NovelToon NovelToon
Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:976.8k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangannya, Rubi terpaksa menikahi Rexa, seorang pria luntang lantung yang baru tadi malam dikenalnya secara tak sengaja. Hal itu terjadi lantaran Rubi tak bisa menghindari pernikahannya yang akan diadakan esok hari.

Sementara pria yang bernama, Rexa, iya iya saja saat Rubi menawarkan sebuah pernikahan kontrak dengannya selama 31 hari, karena dia tak punya tempat tinggal dan tak memiliki uang sepeser pun.

"Deal, 31 hari kita bercerai!" ucap keduanya saling berjabat tangan.

Bagaimana lika liku rumah tangga yang dijalani oleh dua orang asing selama 31 hari?

Dan siapa sebenarnya, Rexa? pria pengangguran yang sering kali disebut mokondo oleh keluarga Rubi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nasi goreng

Safa menggeliatkan tubuhnya membuat Rubi tersentak ditengah tidur lelapnya yang hampir saja kesiangan.

"Safa pinter banget sih bangunin Wawa. Untung Safa bangunin kalau ngga Wawa kesiangan, sayang." Rubi mengelus kepala Safa yang kini kembali tertidur.

Bergegas Rubi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Seperti biasa. Dia akan melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim terlebih dahulu sebelum berjibaku dengan dapur.

Namun saat dirinya hendak keluar dari kamar mandi, dia dikejutkan oleh kehadiran sosok Rexa yang sedang menunggunya di depan pintu. Dan dengan rasa tidak sabar, pria itu nyelonong masuk membuat tubuh Rubi ikut terdorong ke dalam.

"Kamu itu apa-apaan sih! ngga sabaran banget. Jadi batal kan wudhu ku."

Rexa tak menghiraukan omelan Rubi. Dan dengan tidak tahu malunya dia buru-buru mengeluarkan miliknya dari dalam kolor lalu di arahkan ke arah closet duduk. Sedetik kemudian terdengar suara air mancur.

Sontak Rubi melotot." Dasar asem!" kemudian berlari keluar.

"Ah legaa....." ucap Rexa matanya merem melek merasakan nikmatnya setelah kantong kemihnya kempes.

Sedangkan di luar, Rubi mengumpat kesal atas kelakuan suaminya sambil berjalan kesana kemari seperti setrikaan.

"Dasar mesum tak tau malu. Hampir aja mata ku yang suci ini ternodai."

Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Rexa bukan lah sebuah dosa karena Rexa adalah suami sah nya di mata agama. Tapi mengingat Rexa hanya pria asing dan pernikahan mereka hanya sebatas pernikahan kontrak yang akan berpisah setelah masa kontrak habis, Rubi tetap menganggap Rexa orang lain yang tak halal untuk di lihat apalagi disentuh.

Rexa keluar dan tersenyum nyengir pada Rubi." Sorry, habisnya kebelet banget." Dan seolah tanpa dosa, dia melengos pergi membuat Rubi mendengus karena harus mengulang wudhu nya kembali.

Rubi membuang nafas kesal saat melihat isi kantong plastik yang hanya tersisa dua butir telur. Yang membuat Rubi kesal adalah, tadi malam kantong plastik itu berisi delapan butir telur sisa makan malam keluarganya, dan rencana pagi ini akan dimasak balado. Namun telur itu kini tinggal dua, entah siapa yang memakannya. Rubi pikir dua butir telur itu mana cukup untuk makan satu keluarga.

Ditengah berpikir harus masak apa untuk memberi makan keluarganya pagi ini, Danang nyelonong masuk dan berjalan ke arah letak termos air panas plus teh, kopi, serta gula.

"Yah, mba. Kenapa kopinya cepat banget habisnya? perasaan kemarin masih banyak." keluhan Danang bernada menuduh itu membuat Rubi melirik tajam dan dengan kesal dia langsung menyemprotnya.

"Apa kamu pikir mba mu ini yang menelan kopi setoples? kamu yang setiap hari ngopi kenapa setelah habis nuduhnya sama mba yang ngga pernah ngopi?"

"A- aku cuma nanya doang kok. Bukan bermaksud nuduh, mba," kilah Danang dengan takut-takut.

"Ck, Mba mu ini emang cuma lulusan SMP, Nang, ngga kayak kamu sekolah sampai tamat SMA. Tapi otak mba ngga bebal. Mba bisa membedakan mana kalimat pertanyaan dan mana kalimat menuduh. Lagian itu kopi cuma kamu doang yang minum. Sana beli sendiri kopinya, dan jangan lupa sekalian beli gulanya."

"Tapi, tapi......"

"Tapi apa?" potong Rubi dengan nada menyentak." Jangan bilang tapi ngga ada duit. Kamu dan ibu kan yang pegang semua duit amplop. Masa iya ngga ada duit hanya sekedar untuk beli kopi?" Sambungnya yang ujung-ujungnya menyindir Danang sembari tersenyum miring.

Danang langsung melengos, karena sudah tak tahan mendengar ocehan sang kakak. Apalagi sang kakak menyindir soal uang amplop yang sudah dibagi dua dengan ibu. Uang bagiannya sudah habis dipakai untuk tukar tambah motor, membelikan emas untuk Lina dan dipakai bayar hutang yang seabrek diluar sana.

"Yah, nasi goreng lagi nasi goreng lagi," keluh Tatung melihat isi tudung saji yang dibukanya. Yang mana didalamnya satu baskom nasi goreng campur dua telur tadi. Dan dengan penampilan yang sudah menggunakan seragam sekolahnya.

Rubi yang tengah menyapu, lantas menghentikan aktifitasnya, lalu menoyor kepala Tatung.

"Ngeluh mulu hidupmu. Masih mending mba masakin nasi goreng dari pada nasi aking. Emangnya kamu mau makan nasi aking?"

Tatung menggelengkan kepalanya." Ya minimal goreng ikan kek atau daging ayam kayak kemarin, mba," sahut Tatung dengan santai dan banyak maunya sambil memegang kepalanya selepas ditoyor oleh Rubi.

"Oh kamu mau makan ikan? Sana tangkap dulu ikan nya di laut. Atau sana tangkap dulu ayam tetangga kalau ngga kena geplak pemiliknya. Udah jangan banyak ngeluh kamu, Tung. Di luar sana masih banyak orang yang ngorek-ngorek sampah sekedar mencari makanan sisa. Kamu yang sudah mba masakin makanan higienis dan tinggal makan aja ngga mau bersyukur. Nyerocos mulu mulutnya."

Tatung terdiam. Namun bibirnya merot sana merot sini seiring dengan sang kakak yang terus menasehatinya.

"Mau dimakan ngga?" Sentak Rubi saat Tatung masih ogah-ogahan.

"Iya iya, aku makan," jawab Tatung terpaksa dan mukanya berubah merengut. Kemudian dengan malas-malasan dia duduk di kursi plastik

Perlahan Rubi membuka kamar Rexa. Di atas dipan sana dengan kedua kaki menjuntai ke bawah, Rexa masih tidur dengan pulas nya.

"Bangunin ngga, bangunin ngga. Kalau dibangunin nanti dia ngomel-ngomel. Tapi kalau ngga dibangunin, aku mau berangkat kerja dan dia belum makan."

Rubi diam sesaat menimang bagaimana baiknya. Dan tak lama, dia langsung pergi ke dapur saat sebuah ide tiba-tiba muncul di otaknya.

Satu piring nasi goreng dan segelas air putih di letakkan di meja belajar Tatung. Bermaksud setelah Rexa bangun nanti, agar dia bisa langsung makan tanpa harus mencarinya ke dapur. Bukan apa-apa. Keluarganya adalah keluarga rakus. Mereka bisa saja menghabiskan semua nasi goreng tanpa menyisakan nya untuk Rexa.

"Danang, antar mba ke pangkalan angkot!" teriak Rubi pada Danang yang sedang mencuci motornya di depan rumah. Adiknya itu tak langsung menyahuti melainkan memperhatikan penampilan Rubi yang sudah memakai seragam pabrik. Kemudian tersenyum lebar, karena artinya dia akan mendapat uang.

"Mba mau masuk kerja sekarang?"

"Iya."

"Sebentar aku ganti baju dulu," kata Danang, dan mau tak mau Rubi harus menunggunya terlebih dahulu.

"Mba, ku antar sampai pabrik aja ya? Biar cepat," bujuk Danang saat motornya sudah melaju membonceng Rubi.

"Ngga usah. Tarif ojek mu kemahalan. Mending buat naik angkot PP lima hari."

"Ya, mba, hitung-hitung bantuin adiknya, mba!" rayu Danang.

"Bantuin adik juga harus pake logika kali, Nang. Masa mba harus bayar ongkos ojek kamu 50 ribu perhari. Kamu pikir gaji mba sebesar apa, Nang? dari pada 50 ribu buat bayar ojek kamu, mending buat beli beras dan lauk pauknya, buat makan kamu sama istrimu juga."

Perkataan Rubi yang gamblang dan menusuk itu, Danang tak lagi merayunya. Dia pun tahu jika selama ini sang kakak lah yang memberinya makan. Tapi sayangnya, Danang tidak pernah sadar-sadar. Sampai motornya tiba di sebuah pangkalan tempat biasa menunggu angkot yang lewat, Rubi pun turun.

"Nang...."

Panggil Rubi saat adiknya itu berbelok arah pulang.

"Mau apa, mba?"

Rubi mengeluarkan selembar uang warna biru lalu memberikannya pada Danang.

Tolong kamu belikan nasi bungkus isi ayam buat makan siang suami mba ya sisa ongkosnya."

Danang tersenyum lebar." Siap, mba." Meraih uang itu, lalu ngeng....

1
🌷💚SITI.R💚🌷
thor mana boncapy atau novel baruy
Yuliana Purnomo
😢😢😢😢😢😢😢😢
Yuliana Purnomo
heemmm kapok biar mulut sari kalau ngomong gak asal njeplak aja
Violeta
😅🤣🤣🤣
Violeta
eeh.. bunyi apa tu 😅😂
Yuliana Purnomo
mampooosss senjata makan tuan
Yuliana Purnomo
woooooww cakepp uuuuyy Ruby
Yuliana Purnomo
hajar aja si Marsono itu Rub
Yuliana Purnomo
MasyaAllaah panjang amat daftar yg harus dibayar kn Rubby,,,hahahhah itulah anak pertama jadi ingat diriku sndri,, terkadang gak mikirin buat kesenangan kita TPI mengutamakan keluarga
Yuliana Purnomo
hahahaha udah buruk sangka aja,si Ruby
Yuliana Purnomo
MasyaAllaah, Ruby yg serba bisa
Yuliana Purnomo
hohoho,,bisa cemburu kh rexsa
Yuliana Purnomo
melas e,,,mbok ikut kerja di pabrik nya Ruby,,si rexsa niihh ,,gak amin tidur makan tidur doang
Cut Ainun
lho kok ud tamat aja thor...
selamat berbahagia ya buat rubi reza atas kelahiran anak ny.... 😘😘😘 selamat berbahagia juga buat tuan Aba dan mama husna atas kehamilan ny... 😘😘😘
Retno Harningsih
lanjut
Ma Em
Terima kasih Thor karena telah membuat cerita yg bagus aku suka sekali semangat Thor semoga sehat selalu.
Shinta Dewiana
bahagia..
Vivi Yanti
keren thor crta y makasi suda berkarya😘😘😘😘😘👍👍👍
Uthie
Yaaa... kenapa Endingnya kaya diburu-buru in yaa Thor 😁✌️

sayang banget sama cerita ini... dan kaget aja kalau notif baru ini adalah Endingnya 😕
RizQiella
CUNAK jadinya 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!