seorang Alika Alexandra, jenius dari zaman modern. berpindah ke tubuh seorang putri yang di asingkan.
setelah bangun di tubuh putri Amelia anabela Allen itu dan mengetahui kisah tentang hidup sang gadis, ia bertekad untuk menjauh saja. melupakan tentang balas dendam. karena, balasan dendam terbaik nya, ialah hidup sukses dan baik tanpa pasongan dari orang lain.
lagi pula, tubuh ini adalah miliknya dan terserah dia mau bagaimana. tapi, perlu di garis bawahi, ia tidak akan mencari musuh, tapi kalau musuh datang, ia takkan lari.
lalu, bagaimana kisah nya nanti.? apakah ia akan berhasil dengan rencana hidupnya ? ikuti terus ya...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. rencana Amelia
Entah apa yang Amelia rencanakan saat ini. Kedua pelayan itu pun langsung menundukkan kepalanya. Tentu saja mereka tidak berani.
"Kalian disini saja ya. Lagi pula, aku pergi bersama si biru dan si hitam." Ucap Amelia lagi, merasa bersalah karena memarahi keduanya. Selama setahun ini juga, Amelia melatih kedua harimau nya, agar lebih peka dan tajam. Jika nanti ada bahaya dan ada yang meminta pertolongan.
"Baiklah nona. Maafkan kami, kami hanya menghawatirkan nona. Kalau begitu, nona berhati-hatilah. Kami akan disini untuk menunggu kepulangan nona." Ucap Rubi. Walaupun tidak rela, tapi apa boleh buat. Dari pada membuat nona mereka marah dan merasa tidak nyaman. Amelia pun tersenyum.
"Hehehe... Gitu donk. Kalau begitu, aku pergi dulu. Ingat, jangan tinggalkan gubuk jauh-jauh." Amelia mengingatkan mereka. Sambil mengangkat jarinya memperingati kedua nya.
"Baik nona. Berhati-hatilah, kami menunggu nona." Ucap mereka. Setelah itu, Amelia langsung mengajak kedua harimau nya untuk pergi.
***
Amelia memilih untuk pergi ke kota raja. kota raja yang terdekat dengan hutan tempat mereka tinggal. Ya walaupun tidak terlalu dekat dekat amat. Ia berencana mencari hunian untuk mereka bertiga. Amelia memikirkan untuk pergi dari sana. Lagi pula, diruang di penyimpanan yang diberi oleh harimau putih itu begitu banyak koin emas dan permata.
note: cincin ruang penyimpanan, adalah sebuah artefak yang digunakan untuk menyimpan berbagai jenis kekayaan mereka dizaman kuno ini. dan hanya dimiliki oleh orang orang yang memiliki kekuasaan dan kekayaan. dan cincin yang Amelia miliki itu tak terbatas.
sementara, ruang dimensi adalah salah satu ruang yang tercipta dari sebuah cikal bakal kekuatan yang bermula dari kecil, hingga menjadi besar dan luas. semakin besar kekuatan seorang pengguna, maka akan semakin luas ruang dimensi itu. dan juga bisa menyimpan sebuah harta yang berharga serta memiliki energi yang padat. itulah mengapa, ia dapat memilih dan mengenali penerusnya.
sementara, ruang penyimpanan Itulah yang akan di manfaatkan oleh Amelia. Ditengah perjalanan. Amelia menyuruh kedua harimau nya untuk masuk kedalam ruang dimensi sebelum melanjutkan perjalanan nya. Biar tidak terlalu menarik perhatian.
"Biru, hitam. Kalian berdua masuk kedalam ruang dimensi, agar tidak menarik perhatian." Ucap Amelia.
"Baik nona." Kedua harimau itu pun langsung dimasukkan kedalam ruang dimensi. Amelia juga ikut masuk, ia berencana untuk melakukan penyamaran di perjalanan nya ini, sebelum bertindak.
Sring
Alen yang sedang sibuk mengurus beberapa herbal untuk dipanen Langsung terkejut. Ia melihat dua ekor harimau yang tidak asing, mendarat di lautan perkebunan herbalnya. Melihat tanaman herbalnya menjadi rusak, Alen langsung berteriak.
"YAAAA...!!!! DASAR SEMPRUL. KALIAN MERUSAK KEBUN HERBAL KU..!!! KEMARI KALIAN.!!" ujar Alen dengan marah. Kedua harimau yang belum menyadari kesalahannya itu, malah di buat terbengong-bengong.
"KEMARI KALIAN. AKU AKAN MEMUKUL PANTAT KALIAN SAMPAI MERAH." ujar Alen lagi dengan marah. Menyadari kesalahan mereka yang membuat Alen marah, sontak keduanya langsung memandang satu sama lain.
Mereka tidak menyangka, kalau Alen mengamuk karena mereka salah mendarat. Melihat kemarahan yang sudah meluap-luap itu, membuat mereka langsung ngacir, lari dari amukan Alen.
"LARIIIIII.." teriak biru kepada hitam. Sontak keduanya pun langsung lari terbirit-birit agar tak di tangkap oleh Alen. Melihat kedua pelaku itu lari, Alen langsung berteriak lagi.
"YAAA... JANGAN LARI KALIAN.." teriaknya dan langsung berlari mengejar keduanya. Maka terjadilah aksi kejar-kejaran di antara mereka.
Tak lupa, biru dan hitam menjahili Alen dengan memukul pantat Alen ketika ia sedang berkonsentrasi dengan satu orang, maka yang lain akan memukul pantat nya, dan begitulah seterusnya sampai Alen menyerah. Amelia yang sedari tadi menonton aksi itu, dibuat tertawa terbahak-bahak oleh ketiganya.
"Hah hah hah hentikan, aku menyerah. Kalian menyebalkan." Ucap Alen sambil ngos-ngosan. Ia meletakkan kedua tangannya diatas lutut nya sehingga seperti orang yang sedang rujuk.
"Hehehe... Kami minta maaf. Lagi pula, kami tidak sengaja mendarat di kebun herbal itu." Ucap biru dengan ekspresi lucu, berharap Alen akan memaafkan mereka.
"Hais, jangan berekspresi seperti itu. Bukannya lucu, wajah mu malah menyeramkan.." ujar Alen. Perdebatan itu terus terjadi sampai Amelia menghentikan mereka.
"Sudah-sudah. Jangan berdebat lagi. Oh iya Alen, apa di kediaman ku ada baju zaman modern yang bisa ku kenakan..??" Tanya Amelia kepada Alen. Alen langsung menatap Amelia.
"Ada Mel, kamu cari saja di kediaman mu itu lagi pula,kamu yang paling tau dengan baju-baju itu." Ujar Alen dengan ketus. Ia masih kesal dengan sikembar harimau. Alen merubah panggilan nya kepada Amelia, atas permintaan Amelia sendiri.
Walaupun keduanya keras kepala, tapi akhirnya Alen mengalah juga. Berbeda dengan kedua pelayannya. Mereka tetap akan memanggil Amelia dengan sebutan nona. Ya, walaupun mereka tidak akan membatasi interaksi dengan Amelia.
Akhirnya Amelia pergi menuju kediaman nya dan segera mengganti pakaiannya. Setelah itu, ia langsung berpamitan kepada Alen dan kedua harimau akan tinggal di ruang dimensi.
***
Kini, Amelia telah sempurna dalam penyamarannya. Ia menggunakan baju yang serba hitam seperti seorang agen pembunuh bayaran di zaman modern. Hanya saja, ia memakai pakaian tertutup yang pas di tubuhnya. Ia juga menggunakan topi dan masker mulut.
Amelia langsung melompat seperti kingkong dari dahan ke dahan. Tujuannya yaitu kota raja kerajaan Merkurius. Ia akan mencari hunian untuk mereka menetap disana. Lagi pula, ia tidak yakin kalau orang tua Amelia yang asli akan menjemput mereka, buktinya telah setahun lamanya, pihak istana sama sekali tak ada yang menjenguk.
Di tengah perjalanannya, ia mendengar suara bising bising seperti orang yang sedang bertarung. Amelia sontak berhenti dan menajamkan penglihatan dan pendengaran nya. Ternyata benar. Tak jauh dari sana ada segerombolan orang yang sedang bertarung. Tanpa menunggu lama. Amelia langsung melesat pergi mendekati tempat pertarungan itu.
Disana terlihat perlawanan yang tidak seimbang, apa lagi seperti, beberapa orang dari pihak yang berpakaian seperti prajurit atau pengawal itu, banyak yang terluka. Dan beberapa orang berjubah hitam itu begitu sangat mendominasi dalam pertarungan itu. Ia kembali mengamati sebelum bertindak. Terlihat, dua orang wanita yang ada di dalam kereta sedang berpelukan untuk menenangkan satu sama lain. Mereka sudah cukup pasrah dengan keadaan.
"Ternyata, aku harus turun untuk membantu. Kasihan kedua paruh baya itu." Ujar Amelia. Apalagi, sepertinya mereka benar-benar telah ketakutan. Saat Amelia sedang mengamati, Tiba-tiba, ada sebuah anak panah melesat dengan cepat kearah kedua wanita yang ada di dalam kereta. Amelia yang melihat itu langsung bereaksi dengan cepat.
Sring
Akhirnya panah itu terhalau olehnya. Seketika suasana menjadi hening. Orang yang melesatkan anak panah itu tidak terima.
"Sialan!!" Umpat nya. Tak mau. Menyerahkan, ia langsung melesat kan lagi beberapa anak panah kearah Amelia. Namun dengan mudah di tahan olehnya.
untuk terus berkembang menjadi yg terbaik
ada rendang di jaman kerajaan (cakeeep)
makin kacau meeen....😆😆😆
keluar segera dari hutan dan memulai hidup dan bisnis yg baru di daerah lain.
walau itupun kesalahan kita, tapi seharusnya sebagai ortu bisa bijaksana dalam menyikapi.
Kutunggu part 2 nya🤍