Bait-bait Doa Ustadz Khalid

Aulia terus mendesain gaun miliknya ia ingin benar-benar sempurna dengan pakaian miliknya. Aulia terus tersenyum memandangi gambar yang ia ukir terus dan besok akan ia serahkan kepada tukang jahit.

Kain sudah Aulia pesan tinggal menyerah kan kepada penjahitnya. Satu bulan waktu yang tak begitu lama pernikahan Aulia di gelar.

" umi coba lihat ini bagaimana kira-kira yang kurang apa yang um". Tanya Aulia kepada alira.

" Sudah bagus nak, beri Payet di sini nak biar aksen nya tetap mewah meski sederhana ".

" sebelah sini ya um". Alira membenarkan posisinya.

Nampak wajah kegembiraan bersinar di wajah Aulia, waktu yang di nanti akan segera tiba.

_

Raka memegang kepalanya saat papa nya menyuruh dirinya menikahi Marsha terlebih dahulu sebelum besoknya ia di antar untuk menikah dengan Aulia.

" Raka pusing pa, kenapa harus begini sih."

" kamu sendiri yang menyalakan api nya Raka, kamu putuskan Marsha begitu saja kamu buang bagai kain yang sudah tak terpakai lagi. Sekarang bukan Marsha yang butuh tapi kita, perusahaan butuh suntikan dana dari Marsha dan papa butuh suara terbanyak." ucap papa Raka.

" Raka tak bisa berfikir jernih pa sungguh kepala ku sakit sekali."

" Turuti apa yang papa katakan jika kamu mau berkuasa dan bisa melakukan apapun, setelah menikahi marsha dan semua aset berpindah tangan padamu silahkan kamu pilih istri yang kamu ingin kan." ucap papa.

Raka masih terdiam sungguh ia tak bisa memilih, benar kata papa nya perusahaan nya sedang tidak baik-baik saja.

Di tempat lain Aulia sedang berbelanja bersama alira, mereka memilih kain yang akan di jadikan seragam untuk keluarga nya. Aulia memilih sepatu untuk dirinya akan di padupadankan dengan gaun nya esok.

" sudah cukup belum nak semua nya".

" sudah umi, ucap Aulia".

" kita makan dulu ya sayang, umi sudah lapar." akhirnya mereka jalan ke restauran yang ada di mall tersebut.

Aulia senang ada alira yang menemani nya berbelanja karena bundanya Aisyah tak bisa, Aisyah tak boleh lelah Fadil tak mengizinkan keluar rumah tanpa dirinya.

Fadil sangat mencintai istrinya dan menyayangi sepenuh hati meski seumur hidup dirinya habiskan untuk merawat Aisyah sang istri.

" makan yang banyak pengantin tak boleh kurus-kurus amat." ucap Alira tersenyum.

" iya umi." Aulia terkekeh.

' umi alira baik sekali, atas penolakan Khalid ia tetap menyayangi ku. Ya Allah maafkan Aulia tega membuat umi alira mungkin kecewa dengan Aulia'. Monolog Aulia dalam hati.

__

Menjelang dua hari pernikahan Aulia, jelas hotel yang akan di pakainya sudah di hias sedemikian rupa. rumah Fadil juga sudah mulai ramai dengan adanya saudara dan tetangga.

Mengenai perusahaan yang di tinggalkan Ammar kini memang Ameer sesekali mengeceknya karena di sana butuh tanda tangan dari Ameer meski ia tak tau menau tentang apapun perusahaan itu.

Hamdan yang menghandel perusahaan itu dan di bantu oleh Mr Jack. Ameer sedang tak ada praktek Hamdan memintanya untuk menemuinya di hotel Mr jack karena dirinya ada meeting di sana.

Nampak Hamdan dan Mr Jack sedang menunggu kedatangan nya juga klien nya saat itu. Ameer langsung menghampiri kedua laki-laki itu yang duduk berhadapan.

" om, Mr, maaf Ameer tadi nidurin Gani dulu". Ucap Ameer ia Salim dan langsung duduk..

" iya tak apa, kita tunggu klien dulu ya sebentar lagi datang."

Tak lama klien yang mereka tunggu datang, hampir dua jam lamanya mereka meeting. Meski Ameer tak begitu mengerti ia tetap mengikuti, jika Hamdan memintanya untuk tanda tangan ia ikut saja.

Meeting di akhiri dengan jabat tangan, pertanda bahwa terjadi kerja sama antar klien. Klien pun pamit untuk pulang.

Terlihat hilir mudik orang-orang di hotel tersebut, mereka sedang duduk di sebuah restoran yang terdapat dalam hotel tepat nya berada di bawah.

" ada acara apa Mr sepertinya ramai sekali orang hilir mudik sejak tadi." tanya Hamdan sembari menyeruput juz nya.

" Ada yang menyewa tempat VVIP akan ada pernikahan nanti malam."

" oh pernikahan, nampaknya orang besar nih yang akan mengadakan acara." ucap Hamdan lagi menelusuri.

" iya rekan kerja kita pemilik perusahaan Permana ".

" oh iya tak adakan resepsi tak mengundang rekan yang lain".

" mungkin nanti ini hanya acara akad saja anaknya kan cuma satu tak mungkin dirinya tak adakan resepsi ".

" oh dapat orang mana ".

" katanya sih sama anaknya pak Batara itu yang akan mencalonkan diri menjadi gubernur ". ucap Mr Jack.

Deg... Ameer jadi teringat cerita abinya kemarin.

Flashback on

Ameer melihat Khalid yang kurang bersemangat hari-hari nya hanya menyepi di mihrab.

Ameer peduli dengan adik iparnya itu hingga ia tak tahan ingin bertanya kepada mertuanya. Ameer pun mendekati Barra yang sedang duduk bersama Gani.

" Abi Ameer boleh tanya sesuatu". Tanya Ameer ia memberi kan gani kepada Khansa memberi isyarat jika ingin berbicara serius kepada abinya.

" iya Ameer katakan saja nak".

" sebenarnya ada apa dengan Khalid Abi, nampaknya dia murung sekali. Siapa wanita yang sudah berani menolaknya."

" Aulia anaknya dokter Fadil, Khalid menyukai Aulia sejak duduk di madrasah ketika pulang dari Kairo ingin mengkhitbah nya tapi Aulia menolak".

" atas alasan apa penolakan nya bi."

" Aulia sudah memilih laki-laki lain untuk menjadi pendamping hidup nya".

" jadi Khalid kecewa gitu bi, siapa laki-laki nya bisa bersaing dengan Khalid". Ameer sungguh penasaran.

Barra ingin menyembunyikan kabar itu tapi tak mungkin saja, karena Ameer bertanya lalu barra menceritakan semuanya kepada Ameer.

" ya Allah kasihan sekali Khalid ya bi." barra mengangguk.

Flashback off

Ameer langsung teringat Khalid sang adik, terus berusaha berfikir jika dugaan nya benar. Apalagi ia juga mendapat undangan jika lusa Aulia akan menikah dengan Raka anak pak Batara.

" kapan pernikahan nya Mr." tanya ameer meyakinkan kembali.

" nanti malam selepas isya katanya". Mr Jack merogoh ponselnya ia memberitahu kan wajah Raka dan Marsha.

Hotel Mr Jack selalu memiliki data siapa yang menyewa hotel nya saat itu. Karena Ameer tak begitu mengenal siapa Raka itu akhirnya ia mengirimkannya kepada abinya.

Barra pun terkejut melihat pada layar gawainya, membaca tulisan yang di beritahu kan oleh Ameer.

" astaghfirullah hal adzim". ucap Barra.

" ada apa mas." tanya alira yang saat itu ada di sampingnya.

" tidak apa-apa, mas keluar dulu ya sayang mau bertemu seseorang".

" ada masalah mas." tanya alira nampak suaminya seperti tergesa-gesa.

" sedikit, pamit ya sayang." barra mengecup kening alira lalu pergi.

Barra seperti tak percaya namun ia ingin memastikan bertemu langsung dengan Fadil, karena barra tak begitu mengenal Raka juga wajah Raka seperti apa. Karena dalam undangan pernikahan Aulia tidak terdapat foto kedua pengantin.

__

Hai reader maaf ya up nya agak telat, penulis lagi ada kesibukan.