NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:881
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12 Sunniva

Seorang gadis berambut putih panjang dan dikuncir satu itu berdiri di depan meja yang di seberangnya terdapat Annora dan Soren yang sedang berbincang sembari menyantap makan malam.

"Hai, Cora!" Annora melambaikan tangan.

Soren menatap datar. Sembari menatap sekeliling untuk memastikan dua perempuan yang biasanya menemani Cora makan. Gadis berambut putih itu membawa nampan makanannya. Lantas duduk berhadapan dengan Annora dan Soren.

"Di mana Libra dan Helai?" tanya Annora kepada Cora.

Cora menunjuk keberadaan dua teman dekatnya itu dengan dagu.

"Cora adalah orang yang setia dalam gengnya. Lebih tepatnya persahabatan, mungkin. Jadi, apa yang membuatmu merelakan makan malam tanpa mereka?" Kali ini Soren yang bertanya. Makanannya masih tersisa setengah.

"Markas cabang sedang dalam proses pembangunan untuk semua kota," ujar Cora.

Soren dan Annora mengangguk. Semua orang tahu akan hal itu. Sudah disiarkan pada berita TV nasional.

"Apa yang mengganggumu?" Sekali lagi Soren bertanya. Ia tahu betul bahwa perempuan yang kerap kali satu tim bahkan digadang akan menjadi tim resminya itu adalah seorang pemikir keras.

"Bagaimana jika strano muncul secara misterius lagi ke tengah-tengah kota. Bagaimana jika di luar kota Solar Wind. Semua Occhio bertempat di kota ini. Orang-orang di lua sana dalam bahaya."

"Itulah mengapa markas cabang akan dibangun agar kita semua bisa berpencar dan menempati seluruh kota. Dengan begitu, semua akan baik-baik saja." Soren menanggapi.

Satu suap nasi masuk ke dalam mulut mungil Cora. Mata besar gadis itu tampak serius. Namun tak mampu mengabaikan rengekan berisik pada perutnya.

"Distrik ini punya puluhan kota. Entah di mana saja strano itu akan muncul. Lalu entah di kota mana yang paling banyak didatangi. Maka dari itu, pasti ada occhio yang paling banyak misi. Pun sebaliknya. Semoga kita semua bisa melindungi kota tempat tugas masing-masing. Tapi, aku terus saja memiliki firasat buruk, Soren. Annora."

Soren dan Annora saling pandang. Mereka tidak terlalu paham letak kekhawatiran Cora. Walaupun mungkin berkaitan dengan kemungkinan kota yang akan didatangi lebih banyak strano.

"Lalu, apa lagi yang mengganggumu?" tanya Soren.

"Para occhio tidak akan berpencar jika belum ada pergerakan strano seperti tempo hari di taman kanak-kanak itu. Sebab, saat ini tempat yang paling siaga adalah kota ini. Pusat kota markas occhio berada. Tapi, aku justru begitu naif. Terbayang bagaimana jika strano menyerang kota yang jauh dari jangkauan. Sebagaimana yang kita ketahui, kamera pengawas lebih terfokus pada Danger Mori tidak untuk kota-kota. Bagaimana jika strano sudah membuat kekacauan besar, barulah kita diperintahkan untuk ke sana." Cora bertutur

Alat pendeteksi yang mengitari Danger Mori memang tidak dipasangkan pada tengah-tengah kota. Sebab sudah puluhan tahun sejak eternal fog pernah muncul ke tengah-tengah kota. Itu pun munculnya secara normal dari pembatas. Sedangkan yang kali ini muncul dengan cara tak biasa, yakni langsung ke tengah-tengah kota secara misterius.

"Kenapa tidak meminta alat pendeteksi dipasang di setiap titik kota?" Annora bertanya.

"Semua kota punya tingkat polusi tinggi. Sehingga sangat sulit membedakan polusi dengan eternal fog sesungguhnya. Para peneliti harus membuat teknologi yang lebih mutakhir lagi. Namun itu bukanlah hal yang bisa dikerjakan dalam waktu dekat," jawab Cora.

"Atau, kenapa tidak menyebarkan beberapa occhio pada setiap kota?" Lagi-lagi Annora yang bertanya.

Soren menepuk dahi. Annora memang pemikir pendek. Itu sebabnya ia menjadi sasaran empuk Dean.

☆☆☆

Atmosfer pelatihan di siang hari yang memanas. Lapangan luas itu mampu menampung lebih dari delapan ratus jumlah total para occhio. Dengan masing-masing kelas dipimpin oleh satu occhio elit.

Kelas G dipimpin oleh seorang wanita berusia tiga puluh tujuh tahun. Penampilannya modis. Lipstik merah yang terlihat tidak norak itu tidak menyisakan identitasnya sebagai seorang petarung. Namun, ia adalah wanita terkuat di antara semua occhio elit yang wanita. Dulu, sering disebut kombo mematikan antara dia dan Lais. Namanya Sunniva.

Semua occhio kelas G terpantau tak berkedip melihat pesonanya. Lebih terlihat seperti model internasional daripada seorang petarung. Kulitnya mulus, tubuh tinggi, langsing, mengenakan dress hitam panjang sampai betis, namun transparan pada bagian lutut, rambutnya disanggul rapi dengan poni tipis di samping. Bola matanya keemasan terpapar sinar matahari.

"Kelas G!" sapanya hangat.

Senyuman miring terulas. Jemari lentiknya menghitung jumlah para occhio dari kelas G.

Semua anggota occhio kelas G balas menyapa.

"Kalian tahu, menjaga kulit dan tubuh selama aktif menjadi occhio itu tidak mudah. Ah, kalian tidak tahu betapa dekilnya aku dulu," ungkap Sunniva dengan diiringi tawanya yang khas.

Beberapa occhio tampak tersenyum, mencoba nyambung dengan penuturan Sunniva.

"Tapi, kerja kerasku membuahkan hasil. Kalian tahu apa?"

Semua menggeleng.

"Berhasil menjadi occhio elit. Juga dalam keadaan pergerakan strano yang melemah. Sehingga aku bisa lebih banyak bersantai menikmati hidup. Sedangkan uang juga terus mengalir. Apa yang kutaman sudah bisa dipanen sekarang. Sejak itu pula aku mulai perawatan. Ah, tidak pernah terbayangkan kalau menjadi occhio elit akan sesantai itu. Seperti surga dunia." Lagi-lagi Sunniva tertawa. Walaupun itu tidak lucu bagi semua orang, mungkin.

"Maaf, occhio elit paling menor. Tapi bisakah kita memulai latihan sekarang?" celetuk Dean yang berhasil membuat teman-temannya ternganga. Sekaligus panik. Astaga, ucapan itu sangat tidak sopan. Namun, tidak terlalu mengherankan sebab yang mengucapkan itu adalah Dean.

Wanita itu tersenyum miring ke arah Dean.

"Ah, sampai pada akhirnya kabar tentang munculnya strano secara misterius. Membuat surga dunia ini terhenti. Aku harus kembali menjalankan misi setelah sekian lama mala bergerak dari kasur empukku." Sunniva melanjutkan ceritanya, namun matanya hanya terfokus pada Dean.

Kaki wanita itu melangkah menuju barisan laki-laki. Di barisan ketiga, tempat Dean berdiri. Lelaki itu melirik bingung.

"Pemuda rambut hitam, alis tebal menawan, raut wajah pemberani. Siapa menurutmu, yang bisa menjadi lawan terkuat di kelas ini?" Sunniva bertanya.

Alis tebal Dean terangkat, "Aku hanya melawan strano. Bukan manusia."

"Kenapa? Itu adalah wajah ketakutan. Kamu merasa memiliki saingan di sini dan berpikir bahwa orang itu akan menang melawanmu!"

"TIDAK!" pungkas Dean tegas. Ia paling tidak terima diremehkan, walaupun ia suka meremehkan orang lain.

"Baiklah, aku ingin melihat kalian berlatih satu lawan satu. Untuk melihat kemampuan masing-masing. Siapa yang cocok dengan siapa untuk ditempati pada kota yang sama. Tapi, sebelum itu. Aku ingin melihat lelaki pemberani ini memilih lawan sepadan. Kita akan menyaksikannya. Katakan atau kamu akan terus aku panggil occhio lemah!" ancam Sunniva dengan tatapan tajam namun sambil tersenyum ke arah Dean.

Dean mengepalkan tangan keras-keras, "Jangan meremehkanku!"

"Siapa lawanmu?" tanya Sunniva, sedikit memaksa. "Kamu takut kalah melawan orang itu?"

"Aku tidak takut, sialan! Soren, lawan aku sekarang!"

Sunniva tersenyum miring. Pertarungan satu lawan satu antara Dean dan Soren akan berlangsung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!