa lega

Acara LDKS tetap berlanjut meskipun Savinna sudah dipulangkan lebih awal. Sebenarnya, Kavi ingin sekali mengantar Savinna pulang, namun dikarenakan tugasnya menjadi pembina belum usai, Kavi tidak diperkenankan untuk mengantar gadis itu untuk pulang ke rumahnya.

“Sekarang jujur sama saya, siapa yang udah letakin pecahan kaca ke dalam sepatunya Savinna?” tanya Kavi pada puluhan murid yang tengah berbaris di tengah lapangan. “Savinna anak kelas 10 Administrasi Dua baru aja pulang dengan kaki yang luka ... dan saya kasih kesempatan buat pelakunya jujur sebelum saya cari tau sendiri dan memberatkan hukumannya dua kali lipat!” ancam Kavi.

Tidak ada satu pun dari mereka yang angkat tangan dan mau mengakui perbuatan jahat itu, “Oke, kalo gitu biar saya usut kasus ini sendiri, dan saya pastiin orang itu dihukum setimpal dengan perbuatannya,” Kavi pun turun dari podium setelah dirasa urusannya telah selesai.

Kakak itu siapanya Savinna ya? Kok dia kelihatan emosional banget. Bahkan waktu kejadian, dia yang gendong Savinna sampai ke gedung sekolah. Jangan-jangan, senior itu pacarnya Savinna.. batin Katrina yang tengah menatap kepergian Kavi dari barisan kelasnya.

Saat itu juga, Kavi memutuskan untuk memeriksa rekaman cctv yang mengarah ke lorong, tempat Savinna dan teman-temannya meletakkan sepatu mereka. Dengan ditemani oleh Alvero, Kavi bisa lebih mudah untuk mengetahui siapa pelakunya.

Kedua mata Kavi pun membulat sempurna saat melihat video dari rekaman cctv itu, “Amia? Gue gak salah lihat kan? Itu si Amia,” ucap Kavi sambil menunjuk layar monitor.

“Iya anjir, waktu rekamannya juga nunjukin waktu yang pas ... jadi dia datang sebelum kita patroli ke kelas itu, Kav.”

Kavi terdiam saking tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Bagaimana bisa gadis yang dulu menjadi pujaan hatinya lantaran memiliki sifat yang lembut dan lugu itu bisa berbuat hal yang keji seperti ini.

Alvero pun mematikan rekaman cctv itu lalu beralih menatap Kavi, “Jadi gimana nih?”

“Gue harus bicara empat mata sama tuh anak, gue harus tanya apa motif dari perbuatan jahat dia ini ... anyway, thanks ya, Ver,” ucap Kavi sambil berlalu dari ruangan itu.

Setelah cukup lama Kavi berkeliling mencari keberadaan Amia, akhirnya Kavi menemukan Amia tengah menyendiri di sebuah ruangan.

“Jadi lo ada disini?” tegur Kavi dengan nada beratnya hingga membuat Amia terkejut.

Amia memang sengaja mengurung dirinya disana untuk menghindari Kavi. Karena Amia dan Kavi memiliki tugas yang sama, yakni menjadi seorang pembina, alhasil Amia pun menyaksikan kemarahan Kavi di atas podium tadi. Dan jujur saja, Amia sangat takut saat melihat kemarahan Kavi di atas podium upacara tadi.

Amia mundur perlahan melihat Kavi yang semakin mendekat ke arahnya, “Lo mau apa, Kav?” tanyanya panik.

“Jangan belagak bodoh! Lo ‘kan, yang udah masukin pecahan kaca ke dalam sepatunya Savinna?” tanya Kavi to the point.

“Kenapa lo tuduh gue? Gue bahkan gak kenal, siapa itu Savinna!” kelit Amia.

“Gak usah ngelak lagi! Gue udah lihat lo di dalam rekaman cctv itu! Sekarang gue tanya, Savinna punya salah apa sama lo sampai lo tega ngelakuin ini sama dia?” tanya Kavi geram.

Amia tersenyum jahat saat semua kelakuan buruknya telah diketahui oleh Kavi, “Karena gue gak suka sama dia! Dia udah ngerebut lo dari gue, Kav! Dan dia juga buat gue hilang rasa ke Alby! Gue benci cewek itu! Gue benci Savinna!” teriak Amia frustrasi.

Kavi sampai geleng-geleng kepala saking tidak percaya dengan orang yang ada di hadapannya saat ini, “Lo benar-benar gila, gue bakal pastiin lo dikasih hukuman yang setimpal atas perbuatan jahat lo itu, Mi,” ucap Kavi sebelum ia berlalu dari hadapan Amia.

***

Kepulangan Savinna pagi-pagi sekali tentu saja menimbulkan pertanyaan besar bagi keluarganya, terlebih Savinna pulang dalam kondisi kedua telapak kaki yang terluka.

Reza yang khawatir akan kondisi adiknya itu pun berusaha untuk terus menemaninya.

“Mau makan apa, Dek? Biar Mas beliin buat kamu.”

“Gak usah, aku masih kenyang habis makan nasi goreng.”

Pandangan Reza saat itu tak luput dari kedua kaki adiknya yang diperban, “Hari senin nanti, Mas mau datang ke sekolahan kamu, Mas mau minta penjelasan dari pihak sekolah soal kelalaian ini.”

Savinna pun panik seketika, pasalnya jika Reza sudah turun tangan, masalahnya pasti akan berbuntut panjang, “Gak perlu, Mas ... ini semua cuma kecelakaan kok, dan semuanya diluar kendali manusia.”

“Tapi seenggaknya pihak sekolah kamu harus tanggung jawab dong.”

Savinna menghela napas panjang, jangankan dirinya, kedua orangtua Savinna pun sering kali memilih untuk menyerah apabila disuruh berdebat dengan Reza, “Aku gak mau memperpanjang masalah ini, Mas. Apalagi sampai bawa Mas Reza ke sekolah, nanti kalo aku berakhir dibully gimana?” Rupanya perkataan Savinna barusan berhasil membuat Reza terdiam. Reza memang ingin membela sang adik, namun ia juga tidak ingin adiknya menjadi bahan bully saat Reza tidak sedang bersamanya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu memecah keheningan yang ada, tak lama setelah suara ketukan pintu itu, Savinna mendapati kedua sahabatnya datang untuk menjenguk dirinya. Reza yang tak ingin mengganggu mereka pun memutuskan untuk pergi dari sana.

“Kenapa bisa kayak gini sih?” tanya Cherry heran melihat kondisi kaki Savinna.

“Iya, Na. Gue ngilu banget ngelihatnya,” Kylie ikut menimpali.

“Kayaknya bahas soal ini gak terlalu penting deh.”

“Gak penting gimana sih? Kaki lo itu baru aja luka! Dan dari cerita yang kita dengar, gue rasa semua itu terkesan gak wajar ...” geram Kylie. “Pasti ada yang sengaja mencelakai lo kan, Na?” tebaknya.

“Gue juga gak tau kenapa bisa ada pecahan kaca di dalam sepatu gue, Ky. Tapi sebelum itu sepatu gue aman-aman aja kok,” Savinna mulai memberikan kesaksiannya.

“Sampai gue tahu siapa pelakunya, habis dia di tangan gue,” ancam Cherry yang memang selalu menjadi garda terdepan apabila sahabatnya diusik oleh orang lain. “Terus apa berita penting selanjutnya? Kayaknya itu bisa jadi topik gibah kita hari ini.”

Savinna tersenyum kikuk sebelum memulai ucapannya, “Gue baru aja confess dadakan ke Kak Fazriel.”

“Anjrit!” pekik Cherry.

“Serius lo, Na?” tanya Kylie dengan kedua bola mata yang mencuat keluar.

Savinna lalu mengangguk dan mulai menceritakan semuanya, mulai dari ia digendong saat hendak kembali ke gedung sekolahnya, hingga ia menyatakan perasaannya pada Kavi di ruang UKS.

“Terus, responnya dia gimana?” tanya kedua temannya secara bersamaan. Terlihat sekali jika keduanya ini sangat antusias untuk mengetahui jawaban Kavi.

Savinna lantas terdiam sejenak, ia pun bingung harus menjawab apa, karena Kavi tidak memberikan respons yang membuatnya excited seperti kedua temannya saat itu, “Dia gak banyak ngerespons apa-apa sih ... tapi ekspresinya kelihatan senang kok.”

Wajah Kylie tampak kecewa mendengarnya, “Masa dia gak bilang kalo dia juga suka sama lo sih, Na?” protes Kylie.

“Iya, seharusnya dia bilang dong kalo dia itu nerima lo atau enggak.”

“Ya, kan tujuan gue confess juga bukan buat nembak dia, gue cuma mau dia tahu kalo gue itu suka sama dia ... sesimpel itu. Tanpa dia balas perasaan gue pun, gue udah senang banget gila. Soalnya respons dia benar-benar diluar perkiraan gue. Dan sekarang, gue jadi lebih lega daripada sebelumnya,” Savinna menjelaskan perihal perasaannya pada kedua sahabatnya itu. “Hal yang buat gue tambah senang itu pas tau doi gak punya pacar dan dia nyuruh gue buat gak menjauh dari dia lagi kayak sebelumnya,” sambungnya lagi.

“Aaa! So cute! Gue rasa dia beneran suka sama lo deh, Na!” ujar Kylie antusias.

Berbeda dengan Kylie yang antusias mendengar penjelasan itu, Cherry malah terlihat kesal, “Kalo suka seharusnya ditembak dong! Kalo gitu doang mah, kayak orang yang sekedar menghargai perasaan orang lain aja.”

“Lo kenapa sewot banget sih, Cher? Santai aja kali, gue juga gak pernah berharap lebih sama cowok mana pun yang pernah gue suka kok,” Savinna masih berusaha menanggapinya dengan santai. “Kalo dia suka balik ya syukur kalo enggak ya gak masalah.” Dari respons yang Savinna berikan, dapat terlihat jelas kalau Savinna sudah sangat terbiasa dengan cintanya yang selalu bertepuk sebelah tangan. Maka dari itu, Savinna terlihat tidak ambil pusing dengan respons Kavi yang terkesan tidak membalas perasaannya. Karena yang terpenting bagi Savinna adalah ia bisa mengungkapkan perasaannya pada Kavi.

1
cikuaa
suka banget lanjut trs
call me una
🤩🤩
Rodiyah Tamar Diyah
😘😘😘
Rodiyah Tamar Diyah
😚😚😚
Rodiyah Tamar Diyah
/Wilt//Wilt//Wilt/
cinta cahaya putri
/Rose//Rose/
meltedcheese
likeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!