Cover by me
Namanya Saga Bimantara, perwira tentara berpangkat letnan satu. Ia di jodohkan dengan anak dari komandannya di kesatuan yang bernama Nada queenza rahadi. Tentu saja Saga menerima perjodohan itu di karenakan dirinya juga membutuhkan istri agar sang ibu tidak sibuk menyuruhnya untuk nikah.
Namun di sisi lain Nada—gadis yang akan di jodohkan dengan Saga menolah mentah-mentah perjodohan tersebut, tentu saja dengan alasan dia tidak mengenal Saga lebih-lebih usia pria itu yang sangat jauh di atasnya. Dalam bayangannya pria dengan usia segitu sudah peot, reyot, dan tentu saja dekil mengingat pria itu berprofesi sebagai tentara.
Sampai suatu hari takdir mempertemukan keduanya dalam sebuah insiden yang dimana Nada dalam bahaya yang akan di perkosa para pembegal. Di situlah Saga datang sebagai penolong Nada dan di situlah Nada jatuh cinta pada pandangan pertama ke Saga. Tapi baik Saga maupun Nada tidak tau kalau merekalah yang di jodohkan.
Yuk, baca ceritanya disini👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesiangan
Nada memekik kencang setelah melihat jam di dinding menunjukkan pukul 7 pagi. "Astaga, gue kesiangan" buru-buru Nada berlari ke kamar mandi, ia mandi dengan secepat kilat. Karena hari ini Nada mulai masuk kuliah.
Tidak pakai skincare atau apapun seperti rutinitasnya di pagi hari, ia hanya memakai bedak tabur dan liptint. Nada tidak melihat Saga berada di rumah saat itu.
"Itu om-om kemana lagi? Bukannya bangunin gue, malah ngilang gak jelas" Nada ngedumel sendiri, Nada pun mengikat tali sepatu miliknya di teras rumah.
Baru selesai mengikat tali sepatu, Saga datang naik motor yang entah dari mana dan sudah rapih memakai seragam PDL nya.
"Mas dari mana si? Kok aku gak di bangunin" ucap Nada memanggil saga dengan sebutan 'mas' karena sekarang para tetangganya sedang beraktivitas di luar rumah.
"Udah saya bangunin, tapi kamu gak mau bangun"
Nada menghentakkan kakinya kesal "ya usaha dong mas bangunin akunya. Kalau aku sampai telat ke kampus, awas aja" dengan nafas yang kembang-kempis.
"Ya uda mau saya anterin?"
"Gak usah, Nada naik motor sendiri aja, mana kuncinya"
"Kamu mau kejadian kayak waktu itu lagi? Gak, biar saya anterin!" Saga mengingat kejadian kali pertama ia bertemu Nada. "Cepat naik" titahnya tanpa ingin di tolak.
Nada mengibaskan rambut panjangnya ke belakang dengan kesal.
"Pakai helmnya" Saga pun menyodorkan helm untuk Nada kenakan dan naik ke atas motornya Saga. Saga menyalakan mesin motornya dan melaju dengan kecepatan sedang.
"Om ngebut dong, aku uda telat ni" ucap Nada tidak sabaran karena dia takut telat.
Saga tidak menggubris ucapan Nada, ia mengendarai motornya dengan santai sambil sesekali membunyikan klakson motornya menyapa beberapa tentara yang melintas.
"Om cepetan!! Aku uda telat ni!! Aku ada kelas jam 8 Om! Yang masuk dosennya galak lagi. Cepatan ngebut!!" Nada berbicara tanpa henti di atas motor, karena takut kena marah dosennya.
"Berisik kamu!!" pekik Saga "kamu gak bakalan telat, percaya sama saya" Saga berusaha menenangkan.
"Awas aja kalau nanti aku sampai telat" ancamnya.
"Kamu ngancam saya? Kan salah kamu sendiri kenapa bangun kesiangan" ucap Saga dengan wajah datarnya.
"Iih kan Om juga yang salah kenapa gak bangunin aku"
"Lah salah sendiri tadi malam kan sudah saya bilangin jangan tidur malem-malem, malah nonton Drakor kamu sampe jam 3 subuh"
Nada mendengus kesal, perkataan Saga ada benarnya. Karena keasyikan nonton Drakor Nada sampai tidur jam 3 subuh.
Akhirnya Nada sampai di kampus. Semua mata wanita menatap mereka berdua, lebih tepatnya menatap Saga, yang kalian tau sendiri gantengnya kelewatan, gagah lagi, ditambah lagi sekarang ia mengenakan seragam PDL nya, auranya semakin membahenol.
Karena Nada tidak suka melihat prianya di tatap oleh wanita lain Nada pun dengan judesnya berbicara "apa liat-liat? Mau gue colok tu mata?! Gak pernah liat cowok ganteng ya? Laki gue ni!!"
Saga tersenyum melihat kelakuan istrinya.
Sementara itu para wanita disana menatap Nada aneh karena ucapannya barusan. Tapi Nada tidak perduli "om juga, ngapain buka helm, mukak Om tu buat dosa untuk yang liat" ketusnya pada Saga.
Saga mengangkat sebelah alisnya, kini gantian Saga yang dimarahin.
Nada pun melangkah menjauh dari Saga untuk masuk ke kelasnya. Tapi sebelum itu, Saga menarik tangan Nada.
"Apa lagi si Om?"
Saga mengambil dompetnya dan menarik uang lembar seratus ribu.
"Uang jajan kamu udah?"
"Hehehe, belom Om"
"Ni" Saga memberikan uang seratus ribu untuk Nada.
"Seratus ribu dapet apa?" Nada mengambil uang tersebut dari tangan Saga.
"Dapet bakso 10 mangkok" ucap Saga dengan entengnya.
"Ya masak aku makan bakso sampai 10 mangkok juga si Om, kurang ni"
"Kamu harus belajar hemat Nada"
"Ck" Nada berdecak kesal. "Dasar pelit!"
Saga mengangkat sebelah alisnya. "Ya udah kalau gak mau, siniin uangnya, kembalikan"
"Iih mana boleh gitu, uang yang uda di kasih, gak boleh di ambil lagi"
"Tapi kamu bilang tadi saya pelit, kembalikan sini uangnya, supaya saya beneran jadi orang pelit!"
Nada Akhirnya tersenyum pahit.
"Makasih Om suami yang ganteng" perkataannya berubah manis karena takut uangnya di ambil oleh Saga kembali.
Saga berusaha menahan senyumnya, melihat ekspresi wajah Nada.
"Sudah sana masuk, belajar yang bener" Saga pun memakai helmnya kembali dan pergi dari sana. Setelah pergi dari sana Saga melepas senyuman yang ia tahan tadi.
Nada menatap kepergian Saga dari sana, sampai ia melupakan kelasnya.
"Astaga, aku telat!" pekiknya dan langsung berlari menuju kelasnya.
Kelas sudah selesai, Nada pun keluar bersama dengan Raiden yang juga berada di kelas yang sama dengannya.
Nada dan Raiden sama-sama masuk fakultas kedokteran, sementara Dimas dan Tasya mereka sama-sama di fakultas manejemen bisnis.
Mereka pun nongkrong di taman yang berada di belakang kampus. Dimas dan Tasya juga menghampiri mereka.
"Wahh, aura pengantin baru memang beda ya?" ucap Dimas.
"Iya dong" jawab Nada dengan bangganya.
"Honeymoon kemana Nad?" tanya Tasya sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"gak kemana-mana di kesatuan aja"
"Ck, libur lama juga, gue kira lo malah pelesiran honeymoon romantis sama tu bapak tentara. makannya gue juga gak mau chat lo, takut ganggu. Ehh ternyata gak kemana-mana"
"Sama sya, gue pikir dia lagi ngebut buat baby" timpal Dimas.
Nada hanya diam tidak menjawab ocehan kedua sahabatnya itu.
"Gimana Nad, setelah nikah sama Om tentara lo itu? Pasti banyak sifat jeleknya yang membuat lo ilfilkan" ucap Tasya.
"Apanya yang ilfil, malah makin jatuh cinta dong gue tu sama Om Saga, sifatnya bener-bener gak ada nilai minusnya sama sekali, dia cowok paling sempurna yang gue pernah temui. Beruntung banget gue terima perjodohan itu, sumpah!" Tutur Nada raut wajahnya berubah sekarang ia senyum-senyum sendiri.
"Lebay!! Gue juga gak kalah sempurna kali nad" ucap Raiden tak mau kalah.
"Om Saga tu ibarat malaikat, sementara lo den, ibarat syaiton" ledek Nada, lebih tak mau kalah.
"Di bacain ayat kursi sekalian Nad, biar sekalian qoit tu syaiton yang berwujud si Raiden" timpal Dimas menyempurnakan ledekannya Nada.
"Anjir!!" maki Raiden yang kesal dengan kedua sahabatnya itu.
Mereka terkekeh melihat Raiden yang kesal.
Nada pulang di antar Tasya dengan mobilnya, karena Saga tadi mengirim pesan wa kalau dia sedang sibuk di kesatuan.
"Enak sekarang lo Nad, makan ada yang suapin, tidur ada yang nemenin" Tutur Tasya.
"Ya, makan gak di suapin juga dong sya. Gue juga punya tangan, bisa makan sendiri"
"Ya ibaratnyakan gitu, setidaknya lo tidur ada yang nemenin, ada yang peluk. Lah gue, tidur di temenin nyamuk sambil peluk guling, hadeh"
Nada diam tidak menjawab perkataan Tasya. Karena pada kenyataannya mereka memang tidur satu kamar, tapi tidak satu ranjang. Di temani si tapi gak bisa peluk-peluk saat tidur.
Andai aja si Tasya tau.
Andai saja, pernikahan mereka murni karena saling mencintai, bukan karena perjodohan, dan andai saja Saga membalas cinta Nada. Mungkin pernikahan mereka akan sedikit manis, seperti yang di gambarkan oleh Tasya. Untuk saat ini Nada sudah cukup bahagia, walaupun hanya dengan perasaannya sendiri.
"Lo beneran bahagiakan nad setelah nikah sama tu bapak tentara?"
"Iya bahagia dong sya, lo liat sendiri ni mukak gue" Nada menunjukkan senyuman manisnya pada Tasya.
"Syukurlah. Tapi apa tu bapak tentara..." belum sempat Tasya selesai berbicara, Nada pun memotongnya.
"Bukan bapak tentara sya, tapi Om Saga, namanya Saga sya!" koreksi Nada.
"Iya iya. Apa Om Saga juga bahagia sama pernikahan kalian?" lanjut Tasya menyelesaikan ucapannya.
Nada terdiam mendengar pertanyaan Tasya. Ia pun berpikir, sudah hampir satu pekan mereka menjadi pasangan suami-istri, tapi Nada tidak pernah tau apa Saga juga merasa sebahagia Nada, Saga bahkan tidak pernah menyentuh bahkan sehelai rambutnya.
Tasya melirik Nada yang melamun. "Nad" panggilnya.
Nada pun sadar dari lamunannya, lalu menoleh ke arah Tasya.
"Om Saga gak bahagia ya Nad?" tebak Tasya.
Nada kembali diam, kini dia menundukkan kepala, sambil menggidikkan bahunya "gak tau sya" wajahnya berubah menjadi suram.
"Lo kenapa Nad?"
"Hufft" Nada menghela nafasnya kasar. "Lo tau gak sya? Mungkin gue ini cewek paling aneh, gue terlalu bahagia dengan perasaan gue sendiri. Gak mikirin apa perasaan Om Saga juga sama bahagia setelah nikahin gue"
"Tunggu dulu Nad, gue belum mudeng ni sama apa yang lo bicarakan. Maksudnya gimana?"
"Lo tau sendiri kan sya? gue tu jatuh cinta sama Om saga. Gue bahagia bisa nikah sama dia, gue bahagia sama perasaan gue sendiri. Gue gak butuh dia bales cinta Sama gue, yang penting gue yang cinta sama dia. Tapi gue gak tau apa Om Saga juga bahagia setelah nikahin gue?"
"Jadi maksud lo, lo mencintai Om Saga sendiri?"
Nada mengangguk.
"Dan lo gak papa kalau dia gak bales perasaan lo gitu?" tutur Tasya lagi dan lagi-lagi Nada mengangguk.
"Itu mah bukan lo aneh Nad, tapi goblok. Masak iya lo gak mau dia bales perasaan lo sedikit aja? Lagian dia tu laki lo wajarkan seorang istri mengharapkan cinta dari seorang suami. Jangan bodoh"
Nada menatap Tasya.
"Lo uda diapain aja sama tu om-om?"
"Gak ada di apa-apain"
Ckitt!
Tasya ngerem mendadak karena kaget mendengar ucapan Nada.
"Sehabis nikah lo gak di apa-apain sama tu om-om?"
"Om Saga sya, Saga. Bukan om-om" ralat Nada.
"Iya itu maksud gue"
"Gak ada sya, di Sentuh juga kagak, kita emang tidurnya di ruangan yang sama, tapi gak di atas ranjang yang sama"
"Wahh Gilak tu om-om, jangan-jangan gak normal tu dia Nad"
"Diih amit-amit" Nada bergidik ngeri.
"Kalau dia gak normal jangan-jangan dia punya cewek lain selain lo"
Nada menatap Tasya karena ucapan Tasya mungkin ada benarnya.
...Muka ganteng Om Saga yang buat dosa...
klo ke bawahan,biasanya iya..kopraal,atau Pot.