Story Of Qiao Feng

Keluarga Hua melihat kedua saudara itu pergi dari rumah mereka.

Qiao feng dengan tersenyum tenangnya, merasa puas dengan bisa mengusir pangeran ketiga dari rumah mereka, tiba-tiba saja nenek Qiao feng membawa pemukul rotan ditangannya.

Br..uk

Rotan itu pun mengenai pantat Qiao feng, Qiao feng lalu terkejut.

Aww!, sakit.. "Ucap Qiao feng dengan menyentuh pantatnya.

Dia pun berbalik kebelakang dan melihat kalau neneknya yang telah memukul dirinya.

" Nenek! "Panggil Qiao feng dengan kesal.

" Kenapa nenek memukul ku? "Tanya Qiao feng.

" Dasar bocah nakal!, beraninya melakukan itu didepan umum dan itu pun dengan seorang pangeran"Ucap nenek Qiao feng yang marah.

" Masa aku cium ayah, dia mana bisa percaya kalau aku ini wanita yang masih normal "Bantah Qiao feng.

" Berani bantah nenekmu ini! "Seru nenek Qiao feng.

Nenek Qiao feng pun berusaha memukul Qiao feng lagi, karena Qiao feng selalu menghindari neneknya dan itu membuat neneknya kelelahan.

" Bocah nakal itu! "Seru nenek Qiao feng sambil menggayungkan rotan padanya.

" Huu.. "Suara nafas nenek Qiao feng yang kelelahan.

" Ibu, jangan seperti anak kecil. Biar aku yang hukum gadis nakal itu! "Ucap tuan Hua.

" Aku tidak salah! "Ujar Qiao feng dengan lantang.

" Qiao feng diamlah, nanti hukuman mu tambah berat"Perintah nyonya Hua.

"Tidak ibu, ini tidak adil!. Jika dihukum jangan aku saja. Dia juga harus dihukum, karena sudah membuat malu nama keluarga" Ujar Qiao feng dengan tegas sambil menunjuk kearah Mei.

"Kenapa aku yang kakak salahkan? " Tanya Mei dengan wajah tanpa dosa.

"Kamu masih bilang salahmu apa?, dasar gadis rubah!, aku tahu niatmu dan ibumu itu, kamu berencana pergi ke ibukota bukan untuk menjenguk saudaramu tapi merayu pangeran ketiga" Ucap Qiao feng dengan tegas.

"Kamu jangan mefitnah Mei" Bela selir Hua.

Nyonya Hua pun memberi tanda pada suami dan ibu mertuanya untuk diam saat Qiao feng bicara.

"Dasar rubah tua!, kamu yang mengajari Mei menjadi seperti dirimu merebut milik saudaranya sendiri. Apa didunia ini tidak ada laki-laki lain selain calon saudara iparnya sendiri? " Ujar Qiao feng dengan tegas.

"Suamiku itu fitnah! " Seru selir Hua.

Tapi tuan Hua hanya diam dan melihat kemarahan dari Qiao feng.

"Fitnah!, terus apa yang sudah kamu lakukan padaku juga fitnah? " Ucap Qiao feng.

"Apa maksudmu? " Tanya selir Hua yang ketakutan.

"Sejak menginjak remaja kamu buat aku menjadi gemuk agar orang yang melihat aku seperti babi hanya tahu makan saja, dan kamu merawat putrimu seperti putri yang sempurna dengan niat yang buruk untuk mengagalkan pernikahan ku dengan pangeran ketiga. Benarkan? " Ujar Qiao feng.

"Itu tidak benar! " Seru selir Hua.

"Bohong, semua yang aku katakan itu benar ayah karena akulah saksinya dan mendengar sendiri mereka berdua bicara di taman paviliun mereka" Ujar Qiao feng. Nu wa pun kaget karena tiba-tiba ingatan Qiao feng muncul disaat dia jatuh ke kolam.

"Apa gadis ini sedang membantu ku? " Pikir Nu wa.

"Benarkah itu selir Hua? " Tanya tuan Hua dengan tegas.

"Itu tidak benar suamiku! " Seru selir Hua.

"Itu benar ayah!, aku yang terjatuh kedalam kolam dia tahu aku terjatuh tapi mereka berdua tidak menolong ku, malah kabur meninggalkan aku tenggelam. Untung dewa berbelas kasih padaku, dia memberikan kehidupan kembali padaku untuk membuka kedok dari sepasang ibu dan anak yang kejam ini" Ujar Qiao feng.

Tuan Hua terduduk lemas, setelah mendengarkan kebenarannya dari Qiao feng. Dan nenek Qiao feng yang tadi marah padanya, dia pun ikut duduk melihat wajah cucu kesayangan yang dengan tatapan kasihan.

Dan di ikuti oleh nyonya Hua, walaupun dia ingin marah. Tapi dia tidak berdaya bagaimana pun juga dia selir suaminya hanya suaminya yang bisa menghukum selir Hua.

"Kenapa hanya aku yang ayah hukum?, mereka berdua juga melakukan kesalahan yang sudah membuat putrimu ini sedih. Dan aku melakukan itu karena kalian hanya terdiam tanpa berani membela ku putri kandung kalian yang sudah dihina oleh orang lain" Ujar Qiao feng.

Mereka bertiga pun merasa bersalah kepada Qiao feng, mereka hanya bisa terdiam.

"Kenapa kalian diam?, baik aku akan menghukum diriku sendiri di aula leluhur aku akan bersujud disana selama dua hari" Ucap tegas Qiao feng pada keluarga nya.

Qiao feng pun pergi dari sana menuju ke aula leluhur mereka.

"Lebih baik aku sujud disana daripada harus dihukum dengan rotan, sakit tahu! " Suara hati Nu wa sambil mengusap-usap pantatnya.

Selir Hua dan Mei dihukum cambuk sampai 15 kali dan dilarang untuk pergi dari rumah sampai tuan Hua yang mengizinkan mereka berdua keluar.

Sedangkan yang terjadi pada Ye lu, dia masih melamun dengan apa yang dilakukan Qiao feng pada dirinya.

"Kakak bodoh!, kenapa diam saja? Saat dilecehkan oleh Qiao feng itu" Ucap Yong sheng dengan kesal.

"Memangnya apa yang sudah dilakukan oleh nona Hua? " Tanya Wu yang penasaran.

"Gadis itu, dia berani mencium seperti ini.. " Ucap Yong sheng sambil meragakan dengan kedua tangannya.

Tiba-tiba Ye lu melempari adiknya dengan buku yang ada didepannya.

Br...uuk

"Aw!" Seru Yong sheng. Dia membalikkan badannya kearah Ye lu. "Kakak!, sakit" Ucap Yong sheng dengan kesal.

"Kalau bicara jangan dilebihkan" Ucap Ye lu.

"Aku tidak melebihkan, aku lihat sendiri gadis itu melakukannya seperti seorang yang sudah ahli"Ucap Yong sheng dengan tegas.

" Jadi hubungan kalian berdua, sudah sejauh itu "Goda Wu dengan tersenyum.

" Bukan! "Jawab Ye lu.

Tiba-tiba saja Yong sheng memotong perkataan Ye lu.

" Tidak.., gadis seperti itu tidak boleh dekat dengan kakakku yang polos ini "Ujar Yong sheng.

" Bodoh!, terserah aku dengan siapa!. Kamu tidak berhak ikut campur masalah pribadi ku"Ujar Ye lu.

"Aku akan memberitahu Kaisar" Ucap Yong sheng.

"Beritahukan saja, maka aku akan beritahukan apa saja yang terjadi tadi di rumah keluarga Hua" Ucap Ye lu sambil berdiri.

Yong sheng pun hanya terdiam dan Ye lu kembali ke kamarnya.

Malam hari nya Ye lu tidak bisa tidur mengingat kejadian dengan Qiao feng dan suara Qiao feng yang menyatakan cinta pada nya mengema di telinganya.

"Apa yang dilakukan gadis itu bukan mimpikan?, itu benar-benar terjadi. Jika aku pergi besok suasana akan semakin canggung" Ucap Ye lu pada dirinya sendiri.

Karena tidak bisa tidur, Ye lu berguling-guling diranjangnya. Tapi dia masih saja membayangkan ciuman Qiao feng.

"Ahh, aku harus tidur! " Seru Ye lu dengan kesal.

Di dalam kamar dia senyam-senyum sendiri dibalik selimut, dia tidak sabar ingin bertemu lagi dengan Qiao feng.

Malam itu terasa panjang untuk Ye lu, karena terlalu cemas dia sampai tidak bisa tidur, dan matanya terdapat lingkaran hitam seperti panda.