Karya ini murni karangan author sendiri ya guys 😘 maaf bila ada kesamaan nama tokoh, atau banyak typo 🙏
Karya ini lanjutan dari novel "Ku Penuhi Janjiku"
Kisah percintaan Bara dan Gala yang cukup rumit, rasa enggan mengenal yang namanya 'CINTA' membuat Bara memutuskan untuk menyendiri dan fokus bekerja.
akankah Bara menemukan cinta yang bisa menggetarkan hatinya?
Apakah Gala dapat menemukan kembali belahan jiwanya yang mampu menyembuhkan lukanya?
Yuk, simak terus ceritanya sampai habis ya😘
HAPPY READING 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bara cemburu
Keesokan Harinya.
Bara dan Hamzah sudah siap dengan pakaian kantornya, mereka akan mengunjungi proyek yang ada di Bandung sesuai tujuannya. Gala juga akan ikut melihat perkembangan perusahaan yang di bangun oleh kembarannya, sekalian juga ia akan belajar untuk lebih memajukan perusahaannya agar bisa sejajar dengan perusahaan Bara. Keduanya memang memiliki kegeniusan, tetapi untuk memulai dari nol cukup sulit bagi Bara terlebih lagi persaingan bisnis semakin ketat.
Alea keluar dari dalam kamarnya lengkap dengan seragam yang sudah rapih, Bara menatap Alea dari atas sampai bawah. Ada rasa tidak suka saat ia melihat Alea memakai rok pendek, ia memasang ekspresi dingin kearah Alea yang Alea sendiri tidak mengerti.
"Berangkat sama siapa, dek?" Tanya Hamzah.
"Sama Ajat bang, kita kan searah." Jawab Alea.
"Cowok?" Tanya Bara dingin. Cemburu? Jelas saja ia cemburu, masih pagi ia harus melihat orang yang ia sukai jalan bersama pria lain.
"Iya, sejak kapan nama Ajat cewek, kak?" Jawab Alea.
"Zah, gue izin anterin adek loe ke sekolah." Ucap Bara.
Hamzah menatap kearah Bara, dia mengendus bau-bau terbakar cemburu. Ia yang super peka dengan sifat Bara pun mengacungkan jempolnya, Alea melongo mendengar Bara yang tiba-tiba akan mengantarnya ke sekolah.
"Adek, dianter sama Bara ke sekolahnya. Biar lebih aman." Ucap Hamzah.
"T-tapi kan Ajat-" Ucap Alea terpotong.
Sebuah tangan kekar menariknya keluar dari dalam rumah, Bara membawa Alea masuk kedalam mobilnya. Alea bingung, bahkan ia sangat bingung melihat tingkah laku Bara yang menurutnya aneh. Saat keduanya sudah memasuki mobil, Bara memasangkan seatbelt pada Alea yang pastinya jarak mereka sangatlah dekat. Alea dapat mencium aroma maskulin dari tubuh Bara, wanginya begitu suamiable sampai ia tak sadar menutup kedua matanya.
'gemes banget ya Allah' Batin Bara.
Alea langsung membuka matanya saat mendengar suara mesin mobil sudah di nyalakan, wajahnya memerah saat menyadari apa yang telah ia lakukan. Bara menahan senyumnya melihat Alea yang bergerak tidak nyaman ,gadis di sampingnya ini memegang seatbeltnya dengan erat, ia menatap kearah luar jendela.
Bara melajukan mobilnya menuju sekolah Alea, tak perlu bertanya dimana Alea sekolah. Dari almamater yang terpasang di lengan Alea pun sudah memberikan jawaban, Bara tahu dimana letak sekolah itu karena dulu ia pernah di tawari untuk sekolah disana oleh kakek dan nenek Ramdan.
10 Menit kemudian.
Cekiitt...
Bara menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah, mobil mewah Bara menyita perhatian para siswa yang berlalu lalang sampai berkumpul melihat siapa pemilik mobil tersebut. Alea bingung, ia ragu untuk keluar dari dalam mobil Bara saat ia melihat begitu banyaknya siswa-siswi yang menatap kearah mobil yang di tumpanginya. Melihat tidak ada pergerakan dari Alea, Bara lantas turun dari mobilnya membukakan pintu untuk Alea.
"Silahkan turun tuan putri." Ucap Bara.
Rasanya Alea dibuat melayang akibat perlakuan manis Bara, dengan wajah malu-malunya Alea keluar dari dalam mobil Bara. Para murid terkejut melihat siapa yang keluar dari dalam mobilnya, terlebih lagi pakaian serta wajah Bara membuat mereka tercengang, selain rapi wajah tampan Bara membuat para gadis bersorak.
"Belajar yang rajin ya." Ucap Bara tersenyum. Tangannya terulur mengelus puncak kepala Alea, senyumannya membuat para murid semakin bersorak.
Satu sekolahan di huat heboh akibat interaksi yang Bara dan Alea lakukan, tetapi itu tidak berlangsung lama. Pandangan mereka teralihkan ketika sosok paling populer turun dari sebuah angkot, mereka berbisik-bisik membicarakan Bagas yang tengah berjalan menuju gerbang sekolah. Langkahnya terhenti saat melihat Alea berdampingan dengan pria di sampingnya, ia mengira pria di samping Alea adalah pria yang sama dengan pria yang menamparnya kemarin. Tangan Bagas terkepal kuat, ia menggertakan giginya kala rasa tidak terima melihat Alea dekat dengan Bara.
"Semangat belajarnya, cantik." Ucap Bara tersenyum manis. Setelah selesai mengucapkan kalimat tersebut, Bara masuk ke dalam mobilnya dan menyuruh Alea masuk dengan menggunakan isyarat melalui tangannya.
"Dadahh." Balas Alea tersenyum kearah Bara. Ia melambaikan tangannya.
Alea melangkahkan kakinya meninggalkan Bagas yang tengah menatapnya dengan tatapan cemburu, dari lantai atas Jena menyaksikan semuanya tanpa terlewat. Wajah Alea nampak berseri, kedua temannya menatapnya dengan tatapan meledek.
"Ciee.. Di anterin sama calon ayang nih." Goda Leona.
"Keknya hatinya lagi berbunga banget nih, katanya mau sama Ajat. Eh, taunya sama calon masa depan." Tambah Mutiara.
"Apaan sih, mending kita masuk deh daripada loe pada gibahin depan muka gue langsung." Ajak Alea.
Alea segera menggiring kedua sahabatnya masuk kedalam kelas, tak lama kemudian Ajat datang dengan wajah kusutnya. Dari kejauhan Jena tersenyum miring, ia memiliki rencana yang menurutnya mampu mempermalukan Alea, dia tidak rela melihat Alea bahagia disaat dirinya tengah berkecamuk dengan beberapa masalah yang datang silih berganti.
"Liat, apa yang bakal gue lakuin sama loe." Gumam Jena tersenyum smirk.