Lei Feng adalah putra kedua dari kepala klan Lei, Lei Fanzi. Klan Lei merupakan klan tersembunyi dari dataran utara benua Tianhuang. Status Klan Lei di benua Tianhuang sangatlah terhormat, mengingat hanya ada 8 klan tersembunyi yang tersebar di seluruh dataran Tianhuang. Klan ini diberkahi dengan kekuatan petir yang mengalir di darah keturunan mereka.
Sebagai keturunan klan Lei, Lei Feng dianugerahi dengan bakat yang spesial. Ia bahkan membangkitkan kekuatan petir putih ketika menjalani proses kebangkitannya sebagai seorang kultivator. Mampukah Lei Feng melewati berbagai ujian dan rintangan untuk mencapai posisi tertinggi di klan Lei?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zyera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 : Bertempur melawan bandit manik hitam I
Medan pertempuran langsung sunyi dan hening, mereka sangat terkejut menyadari keberadaan ahli kuat yang ada di langit. Apalagi, aura yang terpancar dari sosok di atas mereka sangatlah kuat. Aura ini berasal dari Qilin tanpa tanduk yang ditunggangi oleh Lei Feng. Karena Lei Feng berniat ikut campur, Li Hujin langsung memerintahkan Qilin tanpa tanduk tersebut untuk langsung memamerkan kekuatannya. Bahkan tetua He dan pemimpin pasukan berjubah hitam tidak berani bertindak sembarangan. Mereka menyadari sosok di atas mereka setidaknya berada di tingkat jenderal. Mendengar ucapan dari ahli tersebut, para ahli berjubah hitam langsung pucat dan ketakutan. Sedangkan kelompok Mui Yafei berharap ahli tersebut akan bertindak menyelamatkan mereka.
Sosok di atas langit tersebut perlahan mulai turun dari ketinggian. Sampai beberapa saat kemudian, mereka menyadari aura kuat yang mereka rasakan berasal dari seekor hewan yang berbentuk menyerupai Qilin, namun tidak memiliki tanduk di kepalanya. Di punggung dari binatang tersebut, terdapat sosok pemuda dan pria paruh baya. Pemuda berjubah putih tersebut adalah Lei Feng yang didampingi oleh Li Hujin.
Menyadari terdapat dua sosok yang berdiri di punggung binatang Qilin tanpa tanduk tersebut, pemimpin kelompok berjubah hitam mulai menunjukkan ekspresi pucat. Meskipun menjadi bandit, dia tentu saja bukanlah orang bodoh. Dari penampakan kedua sosok tersebut, ia langsung sadar bahwa pria paruh baya tersebut adalah seorang penjinak hewan dari faksi yang kuat. Sedangkan sosok pemuda di sampingnya pastilah tuan muda dari faksi tersebut. Ia sangat tercengang saat merasakan aura kuat dari pemuda berjubah putih tersebut. Di benua Tianhuang, umumnya para penjinak hewan bergabung dengan faksi-faksi kuat demi kelangsungan hidup mereka.
"Saya memohon maaf jika tindakan kami menyinggung kalian berdua. Bolehkah saya meminta anda untuk tidak terlibat dalam pertempuran ini? Mohon maafkan saya karena lancang, namun ini adalah masalah pribadi diantara kami. Kami akan menawarkan kompensasi dan menjamu anda dengan hormat setelah masalah ini diselesaikan." pemimpin dengan bekas luka menyampaikan permintaannya sambil menangkupkan kedua tangannya dengan hormat.
"Aku tidak tertarik dengan kompensasi apapun. Apakah menurutmu kompensasi yang ditawarkan oleh sekelompok bandit rendahan patut dihargai?" Lei Feng mencemooh ide pria dengan bekas luka tersebut.
Mendengar ucapan dari pemuda di depannya, pria dengan bekas luka tersebut langsung pucat dan berupaya sebisa mungkin untuk menahan amarahnya.
"Jika memang seperti itu, maka kami akan mengundurkan diri. Mohon maafkan kami karena telah mengganggu anda." Pemimpin pasukan berjubah hitam dengan tegas langsung berupaya mundur dan membatalkan rencananya. Ia tidak ingin menyinggung keberadaan kuat dibalik pemuda tersebut.
Setelah itu, ia langsung berbalik dan bergegas memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Namun saat baru akan melarikan diri, ia langsung merasakan bahaya yang kuat dari punggungnya. Dan benar saja, kelompoknya langsung diserang oleh sambaran petir berwarna putih. Dari lusinan orang yang ia bawa, dua diantaranya langsung tewas oleh sambaran petir tersebut.
"Hei, siapa yang mengizinkanmu untuk melarikan diri begitu saja. Aku punya ide bagus, bagaimana jika kita bertarung. Kamu dapat memimpin seluruh pasukanmu untuk melawanku. Aku akan bertarung sendirian tanpa bantuan tunggangan milikku. Jika kalian dapat mengalahkanku, kalian bebas untuk pergi." Lei Feng merasa ini akan menjadi pertempuran yang menyenangkan.
Tanpa menunggu balasan dari pasukan bandit manik hitam, Lei Feng langsung menyerbu ke arah mereka sambil melepaskan petir putih dari kedua tangannya. Kali ini, Ia ingin menguji batasannya dengan bertarung melawan sebuah kelompok. Lagipula, ia menyadari kelompok di depannya memang memiliki kekuatan yang cukup. Dari lusinan pasukan di depannya, Lei Feng menyadari beberapa aura yang tidak biasa.
Menyadari usahanya untuk melarikan diri tidak berhasil, pria dengan bekas luka tersebut akhirnya gagal menahan amarahnya.
"Baik, jika itu maumu. Bahkan jika aku harus mati, aku akan menyeretmu bersamaku. Semuanya dengarkan, mari kita menunjukkan bahwa bandit manik hitam bukanlah seekor anjing yang bisa digertak sesuka hati." pria dengan bekas luka tersebut memerintahkan pasukannya untuk mengerahkan kemampuan mereka.
pemimpin pasukan berjubah hitam tersebut langsung membalas serangan Lei Feng dengan membentuk mana miliknya menjadi serangan telapak tangan. Karena unsur mana miliknya tidak mengandung elemen, Gaya bertarungnya adalah memanfaatkan mananya untuk memperkuat tubuhnya. Dengan metode tersebut, ia bisa bergerak dengan lincah dan melepaskan serangan yang kuat dengan serangan kasar. Sedangkan pasukan berjubah hitam mengandalkan senjata tersembunyi yang mereka miliki. Mereka bersembunyi sambil melemparkan belati, melemparkan jarum, dan melemparkan bola besi kecil yang mengandung racun.
Saat ini, Lei Feng sedang dikepung dari ketiga arah. Di depannya terdapat pria dengan bekas luka. Sedangkan disamping kanan dan kirinya, terdapat dua prajurit berjubah hitam yang berupaya untuk memecah konsentrasi Lei Feng. Mereka berperan sebagai pendukung pria bekas luka dengan mengandalkan kekuatan ledakan yang berasal dari tubuh mereka sendiri. Hal inilah yang membuat Lei Feng tertarik, karena ia tidak bisa merasakan mana di dalam tubuh mereka. Ia heran bagaimana cara kerja tubuh mereka untuk dapat menimbulkan daya ledak. Meski serangan mereka tidak menimbulkan luka yang fatal, namun Lei Feng akan merasa kesakitan saat terkena serangan tersebut.
Meski sedang dikepung, Lei Feng tetap bertarung dengan tenang. Ia mengandalkan reaksi inderanya yang diatas rata-rata untuk merasakan serangan menyelinap yang dilepaskan ke arahnya. Matanya terus mengamati situasi di sekitarnya dengan tenang.
Li Hujin menonton pertarungan Lei Feng sambil berdiri di punggung Qilin tanpa tanduk. Ia menyadari bahwa tuan muda klan Lei ini memang sangat berbakat. Ia terkejut saat menyaksikan Lei Feng yang mampu mengimbangi lawannya meski lawannya berada di tingkat yang lebih tinggi.
Menyaksikan pertempuran, tetua He tidak bisa tidak menghela nafas. Ia menyadari sosok ahli yang menyelamatkan mereka pasti berasal dari latar belakang yang kuat. Ia lalu memimpin Mui Yafei untuk mengucapkan terimakasih kepada Li Hujin.
"Saya mewakili keluarga kerajaan mutiara mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya. Kami telah berhutang banyak kepada anda." Tetua He menangkupkan kedua tangannya sambil membungkuk kepada Li Hujin.
"Tidak perlu berterimakasih kepadaku. Lagipula, kalian harus mengucapkan terimakasih kepada tuan muda. Saya hanya mengikuti pesanannya, apalagi dia memutuskan untuk terlibat dengan pertempuran." ucap Li Hujin dengan santai.
"Apakah anda tidak akan membantunya? Lagipula dia terlihat kewalahan dalam menghadapi bandit manik hitam." ucap Mui Yafei dengan cemas saat menyaksikan pertempuran.
"Tidak perlu khawatir. Ini adalah keinginan tuan muda sendiri. Jika dia berada di situasi yang benar-benar berbahaya, aku akan menyelamatkannya. Percayalah, kehidupan tuan mudaku sangatlah berharga. Jika ada masalah yang menimpanya, aku tidak akan bisa menebusnya bahkan dengan nyawaku." jawab Li Hujin.
Meski menghadapi berbagai gangguan, Lei Feng menetapkan fokus utamanya kepada pria dengan bekas luka didepannya. Serangan telapak tangannya sangat cepat dan memiliki kekuatan yang mengerikan. Lei Feng melancarkan serangannya untuk membasmi pasukan jubah hitam yang ada di sekitarnya. Ia secara teratur melepaskan sambaran petir seukuran lengan. Dengan indera Lei Feng, Sambaran petir tersebut langsung menargetkan prajurit jubah hitam yang bersembunyi tanpa meleset. Sambaran petir yang melesat dari tangannya terus menari untuk membasmi musuhnya. Tanpa disadari, jumlah lawannya terus menurun hingga tersisa lima orang termasuk tiga sosok yang mengepungnya. Ia pun mengutamakan untuk melancarkan sambaran petir putihnya ke arah dua prajurit yang bersembunyi. Saat Lei Feng sukses menyingkirkan seluruh prajurit yang bersembunyi, ia merasakan rasa bahaya yang kuat di depannya. Ia terlalu sibuk untuk membasmi ancaman tersembunyi disekitarnya hingga melupakan ancaman nyata di depannya.
"Telapak tangan tiagram pertama, serang." Pria dengan bekas luka tersebut membentuk mananya menjadi sebuah telapak tangan seukuran manusia. Telapak tangan tersebut meluncur ke arah Lei Feng.
Lei Feng pun terlempar ke belakang dengan keras. Pakaiannya compang camping dan sudut mulutnya mengeluarkan darah. Saat ini, lawannya hanya menyisakan tiga orang. Pria paruh baya di depannya masih dalam kondisi yang prima. Ia hanya terlihat agak kelelahan usai melepaskan serangan yang fatal. Sedangkan kedua pembantunya dipenuhi dengan luka hangus akibat beberapa sambaran petir.
"Jika situasi ini terus berlanjut, aku benar-benar akan kalah. Lagipula, aku tidak punya waktu untuk melepaskan serangan kuat saat dikepung. Pertarungan jarak dekat memang merugikanku." renung Lei Feng sejenak saat mengusap sudut mulutnya yang mengeluarkan darah.
