🏆🥈Juara 2 YAAW S 10
" Aku akan melakukan apapun untukmu. Meski harus kembali menemui pria itu. Hidupmu adalah hidupku. Bunda mohon bertahanlah sayang. Hanya kamu hidup bunda nak. "
Akibat kesalahan semalam yang dia perbuat Kaluna melahirkan seorang putra yang ia beri nama Taraka. Ia membesarkan Tara seorang diri, namun hancur hati Kaluna saat dokter memvonis putra nya yang berusia 5 tahun ini dengan penyakit yang mengancam nyawa.
Kesehatan Taraka semakin memburuk. Dengan berat hati ia pun Akhirnya pergi mencari pria tersebut agar putranya bisa hidup lebih lama.
Bagaimana reaksi si pria saat tahu dia ternyata memiliki putra dari wanita yang bahkan sama sekali tidak dikenalnya itu?
Akankah hidup Taraka terselamatkan?
Folow IG author @anns_indri
Kalau suka jangan lupa tinggalkan like setelah membaca. Terimakasih. Like Anda dukungan terbesar bagi penulis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JMB 23. Seharusnya Begitu
Seharian bersama ayah dan opa juga omanya membuat Taraka begitu bahagia. Senyum bocah kecil itu terus saja mengembang bahkan saat ayahnya sudah kembali ke kamar rawat nya sendiri. Kaluna tentu ikut bahagia melihat putranya tersenyum seperti itu. Senyum lepas tanpa beban jelas bisa Kaluna rasakan.
" Apakah Tara suka bersama dengan Ayah?" tanya Kaluna kepada sang putra.
" Suka suka suka, Tara sangat suka bersama dengan ayah. Opa dan oma juga sangat baik," jawab bocah itu menirukan aksen kartun bocah kembar botak kegemarannya.
Kaluna tampaknya semakin yakin dengan ide gila yang melintas di otaknya. Dan mungkin dia benar-benar sudah gila karena memiliki pikiran yang seperti itu.
Tara yang melihat bunda nya tiba-tiba diam melamun menjadi curiga. Ia yakin saat ini bundanya sedang dalam keadaan tidak baik. Jika raut wajah bundanya seperti itu ditambah keningnya sedikit berkerut dan jari-jarinya tak berhenti bergerak, maka bisa dipastikan sedang memikirkan sesuatu.
" Sayang, apa Tara mau jika ayah meminta Tara tinggal bersama ayah?"
" Apakah ayah benar begitu? Jika benar tentu Tara mau. Tapi bersama bunda kan? Tara nggak mau kalau tinggal sama ayah tapi tidak ada bunda."
Glek
Kaluna menelan saliva nya dengan susah payah. Bagaimana bisa dia akan tinggal bersama dengan mantan dosennya itu jika mereka tidak ada hubungan apapun. Kaluna hanya mengusap tengkuknya karena tidak bisa menjawab ucapan sang putra.
" Assalamualaikum."
" Waalaikumsalam, Ciara, om, tante?"
Kaluna sungguh terkejut dengan kedatangan adik sepupunya. Tak dipungkiri Kaluna juga rindu kepada gadis itu. Ciara langsung berlari dan memeluk Kaluna. Tangis keduanya pecah. Baik Kaluna maupun Ciara saling memeluk dengan erta.
" Mbak kemana aja sih, nggak pernah ngasih kabar. Ilang-ilangan begitu," tukas Ciara sambil melerai pelukannya dan menghapus air mata yang terlanjut merembes di pipinya.
Kaluna hanya tersenyum simpul lantas meraih tangan Septian dan Laila lalu menciumnya bergantian. Septian mengusap kepala sang keponakan dan Laila memeluk tubuh Kaluna dengan erat. Kaluna dan Ciara tumbuh bersama. Ia juga dekat dengan keponakannya itu.
" Bunda!"
Panggilan Tara membuyarkan keakraban para orang dewasa tersebut. Semua mata langsung tertuju kepada bocah berusia 5 tahun yang bersandar pada hospital bad nya. Kaluna menghampiri Tara diikuti Ciara dan kedua orang tuanya.
" Sayang, ini Tante Ciara dan itu adalah kakek Tian dan nenek Laila. Beri salam buat semuanya."
" Assalamualaikum tante, kakek dan nenek. Aku Taraka, anak bunda yang paling ganteng sejagat raya."
Ciara langsung terhipnotis oleh putra kakak sepupunya itu. Keduanya langsung terlihat akrab. Pun dengan Septian dan Laila. Mereka yang hanya memiliki Ciara tentu dibuat senang melihat Tara. Sudah lama tidak mendengar celotehan anak kecil membuat hati mereka menghangat melihat tingkah bocah kecil itu.
" Apakah semua nya sudah baik-baik saja Kal?"
" Sudah tante, Tara sudah sangat jauh lebih baik. Hanya saja tetap harus menjaga pola makan dan tetap dalam pengawasan tim dokter karena kata dokter orang yang menerima transplantasi sumsum tulang belakang rawan terkena infeksi."
Kaluna membuang nafasnya dengan begitu berat. Mengingat hal tersebut tampaknya ia harus berhenti bekerja karena harus intens merawat putranya. Lalu apakah ia akan kembali menganggur dan hanya akan menjadi beban kedua orang tuanya? Kaluna tidak bisa berpikir sat ini.
namun satu yang pasti, ia akan kembali ke rumah orang tuanya. Sebuah rencana tentang hidup kedepannya adalah ia akan menitipkan putranya kepada sang mama agar tetap bisa bekerja. Tapi rupanya ia tidak bisa kembali ke LS butik. Kaluna sudah membuat surat resign.
" Selamat siang. Saya akan memeriksa keadaan Tara, hay ganteng. bagaimana perasaanmu."
" I feel so good om."
Ciara memundurkan tubuhnya lalu duduk di sofa bersama dengan kedua orang tuanya, membiarkan Taraka diperiksa oleh Dokter Nataya. Ciara tentu tidak asing dengan Nataya. Beberapa kali bertemu membuat mereka saling mengenal.
" Apa ada yang sakit boy."
" Nggak ada om, apalagi sekarang Tara sudah bertemu dengan ayah. Doa Tara dikabulkan oleh Allaah, jadi sakitnya langsung bablas deh."
Nataya tersenyum mendengar ucapan keponakannya itu. Ia sesaat melirik ke arah Kaluna. Wanita itu hanya menunduk dalam sembari menautkan jari-jari nya. Nataya bisa melihat kegelisahan ibu dari keponakannya itu. Mungkin Kaluna benar-benar merasa tidak enak dengan Ciara. Nataya hanya bisa membuang nafas nya kasar.
" Baiklah, semuanya baik. Om permisi dulu ya, Kak Kal aku permisi dulu."
Kaluna terkejut saat Nataya tiba-tiba memanggilnya begitu. Beberapa aat yang lalu Nataya masih memanggilnya nyonya dan sekarang tiba-tiba kakak sungguh Kaluna tidak mengerti. Ia hanya menganggukkan kepalanya dengan tersenyum kaku. Sedangkan Nataya tak banyak bicara dengan Ciara dan kedua orang tuanya. Ia hanya menunduk sejenak tersenyum dan berlalu dari kamar Taraka.
" Mbak Kaluna kenal akrab dengan Dokter Nataya?" tutur Ciara. Gadis itu merasa Nataya seperti mengenal Kaluna melalui sapaan yang Nataya berikan kepada kakak sepupunya tersebut.
" Aah mungkin karena Tara dirawat di sini jadi kami semakin akrab," kilah Kaluna. Ia menjadi bingung bagaimana harus bereaksi terhadap pertanyaan Ciara.
Kaluna membuang nafasnya kasar, ada perasaan bersalah yang menggelayut dalam hatinya. Ia merasa seperti seorang wanita yang merebut pria milik adiknya. Pikiran itu lah yang berkecamuk dalam kepalanya saat ini. Kaluna tidak tahu jika Yasa sudah memutuskan hubungan keduanya.
" Bunda, kok ayah belum kemari lagi?"
" Sayang, ini sudah malam. Jadi sebaiknya Tara tidur ya, besok lagi main sama ayahnya. Ayah juga harus istirahat."
Tara mengangguk patuh dengan setiap apa yang dikatakan oleh bunda nya. Bocah itu melafalkan doa lalu memejamkan matanya. Tak berselang lama Taraka tertidur, rupanya obat yang tadi diminumnya sudah menunjukkan reaksi.
Kaluna memebenarkan selimut milik putranya lalu duduk dihadapan Ciara, Septian dan Laila. Semua mata tertuju kepada Kaluna. Wanita itu tahu, pasti semua orang dalam ruangan tersebut penasaran mengenai perkataan Tara.
" Apa kalian sudah bersama Kal. Jika itu memang terjadi maka bagus. paman ikut senang. Sudah sepatutnya begitu, bagaimana pun Tara membutuhkan ayahnya bukan?"
Kaluna hanya diam saja, ia tidak tahu bagaimana harus menanggapi perkataan pamannya tersebut. Bahkan petuah-petuah saat ini sudah ia terima dari kedua orang tua Ciara.
" Tapi mbak, apakah mbak akan memaafkan begitu saja apa yang sudah pria itu berbuat. Dia sudah sangat jahat karena tidak bertanggung jawab. Sampai-sampai mbak harus lari dari rumah dan membesarkan anak mbak sendiri."
" Cia, bukan pria itu yang salah tapi mbak yang salah."
Ciara memicingkan matanya. Jika biasanya peristiwa begini sang pria yang menjadi target dari semua kesalahan tapi ini kakak sepupunya malah tidak menyalahkan sama sekali pria tersebut. Ciara tentu tidak habis pikir dengan pola pikir sang kakak.
" Mbak, apapun alasannya dia seharusnya mencari mbak. Dia harus bertanggung jawab atas mbak dan Tara."
" Ya seharusnya memang begitu!"
Seseorang masuk dan membuat mata semua orang membulat sempurna.
TBC