Dikhianati Sahabatku, Kuputuskan Menggoda Ayahnya

"Halo Paman," ucap Rika menyapa pria di depannya yang sekiranya berumur 32 tahun.

Meski begitu, pria itu tampak sangat elegan dan sangat tampan juga, meski umurnya 32 tahun, namun wajahnya terlihat seperti berumur 28 tahun.

"Kau temannya Hana, Apa kau tidak bersama Hana?" Tanya pria itu langsung membuat Rika tersenyum.

"Dia sedang pergi bersama kekasihnya jadi aku sendirian." Ucap Rika langsung mengejutkan pria di depannya.

🔥🔥🔥

"Kekasih?" Tanya Devian yang begitu terkejut mendengar bahwa anak angkatnya ternyata sudah memiliki seorang kekasih.

Padahal, selama ini perempuan itu tidak pernah mengatakan padanya bahwa dia memiliki kekasih, dan bahkan berkata bahwa dia tidak akan pernah memiliki seorang kekasih tanpa seizinnya.

"Iya," jawab Rika sembari duduk di kursi taman di depan Devian sembari memperhatikan pria di depannya yang memang tampan, bahkan ketampanannya melebihi Aksa.

Dan dari wajah pria di depannya dia bisa melihat bahwa pria itu meski tampak tenang, namun sedang berpikir dalam dan karena dia juga tahu bahwa sebenarnya selama ini Hana terus menyembunyikan hubungannya dengan para kekasihnya yang lain.

'Anggap saja ini awal permulaan dari balas dendamku terhadap kedua orang itu, tapi aku akan melakukannya perlahan-lahan dan membuat mereka sampai begitu malu dan berharap mati saja daripada terus hidup di dunia.' ucap Rika dalam hati yang merasa bahwa sedikitpun cintanya terhadap Aksa sudah dia lenyapkan.

Sekarang hanya tertinggal dendam yang besarnya sama dengan cintanya terhadap pria itu ketika dia belum mengetahui kedoknya bersama dengan Hana.

"Jadi kau sendirian tinggal di hotel ini?" Tanya Devian yang sudah mengalihkan perhatiannya dari Hana dan kini menatap perempuan cantik di depannya.

"Iya, aku dan Hana libur selama satu minggu, jadi aku memutuskan untuk berlibur sendirian karena bagaimanapun juga, semua orang terkadang membutuhkan waktu untuk beristirahat sejenak daripada terus pusing memikirkan masalah pekerjaan dan terlebih masalah-masalah lain yang membebani pikiran." Ucap Rika sembari tersenyum bahagia meski Dia sedang menutupi luka yang begitu besar di hatinya.

"Ahh, iya," ucap Devian sembari menganggukkan kepalanya dan dia bisa membaca dari wajah perempuan itu tampak jelas Ada sesuatu yang disembunyikannya, Tetapi dia tidak terlalu memperdulikannya.

Bagaimanapun, dia dan Rika tidak terlalu dekat, jadi tentu saja Dia tidak punya hak untuk menanyakan masalah itu.

"Oya paman, Sebenarnya aku sangat ingin minum alkohol, Tapi terakhir kali ketika aku minum alkohol aku membuat kekacauan, dan karena hari saat ini aku sedang sendirian di hotel jadi aku tidak berani melakukannya.

"Apakah Paman punya pengawal yang mungkin bisa menjagaku, mungkin hanya sebentar saja? Hanya untuk memastikan supaya aku tidak membuat kekacauan." Ucap Rika yang jelas tahu bahwa pria itu selalu pergi kemana-mana dengan beberapa pengawalnya.

Jadi dia berharap pria itu bisa membantunya sebab dia sebenarnya sangat ingin melampiaskan amarahnya dengan minum alkohol tapi tidak memiliki orang yang akan menjaganya.

Dan di masa lalu kamu Dia memang sering meminta bantuan pada pria itu hanya untuk meminjamkannya pengawalnya, dan selalunya Devian mengizinkannya.

"Biar aku yang menemanimu," ucap pria di depannya langsung membuat Rika tampak heran di tempatnya.

Kapan pria itu mau menghabiskan waktu dengan seorang perempuan?

Menghabiskan waktu dengan Hana pun dia sangat jarang melakukannya, dan sekarang pria itu mau menemaninya minum alkohol?

"Itu,, sebenarnya tidak perlu, karena saya takut nanti saya malah membebani tuan dan--"

"Tidak ada pengawalku yang datang hari ini jadi ayo kita pergi. Kebetulan aku juga butuh teman minum." Ucap pria itu kemudian diangguki oleh Rika lalu mereka berdua segera pergi dan berakhir di sebuah ruang privat di hotel tersebut.

"Woah,,, Aku tidak percaya kalau di hotel ini ternyata memiliki ruangan istimewah ini. Wah,,, bahkan ada mini barnya bioskop kecil dan,,," Rika menghentikan ucapannya ketika dia melihat ranjang ber sprei putih, dan dia merasa agak trauma setiap kali melihat ranjang berseperi putih sebab terakhir kali dia dikhianati di atas ranjang seperti itu.

Oleh sebab itu ketika dia memesan hotel di tempat itu, dia sengaja memesan pada para penjaganya agar memasang sprei berwarna lain untuk dirinya.

"Kau tidak perlu berpikir macam-macam, aku tidak tertarik untuk memiliki hubungan dengan teman dari putriku," ucap Devian ketika dia melihat wajah Rika langsung berubah ketika dia melihat tempat tidur.

"Ah,, saya sama sekali tidak memikirkan hal-hal seperti itu tentang paman." Ucap Rika kemudian mendekat ke arah pria yang sudah duduk di bar lalu mereka mulai minum berdua meski keduanya hanya tampak diam memikirkan masalah mereka masing-masing.

Dan setelah beberapa lama berpikir, Rika kemudian teringat sesuatu lalu perempuan itu langsung bersemangat menatap pria di depannya.

Pria itu tampak melihat keluar jendela dan pantulan cahaya dari samping langsung membuat pria itu tampak sangat tampan dan bahkan merupakan pria tertampan yang pernah ia lihat.

'Kalau aku menjadi kekasih pria ini, maka setidaknya Han harus memanggilku ibu. Kalau itu terjadi, Bukankah akan lebih mudah aku membalaskan dendam kepadanya?' ucap Rika dalam hati yang merasa bahwa dia baru saja menemukan sebuah ide cemerlang.

Jadi perempuan itu tersenyum meneguk anggurnya dan langsung memikirkan sebuah cara untuk membuat pria di depannya mungkin bisa membantunya untuk balas dendam.

@info.

Terima kasih terus setia membaca novel ini, semoga kalian terus suka ya....! Jangan lupa like, komen dan follow author agar mendapat follow back dari otor, supaya kita bisa saling mengirim pesan. jangan lupa juga untuk masuk di grup chat otor ya,, bisa liat di profil otor.