Akibat mengintai sang ayah yang dicurigai selingkuh, Freya justru berakhir di kamar hotel bersama seorang Pria. Namun, siapa sangka jika semua ini hanya jebakan agar Freya menerima perjodohan bisnis dari keluarganya. Lantas, bagaimanakah Freya menjalani pernikahannya, sedangkan Freya sedang memperjuangkan teman satu kampusnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tie tik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terlambat Datang?
"Masih pagi udah murung aja nih!"
Freya terkesiap tatkala merasakan tepukan keras di pundak. Dia menoleh ke samping dan setelah itu kembali menatap ke ke depan. Helaan napas berat berhembus dari gadis cantik itu.
"Why, Fee?" tanya sahabat Freya yang bernama Sherly setelah duduk di kursi yang ada di depan Freya.
"Sepertinya pernikahanku gak bisa dibatalkan, Se," jawab Freya dengan suara lirih.
"Serius?" Sherly terbelalak setelah mendengar kabar dari Freya. "Lalu bagaimana dengan Rama?" tanya Sherly.
Freya membekap mulut Sherly karena suara lantangnya berhasil membuat beberapa orang yang ada di kelas melihat ke arah mereka. "Jaga bicaramu, Se!" ujar Freya dengan suara lirih.
"Oke, sorry." Sherly menangkupkan kedua tangan di depan dada. "Terus udah ketemu sama calon suamimu belum?" bisik Sherly.
"Udah, kemarin di hotel," jawab Freya.
"What!" teriak Sherly hingga membuat Freya terhenyak dari tempat duduknya. Dia menarik tangan Sherly dan membawa sahabatnya itu menuju koridor kampus yang masih sepi.
Freya menghentikan langkah setelah memastikan keadaan di sekelilingnya sepi. Dia bersandar di dinding seraya menengadahkan kepala. Gadis berdarah Jepang itu rasanya ingin berteriak kencang untuk menumpahkan kerisauan hati. Keputusan Yamato benar-benar membuatnya sedih.
"Fee, coba jelaskan, kenapa kamu bisa satu hotel dengan pria itu? Kalian check in?" selidik Sherly seraya menatap Freya.
"Gak mungkin lah, Se!" elak Freya seraya menatap Sherly sekilas. "Kamu kan udah tahu kalau aku bukan penggila ranjang!" Freya berdecak kesal.
Tak lama setelah itu, Freya menceritakan semua yang terjadi kepada Sherly. Tidak ada satupun yang ditutupi dari sahabatnya itu. Tak lupa dia menceritakan bagaimana Alexander.
"Wah, kalau memang si Alex bukan pria perut buncit, mending terima aja lah, Fee. Setidaknya kamu punya suami good looking dan good rekening. Aku setuju sih sama pendapat tante Rani, jika kita harus realistis. Kalau aku jadi kamu sih mending aku terima aja perjodohan menguntungkan ini," jelas Sherly setelah mendengar cerita panjang dari Freya.
"Ih, apaan sih!" Freya semakin kesal karena Sherly lebih setuju dengan keputusan orang tuanya. "Kamu tidak tahu bagaimana perasaanku sih, Se! Aku tuh gak suka sama pria seperti Alex. Kalau aku nikah sama Alex, terus Rama bagaimana?" Freya menatap Sherly dengan lekat.
"Ya ampun, Fee! Ya tinggalin aja lah si—"
"Freya ...."
Sherly menghentikan ucapannya saat mendengar suara seorang pria menggema di koridor. Kedua gadis cantik itu menoleh ke sumber suara. Mereka terkejut setelah tahu jika Rama ada di sana. Pemuda asal Surabaya itu berjalan menuju tempat Freya berada.
"Fee, sebaiknya aku pergi dari sini. Mungkin ini waktu yang tepat untuk kalian membuka hati. Jujurlah sebelum kamu menikah," bisik Sherly sebelum pergi meninggalkan Freya.
Perasaan tak karuan tengah menyelimuti. Freya gugup tatkala Rama berdiri di hadapannya. Dia salah tingkah setelah tatapan matanya beradu pandang dengan mata teduh itu. Keringat dinginpun mulai membasahi telapak tangan Freya.
"Emm ... aa ... ada apa, Ram?" tanya Freya seraya menatap mata Rama sekilas.
"Apa benar kamu akan menikah?" tanya Rama tanpa basa-basi, "aku tadi tidak sengaja mendengar kamu mengatakan jika akan menikah. Kamu serius?" ulang Rama tanpa mengalihkan pandangan dari wajah cantik Freya.
Freya termangu mendengar pertanyaan itu. Dia hanya bisa menelan ludah karena tidak tahu harus bagaimana. Kepalanya tertunduk karena tidak sanggup menatap wajah tampan pemuda yang ada di hadapannya itu.
"Iya. Aku dijodohkan dengan anak partner bisnis orang tuaku," jawab Freya dengan suara lirih.
"Lalu kamu menerimanya?" tanya Rama lagi.
"Memangnya kenapa?" Kali ini Freya memberanikan diri menatap Rama.
Suasana di lorong kampus mendadak hening karena Rama hanya kedua sejoli itu hanya beradu pandang. Mereka sepertinya kehilangan kata-kata atau sedang merangkai kata untuk mengungkapkan isi kepala. Sementara Rama hanya menghela napas berat setelah cukup lama memandang wajah cantik Freya.
"Berarti aku terlambat datang ya, Fee? Atau bisa dikatakan aku ini seorang pengecut," gumam Rama dengan diiringi senyum kelu. Sementara Freya hanya mengernyitkan kening karena tidak mau menyimpulkan sesuatu yang belum pasti.
Takut Freya terus barengan sama Rama dan g bisa mengawasi jarak dekat
Pasti berkesan dan g bisa di lupakan
Freya tetap jaga hati ya,,si Alex masih punya kekasih lain
tumben