My First Love

Seminggu berlalu. Naura dengan senang hati menunggu Jonathan. Semalam dia sudah mengingatkan Jonathan lagi tentang janji yang seminggu lalu dibuat oleh pria pemilik hatinya itu.

Detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam dan tidak terasa sudah hampir jam sembilan malam tapi Jonathan sama sekali tidak datang menemuinya ataupun menghubunginya, sedangkan Naura masih setia menunggu di depan gedung bioskop. Merana sekali nasibnya, duduk sendirian selama berjam-jam.

Tadi Naura sudah coba menghubungi Jonathan, namun nomor ponsel pria itu tidak aktif. Naura tidak kembali ke rumah karena takut kalau kalau Jonathan datang dan dia tidak lagi berada di gedung bioskop.

‘’Naura.’’ Naura kaget mendengar seseorang memanggilnya. Bukan Jonathan, tapi Kevin. Dengan langkahnya yang besar, pria itu menghampiri dan duduk di sampingnya.

‘’Sama siapa Nau, ngapain duduk sendirian?’’ Kevin memberinya satu cup minuman berwarna coklat. Bukan minuman bekas, karena sedotannya saja masih dibungkus plastik putih.

‘’Makasih Kev.’’ Naura tidak menolak minuman itu, karena kerongkongannya sudah terasa kering sejak tadi. Jonathan, pria itu menatapnya dengan penuh tanda tanya. tapi, terlalu sungkan untuk kembali bertanya.

‘’Kamu nontonnya jam berapa?’’ Naura bertanya lalu kembali meminum minuman yang diberikan Kevin tadi.

‘’Aku nggak nonton. Udah full.’’ Kevin bohong. Tangan kirinya meremas tiket nonton dan memasukan remasan tiket itu ke saku celana.

‘’Memangnya mau nonton film apa?’’

‘’The Creator.'’

‘’Kebetulan aku punya tiketnya, tapi kalau tiba-tiba kak Jo datang bagaimana?’’ Keisya bergumam. Mempertimbangkan untuk nonton bersama Kevin atau tetap menunggu Jonathan yang entah akan datang atau tidak.

‘’Apa aku masuk sama Kevin aja ya? Toh filmnya tinggal lima menit lagi dimulai dan kak Jo belum tentu keburu.’’ Naura mengambil ponselnya. Menghubungi Jonathan lagi, tapi nomor ponsel pria itu masih belum aktif juga. Akhirnya, Naura mengirim chat, untuk memberitahu kalau dia akan nonton bersama Kevin.

*****

‘’Oh ya Nau, ini nggak pa-pa kamu pulang selarut ini?’’ Kevin bertanya begitu film selesai. Dia melihat jam di pergelangan tangannya yang sudah hampir jam setengah dua belas malam.

‘’Nggak pa-pa Kev, aku udah izin bunda kok tadi.’’

‘’Yaudah kalau gitu aku yang antar pulang, bahaya kalau pulang sendirian semalam ini.’’

‘’Aku sih nggak nolak asal kamu nggak ngerasa direpotin aja.’’

‘’Nanti bisalah traktir aku bakso.’’ Kevin bercanda sambil terkekeh. Keduanya berjalan berdamping menuju tempat Kevin memarkir mobilnya. Sesekali, Kevin mencuri pandang. Dia senang karena bisa jalan berduaan dengan Naura.

*****

‘’Nau, itu kakaknya Hani bukan?’’ Kevin menunjuk Jonathan yang sedang duduk bersama Lyodra, di sebuah cafe. Mobil Kevin berhenti karena lampu merah. 

Naura menoleh. Dia tersenyum kecut, menertawakan dirinya sendiri yang tadi bela belain menunggu Jonathan. Tak taunya, pria itu malah asyik dengan kekasihnya. Dan sepertinya, Jonathan bahkan tidak ingat akan janjinya.

‘’Kev kamu buru-buru nggak?’’

‘’Nggak, emang kenapa?’’

‘’Cari makan ya, aku laper banget, belum makan malam soalnya.’’ Naura yang sedang patah hati pun tiba-tiba merasakan lapar yang teramat sangat. Dia baru ingat kalau dia belum makan malam.

‘’Burger mau nggak?’’

‘’Hhmm.’’ Naura mengangguk dan berpura-pura tersenyum. Tidak mungkin dia menangis di depan Kevin bukan? Kecuali kalau dia mabuk mungkin hal itu bisa terjadi.

Naura sampai di rumah hampir berbarengan dengan Hani yang baru juga pulang. Tadi keduanya sudah saling kontak makanya bisa sampai berbarengan.

*****

‘’Nau kok bisa sama Kevin, bukannya kamu nonton sama kak Jo? Memangnya kak Jo ngizinin kamu pulang diantar Kevin?’’ Hani bertanya saat mereka memasuki rumah mewah yang tampak gelap itu.

Belum sempat Naura menjawab, mereka sudah mendengar suara mobil berhenti di depan rumah. Sudah pasti, itu adalah Jonathan yang baru saja pulang. Cepat-cepat, Naura menarik tangan Hani, lalu keduanya masuk ke kamar masing-masing.

*****

‘’Loh kenapa dikunci?’’ Niat Jonathan yang ingin masuk ke kamar Naura pupus sudah, saat mendapati kamar itu terkunci. Dan untuk kunci cadangan, Jonathan ingat jelas kalau kunci itu juga ada di dalam kamar Naura, di atas nakas, di samping ranjang.

Jonathan pun masuk dan tidur di kamarnya.

Sedangkan Naura, tanpa ada yang tau, wanita itu tengah menangis dibalik selimutnya. Benar-benar menyakitkan saat melihat Jonathan bersama Lyodra dan yang lebih menyakitkan Jonathan bahkan melupakan janjinya. Bukankah itu buktinya kalau dirinya tidak lebih penting daripada Lyodra?

Sampai matahari mulai menampakan cahaya, Naura masih menangis dibawah selimut, wanita itu tidak bisa tidur saking galaunya. Apa dia harus berusaha melupakan kak Jo-nya? Tapi bagaimana caranya? Melupakan tidak segampang itu bukan?

Akhir akhir ini, perasaan cinta itu seakan menyiksa batinnya. Terus membuatnya sedih. Memang, tidak bisa memiliki terasa amat menyedihkan untuk orang yang menjalani dan sialnya dia termasuk dalam kategori itu.

Masih asyik dengan pikiran kalutnya, Tiba-tiba saja Naura mendengar suara yang memanggilnya. Suara dari pria yang sejak semalam membuatnya sedih.

‘’Nau.’’

Naura tidak berniat menjawab. Biar saja pria itu mengira dia masih tidur. Yang jelas Naura belum ingin bertemu dengan Jonathan sekarang.

Naura baru keluar kamar saat akan ke kampus, dia bahkan melewatkan sarapannya.

‘’Nau tumben nggak sarapan.’’ Hani menghampiri lalu menatap intens wajah Naura. Tumben-tumbenan Naura memakai kacamata.

‘’Tumben pake kacamata Nau?’’

‘’Nggak bagus ya?’’ Naura balik bertanya.

‘’Nggak Nau. Orang cantik mah bebas, mau pake apa juga tetap cantik. Oh ya kamu nggak lapar? Tumben banget lewatin sarapan.’’

‘’Aku masih kenyang Han, semalam aku minta Kevin membelikan banyak burger untukku.’’

‘’Oh ya kamu belum cerita, kenapa semalam malah pulang sama Kevin?’’

‘’Nanti aja ya aku jelasin, terlambat nih kalau kebanyakan ngobrol.’’ Lalu Naura berjalan terlebih dulu menuju mobil Jonathan. Pria itu sudah berdiri dengan gagahnya di samping mobil kesayangannya yang sebentar lagi akan membawa Dua gadis kesayangannya ke kampus.

‘’Nau.’’ Jonathan memanggil karena sejak tadi Naura terus sibuk dengan ponsel dan sama sekali tidak berbicara dengannya. Jonathan sadar kalau sudah salah karena melupakan janjinya, tapi kemarin dia benar-benar lupa dan sialnya, hal itu baru disadarinya tadi pagi, saat menyalakan ponselnya yang sejak kemarin sore lowbat.

‘’Hhmm, iya kak.’’ Naura menjawab dengan senyum pura-puranya, lalu kembali memalingkan wajahnya ke layar ponsel. Wanita itu tengah chat dengan Kevin. Tadi Kevin mengirimkan video lucu padanya dan Naura juga ikut membalasnya dengan video lucu dan jadilah mereka saling kirim-kirim video lucu.