Ketidaksengajaan nya bertemu seorang pria di sebuah pesta danca membuat nya terpaksa mengakui pria itu sebagai pacarnya, padahal dia tidak mengenal sama sekali pria tersebut.
Hingga dia dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa pria yang dia sewa sebagai pacar semalamnya adalah Presdir diperusahaan tempatnya bekerja........
Aluna Agung Santoso, usia 25 tahun. Cantik. Periang. Somplak. Lucu dan ceroboh dia harus terikat hubungan dengan Presdir nya sendiri.
Alvaro Radiana Putra Zein, Pria matang berusia 30 tahun. Dia Presdir diperusahaan milik keluarga nya sendiri. Dia pria dingin tak tersentuh. Tak pernah tersenyum. Terkesan cuek dan sombong. Pertemuannya dengan seorang gadis mengubah segalanya, dia menjadi pria yang bucin tingkat dewa.
Bagaimana kah kisah mereka?
Yuk simak.
Ini sekedar hiburan jadi mohon bijak dalam menanggapi bacaan.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacarku Presdir-33
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Hujan Lun, kita berteduh dulu". Ajak Andre "Ayo Pak". Ajak Andre pada Alvaro.
Ketiga orang itu mencari tempat untuk berteduh. Hujan jatuh deras sekali, angin sepoi-sepoi sore itu membuang bulu tubuh mereka berdiri.
Aluna sudah basah kuyup, bajunya juga basah dan sialnya lagi dia tidak bawa jaket untuk menutupi kemeja warna putihnya.
Alvaro melepas jas ditubuhnya. Tanpa izin dia langsung memasangkan ditubuh Aluna.
"Pak".
"Kamu kedinginan pakai lah". Ucap Alvaro merangkul bahu Aluna tak peduli dengan penolakan gadis itu.
"Tapi kalau Bapak kedinginan gimana?". Tanya Aluna mengeratkan jas itu ditubuhnya.
"Badan saya gede, jadi saya kuat". Ujar Alvaro menyombongkan diri.
Sedangkan Andre hanya diam saja. Dia memerhatikan tangan Alvaro yang merangkul bahu Aluna. Kedua orang itu seakan tak menghiraukan dirinya.
"Apa Aluna dan Pak Al punya hubungan? Mereka seperti orang pacaran? Apa bener gosip itu?". Batin Andre
Hujan turun semakin deras. Mereka berteduh didekat tenda pekerja yang bangunan proyek yang sedang mereka tinjau.
Aluna sudah menggigil hebat. Dia memang tidak tahan dingin dan juga jarang kena hujan. Maklum anak manja, dan dia juga sibuk dengan kehidupannya.
Alvaro mengeratkan pelukannya pada Aluna. Dia sedikit panik melihat Aluna yang kedinginan.
"Pak".
"Udah gak usah protes. Kamu tuhh kedinginan, biarin saya peluk kamu. Saya juga gak ngapa-ngapain kok". Ujar Alvaro "Makanya lain lain kemana-mana itu bawa jaket buat persiapan genting begini". Omel Alvaro lagi.
"Maaf Pak saya kagak ingat". Ucap Aluna tanpa sadar dia membalas pelukan Alvaro dan berusaha mencari kehangatan didalam pelukkan pria itu.
Andre memalingkan wajahnya. Dia menatap butiran hujan yang membasahi bumi. Lebih tepatnya membiasakan Aluna yang takkan mungkin menatapnya.
"Dingin". Desih Aluna.
Alvaro makin mengeratkan pelukannya. Dia tidak peduli pada Andre. Lagian selama ini Alvaro memang ingin Andre tahu jika dia dan Aluna memiliki hubungan khusus.
Sedangkan Aluna sudah tidak ingat lagi pada Andre dia benar-benar merasakan tubuhnya dingin luar biasa. Daya tahan tubuhnya memang melemah jika terkena hujan.
Alvaro segera meronggoh saku celananya menghubungi Sonny agar membawakan jas hujan untuknya Aluna dan Andre.
"Pak Andre sebaiknya Bapak buka aja baju Bapak, biar gak kedinginan". Ujar Alvaro melirik kearah Andre.
"Gak apa-apa Pak. Saya begini aja". Jawab Andre memaksakan senyum.
Tak lagi terdengar suara desihan Aluna yang kedinginan. Sesaat kemudian gadis itu terdiam dengan wajah pucat dan badan mengigil hebat.
"Na". Panggil Alvaro melonggarkan pelukannya. Namun tak ada respon atau pergerakan dari gadis itu.
"Na". Alvaro melepaskan pelukkannya. Aluna sudah terpejam dari tadi dengan wajah pucat "Aluna. Bangun Aluna, ku mohon bangun Aluna. Bangun Aluna. Bangun". Alvaro menepuk-nepuk pipi Aluna berulang kali
"Aluna". Andre juga ikutan panik "Pak seperti nya Aluna pingsan". Ucap Andre terlihat bahwa dia panik.
"Capat hubungi Sonny". Pekik Alvaro setengah berteriak. Dia panik bukan main.
"Gadis Penyewa buka matamu. Buka mata mu Na. Kamu dengar aku kan, ayo Aluna buka. Ayo Aluna".
Alvaro memeluk Aluna dengan tangis dia khawatir dan juga panik. Tentu saja panik, bagaimana tidak? Wajah Aluna pucat, bagaimana jika terjadi sesuatu pada gadis itu. Mungkin Alvaro takkan bisa bernafas dengan baik.
"Pak".
Andre setengah tak percaya melihat Alvaro yang menangis. Apalagi Alvaro memeluk Aluna seperti seorang kekasih memeluk kekasihnya.
"Aluna ku mohon buka matamu Aluna. Ku mohon jangan tinggalkan aku".
Mungkin sedikit lebay, tapi Alvaro tidak bisa membohongi perasaannya sendiri bahwa dia benar-benar takut.
Tidak lama kemudian Sonny datang dan memarkirkan mobilnya depan mereka.
"Sonny cepat". Teriak Alvaro.
"Baik Tuan". Sonny setengah berlari membawa dua payung ditangannya.
Alvaro memeluk mengendong Aluna dan membelut tubuh gadis itu dengan jas miliknya. Sedangkan Andre memayungi kedua orang itu dan ikut berjalan dengan tergesa-gesa.
Segera Sonny membuka pintu mobil untuk Alvaro dan Aluna. Andre menyusul duduk disamping Sonny. Ketiga pria itu khawatir dan panik bukan main.
"Capat Sonny. Kau bisa dengar tidak? Aluna belum membuka matanya, cepat Sonny. Cepat". Teriak Alvaro menggema.
"B-baik Tuan". Ucap Sonny sedikit tergagap.
"Aku jadi semakin yakin jika Pak Al dan Aluna punya hubungan". Batin Andre mengintip Alvaro dari kaca mobil yang sedang memeluk Aluna dan masih berusaha membangunkan gadis itu
Mobil yang dikendarai Sonny berhenti didepan sebuah rumah sakit. Sonny dan Andre turun bersamaan dan membuka pintu untuk Alvaro dan Aluna.
Alvaro mengendong Aluna dengan setengah berlari menuju ruang UGD. Pokoknya Alvaro panik.
"Al".
Leon yang kebetulan lewat heran melihat Alvaro.
"Leon tolong Aluna". Ucap Alvaro panik
"Aluna?". Kening Leon berkerut "Astaga Lun". Leon baru melihat gadis yang digendong Alvaro "Ayo Al, bawa dia masuk".
Alvaro dan Leon membawa Aluna masuk kedalam ruang pemeriksaan bersama beberapa perawat yang mengekor mereka. Andre dan Sonny menunggu diruang tunggu.
Sebenarnya Alvaro dilarang oleh Leon masuk. Namun pria itu sama sekali tak menggubris dia ingin melihat Aluna.
"Leon gimana Aluna?". Tanya Alvaro panik.
"Ikut aku ke ruangan. Biarkan Aluna istirahat sebentar, ada yang ingin aku bicarakan sama kamu". Ajak Leon.
Alvaro mengangguk. Dia menatap wajah pucat Aluna yang terbaring lemah diatas ranjang. Tangan Alvaro terulur mengusap kepala gadis itu. Gadis Penyewa yang sudah memporak-porandakan hatinya.
Cupppppppppppppppp
Alvaro mengecup kening Aluna dengan lembut. Jantungnya berdegup kencang setiap kali menyentuh Aluna dan dia juga masih dalam keadaan panik.
Alvaro dan Leon keluar dari ruangan bersama beberapa perawat dan membiarkan aluna istirahat.
"Sonny, kau jaga dia. Jangan tinggalkan sedikit pun". Perintah Alvaro.
"Baik Tuan". Sahut Sonny.
"Pak Andre, Bapak boleh pulang duluan. Biar Aluna saya yang urus". Tintah alvaro.
"Tapi Pak.........".
"Silahkan pulang Pak Andre. Biarkan Aluna bersama kami". Sambung Sonny.
"Baik Pak". Andre menurut saja.
Dalam hati Andre bertanya-tanya. Ada hubungan apa Alvaro dan Aluna? Kenapa kedua orang itu seperti memiliki ikatan lebih dari Boss dan anak buah, atasan dan bawahan?
Bersambung......