NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Pergi

Biarkan Aku Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:742.8k
Nilai: 4.7
Nama Author: Velza

Menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia adalah idaman semua pasangan suami istri. Hal itu juga yang sangat diimpikan oleh Syarifa Hanna.

Menikah dengan pria yang juga mencintainya, Wildan Gustian. Awalnya, pernikahan keduanya berjalan sangat harmonis.

Namun, suatu hari tiba-tiba saja dia mendapat kabar bahwa sang suami yang telah mendampinginya selama dua tahun, kini menikah dengan wanita lain.

Semua harapan dan mimpi indah yang ingin dia rajut, hancur saat itu juga. Mampukah, Hanna menjalani kehidupan barunya dengan berbagi suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Ipar Menyebalkan

Hari-hari berlalu begitu cepat, tak terasa sebulan sudah Hanna mengajukan gugatan di pengadilan agama. Kini dia akan datang ke pengadilan untuk melakukan mediasi, meski keputusannya tetaplah ingin berpisah.

Hanna bersikap biasa saja saat bertemu Wildan, tetapi lain halnya dengan sang suami yang sebentar lagi akan menjadi mantan, menatapnya penuh rindu. Rasa cinta pada sang istri masih sama seperti dulu, tetapi karena perbuatanya yang tak bisa menahan iman hingga membuatnya memilih menikah kedua kalinya, dia tak lagi menemukan sorot penuh cinta dari Hanna. Yang tersisa hanyalah sorot kekecewaan dan ketidak pedulian.

Keduanya memasuki ruang mediasi bersama tanpa ada percakapan apa pun. Yang Hanna inginkan hanyalah gugatannya segera terkabul dan hubungannya dengan Wildan segera berakhir, agar tak ada beban yang ditanggungnya lagi.

Setelah melakukan mediasi, jalan akhir yang ditempuh tetaplah perceraian. Wildan pun hanya bisa pasrah dengan keputusan Hanna.

"Hanna tunggu." Wildan menghentikan langkah kaki Hanna yang hendak masuk mobil.

"Ada apa lagi?" tanya Hanna dengan datar.

"Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu ini, Han? Apa kamu benar-benar ingin berpisah darimu? Apa sudah tak ada sedikit saja rasa cinta di hatimu?" cecar Wildan.

Hanna melipat kedua tangannya di depan dada. "Apa kamu masih belum sadar juga, Mas? Apa kamu pikir rasa cinta itu masih ada saat kamu sudah menghancurkannya dengan keputusanmu yang ingin menikah lagi? Kamu tahu cermin 'kan? Rasa cintaku ibarat cermin yang terjatuh di batu, hancur dalam sekejap mata tanpa bisa diperbaiki lagi. Jadi, untuk apa kamu pertanyakan lagi soal rasa cintaku? Semuanya sudah lenyap bersamaan dengan pengkhianatanmu."

Tanpa menghiraukan Wildan, Hanna segera masuk mobil dan mengendarainya lalu meninggalkan area pengadilan agama.

Hari ini Hanna tak bekerja karena dia sudah meminta izin untuk cuti sehari dan Ardiansyah pun mengizinkan tanpa ada drama. Saat sedang di perjalanan, dia mendapat telepon dari adik iparnya, Adnan.

"Halo," sapa Hanna.

"Halo, Mbak. Lagi di mana sekarang?" tanya Adnan.

"Aku lagi di perjalanan dari pengadilan. Kenapa?"

"Nanti siang ke kantor, ya. Sekalian bawain makan siang buat aku," pinta Adnan.

"Hah! Kamu kira aku istrimu, sampe harus nganterin makan siang buat kamu?" omel Hanna.

"Ya, anggep aja latihan, Mbak. Siapa tahu kamu memang jodohku," goda Adnan.

"Dih, nggak usah berhayal terlalu tinggi, nanti tertampar kenyataan yang nggak sesuai ekspektasi," ujar Hanna yang ditanggapi tawa oleh Adnan.

"Terserah, deh. Pokoknya kamu harus ke sini bawa makan siang, kalau enggak ...,"

"Kalau enggak apa?" sela Hanna.

"Aku bakal bongkar rahasia kamu di depan Kak Wildan dan mama papa."

"Kamu, tuh, lama-lama nyebelin, ya," gerutu Hanna.

"Biarin. Sekarang pilihan ada di tangan Mbak Hanna, bye bye."

Saat akan melayangkan protes, panggilan sudah dimatikan oleh Adnan.

"Dasar ipar nggak ada akhlak," omel Hanna setelah menyimpan ponselnya di dasbor mobil.

...****************...

Setelah hari menjelang siang, rupanya Hanna menuruti keinginan Adnan agar ke kantor dan membawakan makan siang. Sesampainya di kantor, Hanna disambut ramah oleh resepsionis.

"Selamat siang, Bu Hanna," sapa seorang karyawan yang berpapasan dengannya.

"Siang juga," balas Hanna dengan ramah.

"Hanna." Saat akan masuk lift, suara yang sangat familiar memanggil namanya.

"Kamu ngapain ke sini? Itu makanan buat siapa?"

Baru saja hendak menjawab pertanyaan Wildan, suara Adnan menyela obrolan itu. "Sudah datang ternyata. Kenapa nggak langsung ke ruanganku?"

"Apa maksudmu menyuruh Hanna ke ruanganmu?" tanya Wildan dengan raut wajah cemburu.

"Loh, memangnya ada yang salah kalau aku minta Mbak Hanna buat nganter makan siang ke sini?"

"Dia masih istriku dan kamu nggak ada hal untuk meminta dia mengantar makan siang untuk kamu," sentak Wildan.

"Lebih tepatnya calon mantan istri. Karena setelah kalian resmi bercerai, aku yang akan menggantikan posisimu sebagai suaminya." Ucapan Adnan tersebut langsung ditanggapi sorot mata tajam oleh Hanna.

"Aku nggak akan biarin kamu memiliki Hanna."

"Memang apa hakmu melarangku memiliki Mbak Hanna? Toh, sebentar lagi kalian sudah bukan suami istri, jadi nggak ada larangan buat aku deketin dia."

Hanna yang sudah tak tahan dengan perdebatan kakak adik itu, langsung menarik tangan Adnan dan berjalan memasuki lift. Sebelum pintu lift tertutup sempurna, Adnan menjulurkan lidahnya pada Wildan seolah tengah mengejek sang kakak.

"Bisa nggak, sih, nggak usah cari penyakit?" omel Hanna.

"Siapa juga yang cari penyakit?"

"Kamulah, siapa lagi memangnya?"

"Aku nggak cari penyakit, ya, Mbak. Aku bicara sesuai fakta, emangnya Mbak Hanna nggak mau nikah sama aku? Aku nggak kayak Kak Wildan, jadi nggak perlu khawatir aku bakal menduakan kamu," goda Adnan sambil menarik turunkan kedua alisnya.

"Nggak usah ngarep, deh. Siapa juga yang mau punya suami petakilan dan banyak tingkah kayak kamu," gerutu Hanna.

"Awas, nanti kamu beneran jatuh cinta ke aku, loh, Mbak," ucap Adnan yang masih terus menggoda Hanna.

"Terserah apa katamu, Nan. Aku yang waras mending ngalah aja," pungkas Hanna.

Kini giliran Adnan yang melotot karena secara tak langsung Hanna mengatai dirinya gila. "Sungguh teganya dirimu, Mbak."

1
❄️ sin rui ❄️
kurang menantang, pelakor nya kurang ngelunjak, malah cengeng, padahal istri sah udah badasss banget ehh pelakor nya nangis mulu ahh gak seru 🤣
Eko Sujati
Luar biasa
Tiur Lina
ceritanya keren.. simpel tidak bertele-tele.👍
Novella Amatus
bagaimana kabar novita dan wildan Thor?
Edi marsih
Luar biasa
DN
Hanna bodoh jg knp msh ngikutin terus keinginan Adnan.
DN
Mungkin si pengirim adalah Wildan
DN
Luar biasa
Yuni Safitri
Kecewa
Yuni Safitri
Buruk
Umy Dila
Lumayan
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Indah Rohmiatun
syukurin loe novita makanya jgn jadi pelakor
Indah Rohmiatun
bagaimana Wildan enak di cuekin ,biar tau rasa itu si wildan dan pelakor tak tau diri itu
Siti Hadijah
Luar biasa
Indah Rohmiatun
biar tau rasa tu si pelakor
Sulastri
Luar biasa
Sulastri
wanita tuh paling anti d madu perempuan mana yang mau d madu 😡
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
kenapa y...saya malah kasian sama istri ke 2..?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!