NovelToon NovelToon
Dia, Senja

Dia, Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: liponh

Kisah hidup seorang anak perempuan yang tidak terlalu dekat dengan ayahnya. Dia juga berkali-kali di khianati oleh orang yang di cinta. Hingga bertemu dengan cowo yang baik, namun dia takut untuk memulai lagi.

"Aku bukan mati rasa, hanya saja aku takut akan salah orang lagi"
Aruna~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liponh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 13

Cukup lama Ana menunggu dan sesekali berfikir untuk kabur dari sana. Namun bagaimana nanti nasib anaknya. Tidak mungkin jika dia melahirkan tanpa adanya seorang suami.

"Ana" suara itu sungguh membuat tangis Ana semakin pecah.

"Menjauh dariku!" bentak Ana.

"Dasar pembohong" cela Ana.

Mahendra berusaha membujuk Ana, dia terus berusaha memegang tangan Ana tersebut namun Ana terus menepisnya.

"Ana dengarkan aku dulu"

"Kau percaya padaku kan?" ucap Mahendra, dia menatap Ana dengan tatapan teduh. Tatapan itulah yang selalu membuat Ana merasa selalu nyaman dan aman jika berada di dekat Mahendra.

Setelah Ana berhenti menangis, Mahendra menyiapkan mentalnya untuk menceritakan kepada Ana kenapa dia berbohong kepada Ana sebelumnya.

"Oke, maafin aku" itu kalimat pertama yang Mahendra katakan.

"Aku benar-benar ngga tau harus gimana, aku cinta sama kamu tapi aku juga sayang sama Fina" jelasnya.

Sudah cukup penjelasan sampai disitu, Ana tidak tahan lagi. Itu sudah membuktikan bahwa dia bukanlah satu-satunya dihidup Mahendra.

"Kita pisah" ucap Ana dan kini ia mengatakan dengan tekad yang kuat.

"Tunggu dulu, Ana tolong mengerti aku"

"Kalau hubungan kita sampai disini, bagaimana dengan anak ini?"

"Apa kau tega membiarkan dia lahir tanpa ada seorang ayah? Dan apa kau sanggup merawatnya sendiri sementara mau juga harus menghidupi kedua orang tua mu Ana?" cecar Mahendra

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Mahendra cukup membuat Ana bungkam. Jujur mungkin dalam keadaan finansial ia sanggat tidak sanggup jika harus mengurus anak itu sendiri.

Mau bagaimana pun hidupnya juga susah. Bagaimana kalau jika anak itu lahir namun tidak dapat seperti anak yang lain. Bagaimana jika Ana tidak dapat menyekolahkan anak ini kelak.

Pertanyaan itu seketika muncul dalam benaknya. Hanya ada keheningan diantara mereka. Mahendra membiarkan Ana terlelap dalam pemilihan, sementara Mahendra terus mencari cara agar Ana mau terus berada di sampingnya.

Tak kunjung dijawab Mahendra pun membawa Ana kedalam kamar tamu yang akan di tempati oleh Mahendra dan Ana.

Ana di biarkan sendiri untuk menangkan pikirannya. Sementara Mahendra ada tugas lain yaitu menjelaskan semua ini kepada ibunya. Karena tadi Mahendra melihat betapa kecewanya Tina kepada dirinya.

"Nak, bagaimana jika nanti kau hanya punya ibu?" Ana berucap sambil mengelus pelan perutnya yang belum terlihat membuncit.

"Apakah kau mau jika hanya tinggal bersama dengan ibumu ini?"

Ana menutup matanya. Dia berharap bahwa semua ini hanya sebuah mimpi buruk dan dia ingin segera terbangun.

"Bagaimana jika aku tidak bisa menghidupi kalian?" tanya Ana yang dia tunjukkan kepada orangtua dan anak yang ada dalam perutnya.

Dengan perasaan yang masih bergemuruh, Ana merasakan sakit yang luar biasa. Bahkan rasa sakit hati ini lebih sakit jika dibandingkan dengan sakit fisik.

Terdengar suara pintu dibuka oleh seseorang. Ana melihat sekilas dan dia langsung mengenali sosok yang sudah berdiri dihadapannya itu.

"Dasar pelakor"

"Dikasih uang berapa kamu sama Hendra?"

"Biar saya ganti semua, termasuk biaya selama kehamilan kamu" ucap Fina. Dia mencoba membuat kesepakatan dengan Ana tersebut.

"Saya tidak butuh uangmu" sergah Ana. Ia merasa bahwa harga dirinya sekarang sedang dipertaruhkan, walaupun dia memang butuh uang namun bukan dengan cara seperti itu untuk menghasilkan uang.

"Ngga usah sok ngga mau, saya bisa kasih kamu berapun yang kamu mau"

Fina melempar beberapa lembar uang kertas di hadapan Ana. Dan sekarang Ana benar-benar merasa jatuh sejatuh jatuhnya. Tangan Ana tidak bergerak sedikitpun. Sama sekali tidak ada niatan untuk mengambil sepeserpun uang yang berhamburan tersebut.

"Fina!" bentak Mahendra, dia segera membawa Fina keluar dari kamar Ana dan membawanya ke kamar mereka.

"Cobaan apa lagi ini ya Tuhan?" ucap Ana dalam hatinya.

Sungguh dia tidak pernah berfikir untuk merusak rumah tangga orang lain. Bahkan jika dulu ia tahu Mahendra sudah mempunyai seorang istri maka dia akan memberi jarak terhadap hubungan mereka.

Sayangnya Mahendra handal sekali menutupi semua fakta yang ada. Dan kini Ana yang harus menanggung akibatnya. Jika dia mundur sekarang apakah itu adalah sebuah keputusan yang tepat? Pertanyaan itu masing terngiang-ngiang dalam benaknya.

...☞🦋☜⁠  ...

...Helloww the readers👋...

...Timakasiii sudah membaca karyaa ku...

...Aku juga menerima kritik dan sarannya yaa...

...Jangan lupa yaa buatt like♡♡ and coment📝...

...Semoga kalian sehat selaluuu, love youu all💐...

1
Heyhoo
semangat kakak🤗
Anita Jenius
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya
fdlalipahh: asiappp makasiii💗💗
total 1 replies
Heyhoo
Semangat Kakak💚
fdlalipahh: trimakacii atass suprott nyaa yaa💐
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!